Rabu, 29 Februari 2012

Indonesia Menggugat Jilid Dua


Hendrajit, Direktur Eksekutif Global Future Institute 

INILAH FAKTA-FAKTA KEJAHATAN EKONOMI PEMERINTAHAN SBY YANG BERHALUAN NEO-LIB

Di masa Raffles (1811) pemilik modal swasta hanya boleh menguasai lahan maksimal 45 tahun.Di masa Hindia Belanda (1870) hanya boleh menguasai lahan maksimal selama 75 tahun.

DI masa Susilo Bambang Yudhoyono? Merujuk pada UU 25/2007 pemilik modal diperbolehkan menguasai lahan selama 95 tahun. Teritorial Indonesia (tanah dan laut) telah dibagi dalam bentuk KK Migas, KK Pertambangan, HGU Perkebunan, dan HPH Hutan. Total 175 juta hektar (93% luas daratan Indonesia) milik pemodal swasta/asing.

Lalu bagaimana dengan kebijakan Pemerintah SBY memerangi kemiskinan? Pantes Indonesia kualat kepada bapak bangsa dan proklamtor kita Bung Karno. Peringatan beliau bahwa Indonesia bisa jadi negara kuli di antara bangsa-bangsa (The coolie among nations), nampaknya dianggap sepi oleh para penerus bangsa.
Mari kita simak fakta-fakta berikut ini: 

Dengan total anggaran belanja 3.660 trilyun (tahun 2005 s/d 2009), selama 1825 hari kerja, rezim ini hanya mampu menurunkan jumlah orang miskin dari 36,1 juta (16,6%) menjadi 32,5 juta (14,15%).Sumber lain malah menyebut terjadi penambahan jumlah orang miskin. Sementara pengangguran terbuka makin meningkat dari 7% menjadi lebih-kurang 8,5%. Padahal sebagian rakyatnya sudah rela jadi "kuli" di Arab Saudi, Malaysia, Korea, Hongkong, Singapura dan lain-lain.

Sekarang mari kita simak Fakta-fakta  baru seputar  subversi ekonomi yang dilakukan Pemerintah SBY:
Sebanyak 85% kekayaan migas,75% kekayaan batubara, 50% lebih kekayaan perkebunan dan hutan dikuasai modal asing. Hasilnya 90% dikirim dan dinikmati oleh negara-negara maju. Sementara China tidak mengekspor batubara, Jepang terus menumpuk cadangan batubaranya.

Sekarang kita harus bertarung di pasar bebas dagang dengan China - Asean. Ibarat petinju kelas bulu diadu dengan petinju kelas berat dunia. Sekadar informasi, 40 tahun lalu pendapatan rakyat Asia Timur rata-rata sebesar US$ 100, bahkan China cuma US$ 50. Kini Malaysia tumbuh 5 kali lipat lebih besar dari pendapatan Indonesia, Taiwan (16 kali lipat), Korea (20 kali lipat), China (1,5 kali lipat) dan telah jadi raksasa ekonomi, politik, dan militer di ASIA.

Ke mana hasil sumber daya alam kita yang sudah dikuras selama hampir 40 tahun ini? Ya memperkaya negara Barat, Singapura, ASIA Timur dan tentu saja para konglomerat KAPITALIS di INDONESIA. Ekonomi Indonesia hanya dikendalikan oleh 400-an keluarga yang menguasai ribuan perusahaan. Sejak Orde Baru mereka dapat monopoli kredit murah, perlindungan tarif, kuota, dan sebagainya. Semua itu karena mereka memberi upeti kepada penguasa. Sementara usaha kecil yang puluhan juta dianiya, digusur, dan dipinggirkan.

Akibat dari BLBI 1997, di mana Boediono terlibat dan dipecat oleh Soeharto, maka banyak bank berantakan. Kemudian direkapitalisasi ratusan trilyun. Bunga rekapitalisasi setiap tahunnya ditanggung oleh rakyat Indonesia melalui APBN sebesar puluhan trilyun untuk jangka 30 tahun ke depan.

Yang menikmati BLBI di antaranya Syamsul Nursalim dkk, ongkang-ongkang kaki di Singapura( bahkan melalui Ayin tetap menjalin "persahabatan" dengan PENGUASA Indonesia). Parahnya lagi, sekarang keadaan perbankan 66-70% sudah dikuasai oleh modal asing. Sebagian bank yang dikuasai asing itu menikmati bunga rekapitalisasi yang ditanggung oleh APBN tersebut. Kesimpulannya, negara Indonesia ini sudah berantakan dalam aspek-aspek mendasarnya (teritori, keuangan, hutang).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar