Jumat, 30 Maret 2012

Mati Tersenyum Ala Bung Karno


|PERCAKAPAN BUNG KARNO DAN KADIRUN YAHYA|

Suatu hari, pada sekitar bulan Juli 1965, Bung Karno berdialog dengan Kadirun Yahya, anggota dewan kurator seksi ilmiah Universitas Sumatra Utara (USU).


Bung Karno (BK): Saya bertanya-tanya pada semua ulama dan para intelektual yang saya anggap tahu, tapi semua jawaban tidak ada yang memuaskan saya, en jij bent ulama, tegelijk intellectueel van de exacta en metaphysica-man.
Kadirun Yahya (KY): Apa soalnya Bapak Presiden?
BK: Saya bertanya lebih dahulu tentang hal lain, sebelum saya memajukan pertanyaan yang sebenarnya. Manakah yang lebih tinggi, presidentschap atau generaalschap atau professorschap dibandingkan dengan surga-schap?
KY: Surga-schap. Untuk menjadi presiden, atau profesor harus berpuluh-puluh tahun berkorban dan mengabdi pada nusa dan bangsa, atau ilmu pengetahuan, sedangkan untuk mendapatkan surga harus berkorban untuk Allah segala-galanya berpuluh-puluh tahun, bahkan menurut Hindu atau Budha harus beribu-ribu kali hidup baru dapat masuk nirwana.
BK: Accord, Nu heb ik je te pakken Proffesor (sekarang baru dapat kutangkap Engkau, Profesor.) Sebelum saya ajukan pertanyaan pokok, saya cerita sedikit: Saya telah banyak melihat teman-teman saya matinya jelek karena banyak dosanya, saya pun banyak dosanya dan saya takut mati jelek. Maka saya selidiki Quran dan hadist. Bagaimana caranya supaya dengan mudah menghapus dosa saya dan dapat ampunan dan mati senyum; dan saya ketemu satu hadist yang bagi saya sangat berharga.
Bunyinya kira-kira begini: Seorang wanita pelacur penuh dosa berjalan di padang pasir, bertemu dengan seekor anjing yang kehausan. Wanita tadi mengambil segayung air dan memberi anjing yang kehausan itu minum. Rasulullah lewat dan berkata, “Hai para sahabatku, lihatlah, dengan memberi minum anjing itu, terhapus dosa wanita itu di dunia dan akhirat dan ia ahli surga!!! Profesor, tadi engkau katakan bahwa untuk mendapatkan surga harus berkorban segala-galanya, berpuluh tahun itu pun barangkali. Sekarang seorang wanita yang banyak berdosa hanya dengan sedikit saja jasa, itu pun pada seekor anjing, dihapuskan Tuhan dosanya dan ia ahli surga. How do you explain it Professor? Waar zit‘t geheim?
Kadirun Yahya hening sejenak lalu berdiri meminta kertas.
KY: Presiden, U zei, dat U in 10 jaren’t antwoor neit hebt kunnen vinden, laten we zein (Presiden, tadi Bapak katakan dalam 10 tahun tak ketemu jawabannya, mari kita lihat), mudah-mudahan dengan bantuan Allah dalam dua menit, saya dapat memberikan jawaban yang memuaskan.
Bung karno adalah seorang insinyur dan Kadirun Yahya adalah ahli kimia/fisika, jadi bahasa mereka sama: eksakta.
KY menulis dikertas:10/10 = 1.
BK menjawab: Ya.
KY: 10/100 = 1/10.
BK: Ya.
Y: 10/1000 = 1/100.
BK: Ya.
KY: 10/bilangan tak berhingga = 0.
BK: Ya.
KY: 1000000/ bilangan tak berhingga = 0.
BK: Ya.
KY: Berapa saja ditambah apa saja dibagi sesuatu tak berhingga samadengan 0.
BK: Ya.
KY: Dosa dibagi sesuatu tak berhingga sama dengan 0.
BK: Ya.
KY: Nah…, 1 x bilangan tak berhingga = bilangan tak berhingga. 1/2 x bilangan tak berhingga = bilangan tak berhingga. 1 zarah x bilangan tak berhingga = tak berhingga.
Perlu diingat bahwa Allah adalah Mahatakberhingga. Sehingga, sang wanita walaupun hanya 1 zarah jasanya, bahkan terhadap seekor anjing sekali pun, mengkaitkan, menggandengkan gerakkannya dengan Yang Maha Akbar, mengikutsertakan Yang Mahabesar dalam gerakkannya, maka hasil dari gerakkannya itu menghasikan ibadat paling besar, yang langsung dihadapkan pada dosanya yang banyak, maka pada saat itu pula dosanya hancur berkeping keping. Hal ini dijelaskan sebagai berikut: (1 zarah x tak berhingga)/dosa = tak berhingga.
BK diam sejenak lalu bertanya: Bagaimana ia dapat hubungan dengan Sang Tuhan?
KY: Dengan mendapatkan frekuensinya. Tanpa mendapatkan frekuensinya tidak mungkin ada kontak dengan Tuhan. Lihat saja, walaupun 1mm jaraknya dari sebuah zender radio, kita letakkan radio kita dengan frekuensi yang tidak sama, radio kita tidak akan mengeluarkan suara dari zender tersebut. Begitu juga, walaupun Tuhan dikabarkan berada lebih dekat dari kedua urat leher kita, tidak mungkin kontak jika frekuensinya tidak sama.
BK berdiri dan berucap: Professor, you are marvelous, you are wonderful, enourmous. Kemudian dia merangkul KY dan berkata: Profesor, doakan saya supaya saya dapat mati dengan senyum di belakang hari.
Beberapa tahun kemudian, Bung karno meninggal dunia. Resensi-resensi harian-harian dan majalah-majalah ibukota yang mengkover kepergian beliau, selalu memberitakan bahwa beliau dalam keadaan senyum ketika menutup mata untuk selama-lamanya.

:-)

'Diserbu' Waralaba Asing, Indonesia Malah Buka Tangan



Pemerintah menyambut baik 11 waralaba asing yang diperkenalkan di Indonesia. Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Gunaryo mendukung sepanjang bisa mendorong kesempatan berusaha dan penggunaan produk dalam negeri.
"Jadi kita jangan iri dengan investasi. Kalau waralaba lokal yang banyak menggunakan produk luar juga saya tidak sepakat," ujar Gunaryo saat ditemui di DPR, Kamis (29/3).
Gunaryo menuturkan regulasi tentang waralaba masih dibahas di Kementerian Perdagangan. Menurutnya, aturan itu mungkin akan selesai bulan depan. "Nanti akan diplenokan dulu," ujarnya.
Dalam aturan itu, nantinya akan ada pembagian kesempatan kepada pelaku usaha di dalam negeri agar lebih banyak terlibat dalam dunia usaha. Selama ini pelaku waralaba didominasi orang-orang tertentu saja.
Masing-masing sektor waralaba akan memiliki aturan sendiri. Misalnya, untuk kuliner, ritel dan jasa. "Ritel ini kita agak perlu cermat jangan sampai (regulasinya) menghambat perkembangan," ujarnya.
Gunaryo menekankan UKM di daerah harus didorong untuk turut terlibat dalam usaha ritel. Selama ini, waralaba kerap dikeluhkan sebagai 'piranha' bagi warung atau toko tradisionel. Pembinaan itu dimulai dari memajukan kios-kios yang penjualannya belum tersistem dengan baik.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengungkapkan agar UKM dan pengusaha lokal bisa bersaing dengan waralaba, harus didorong dalam hal peningkatan konektivitas.



Kamis, 29 Maret 2012

Bung Karno dan Politik Minyak (The Power of Oil)



“Jangan Dengarkan Asing..!!”Itulah yang diucapkan Bung Karno di tahun 1957 saat ia mulai melakukan aksi atas politik kedaulatan modal. Aksi kedaulatan modal adalah sebuah bentuk politik baru yang ditawarkan Sukarno sebagai alternatif ekonomi dunia yang saling menghormati, sebuah dunia yang saling menyadari keberadaan masing-masing, sebuah dunia co-operasi, “Elu ada, gue ada” kata Bung Karno saat berpidato dengan dialek betawi di depan para mahasiswa sepulangnya dari Amerika Serikat.


Pada tahun 1957, perlombaan pengaruh kekuasaan meningkat antara Sovjet Uni dan Amerika Serikat, Sovjet Uni sudah berani masuk ke Asia pasca meninggalnya Stalin, sementara Mao sudah ambil ancang-ancang untuk menguasai seluruh wilayah perbatasan Sovjet Uni dengan RRC di utara Peking. Bung Karno sudah menebak Amerika Serikat dan Sovjet Uni pasti akan rebutan Asia Tenggara. “Dulu Jepang ngebom Pearl Harbour itu tujuannya untuk menguasai Tarakan, untuk menguasai sumber-sumber minyak, jadi sejak lama Indonesia akan jadi pertaruhan untuk penguasaan di wilayah Asia Pasifik, kemerdekaan Indonesia bukan saja soal kemerdekaan politiek, tapi soal bagaimana menjadiken manusia yang didalamnya hidup terhormat dan terjamin kesejahteraannya” kata Bung Karno saat menerima beberapa pembantunya sesaat setelah pengunduran Hatta menjadi Wakil Presiden RI tahun 1956. Saat itu Indonesia merobek-robek perjanjian KMB didorong oleh kelompok Murba, Bung Karno berani menuntut pada dunia Internasional untuk mendesak Belanda menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia “Kalau Belanda mau perang, kita jawab dengan perang” teriak Bung Karno saat memerintahkan Subandrio untuk melobi beberapa negara barat seperti Inggris dan Amerika Serikat.
“Gerak adalah sumber kehidupan, dan gerak yang dibutuhkan di dunia ini bergantung pada energi, siapa yang menguasai energi dialah pemenang” Ambisi terbesar Sukarno adalah menjadikan energi sebagai puncak kedaulatan bangsa Indonesia, pada peresmian pembelian kapal tanker oleh Ibnu Sutowo sekitar tahun 1960, Bung Karno berkata “Dunia akan bertekuk lutut kepada siapa yang punya minyak, heee….joullie (kalian =bahasa belanda) tau siapa yang punya minyak paling banyak, siapa yang punya penduduk paling banyak…inilah bangsa Indonesia, Indonesia punya minyak, punya pasar. Jadi minyak itu dikuasai penuh oleh orang Indonesia untuk orang Indonesia, lalu dari minyak kita ciptaken pasar-pasar dimana orang Indonesia menciptaken kemakmurannya sendiri”.
Jelas langkah Sukarno tak disukai Amerika Serikat, tapi Moskow cenderung setuju pada Sukarno, ketimbang harus perang di Asia Tenggara dengan Amerika Serikat, Moskow memutuskan bersekutu dengan Sukarno, tapi perpecahan Moskow dengan Peking bikin bingung Sukarno. Akhirnya Sukarno memutuskan maju terus tanpa Moskow, tanpa Peking untuk berhadapan dengan kolonialis barat.
Di tahun 1960, Sukarno bikin gempar perusahaan minyak asing, dia panggil Djuanda, dan suruh bikin susunan soal konsesi minyak “Kamu tau, sejak 1932 aku berpidato di depan Landraad soal modal asing ini? soal bagaimana perkebunan-perkebunan itu dikuasai mereka, jadi Indonesia ini tidak hanya berhadapan dengan kolonialisme tapi berhadapan dengan modal asing yang memperbudak bangsa Indonesia, saya ingin modal asing ini dihentiken, dihancurleburken dengan kekuatan rakyat, kekuatan bangsa sendiri, bangsaku harus bisa maju, harus berdaulat di segala bidang, apalagi minyak kita punya, coba kau susun sebuah regulasi agar bangsa ini merdeka dalam pengelolaan minyak” urai Sukarno di depan Djuanda.
Lalu tak lama kemudian Djuanda menyusun surat yang kemudian ditandangani Sukarno. Surat itu kemudian dikenal UU No. 44/tahun 1960. isi dari UU itu amat luar biasa dan memukul MNC (Multi National Corporation). “Seluruh Minyak dan Gas Alam dilakukan negara atau perusahaan negara”. Inilah yang kemudian menjadi titik pangkal kebencian kaum pemodal asing pada Sukarno, Sukarno jadi sasaran pembunuhan dan orang yang paling diincar bunuh nomor satu di Asia. Tapi Sukarno tak gentar, di sebuah pertemuan para Jenderal-Jenderalnya Sukarno berkata “Buat apa memerdekakan bangsaku, bila bangsaku hanya tetap jadi budak bagi asing, jangan dengarken asing, jangan mau dicekoki Keynes, Indonesia untuk bangsa Indonesia”. Ketika laporan intelijen melapori bahwa Sukarno tidak disukai atas UU No. 44 tahun 1960 itu Sukarno malah memerintahkan ajudannya untuk membawa paksa seluruh direktur perusahaan asing ke Istana. Mereka takut pada ancaman Sukarno. Dan diam ketakutan.
Pada hari Senin, 14 Januari 1963 pemimpin tiga perusahaan besar datang lagi ke Istana, mereka dari perusahaan Stanvac, Caltex dan Shell. Mereka meminta Sukarno membatalkan UU No.40 tahun 1960. UU lama sebelum tahun 1960 disebut sebagai“Let Alone Agreement” yang memustahilkan Indonesia menasionalisasi perusahaan asing, ditangan Sukarno perjanjian itu diubah agar ada celah bila asing macam-macam dan tidak memberiken kemakmuran pada bangsa Indonesia atas investasinya di Indonesia maka perusahaannya dinasionalisasikan. Para boss perusahaan minyak itu meminta Sukarno untuk mengubah keputusannya, tapi inilah jawaban Sukarno“Undang-Undang itu aku buat untuk membekukan UU lama dimana UU lama merupaken sebuah fait accomply atas keputusan energi yang tidak bisa menasionalisasikan perusahaan asing. UU 1960 itu kubuat agar mereka tau, bahwa mereka bekerja di negeri ini harus membagi hasil yang adil kepada bangsaku, bangsa Indonesia” mereka masih ngeyel juga, tapi bukan Bung Karno namanya ketika didesak bule dia malah meradang, sambil memukul meja dan mengetuk-ngetukkan tongkat komando-nya lalu mengarahkan telunjuk kepada bule-bule itu Sukarno berkata dengan suara keras :”Aku kasih waktu pada kalian beberapa hari untuk berpikir, kalau tidak mau aku berikan konsesi ini pada pihak lain negara..!” waktu itu ambisi terbesar Sukarno adalah menjadikan Permina (sekarang Pertamina) menjadi perusahaan terbesar minyak di dunia, Sukarno butuh investasi yang besar untuk mengembangkan Permina. Caltex disuruh menyerahkan 53% hasil minyaknya ke Permina untuk disuling, Caltex diperintahkan memberikan fasilitas pemasaran dan distribusi kepada pemerintah, dan menyerahkan modal dalam bentuk dollar untuk menyuplai kebutuhan investasi jangka panjang pada Permina.
Bung Karno tidak berhenti begitu saja, ia juga menggempur Belanda di Irian Barat dan mempermainkan Amerika Serikat, Sukarno tau apabila Irian Barat lepas maka Biak akan dijadikan pangkalan militer terbesar di Asia Pasifik, dan ini mengancam kedaulatan bangsa Indonesia yang baru tumbuh. Kemenangan atas Irian Barat merupakan kemenangan atas kedaulatan modal terbesar Indonesia, di barat Indonesia punya lumbung minyak yang berada di Sumatera, Jawa dan Kalimantan sementara di Irian Barat ada gas dan emas. Indonesia bersiap menjadi negara paling kuat di Asia. Hitung-hitungan Sukarno di tahun 1975 akan terjadi booming minyak dunia, di tahun itulah Indonesia akan menjadi negara yang paling maju di Asia , maka obesesi terbesar Sukarno adalah membangun Permina sebagai perusahaan konglomerasi yang mengatalisator perusahaan-perusahaan negara lainnya di dalam struktur modal nasional. Modal Nasional inilah yang kemudian bisa dijadikan alat untuk mengakuisisi ekonomi dunia, di kalangan penggede saat itu struktur modal itu diberi kode namanya sebagai ‘Dana Revolusi Sukarno”. Kelak empat puluh tahun kemudian banyak negara-negara kaya seperti Dubai, Arab Saudi, Cina dan Singapura menggunakan struktur modal nasional dan membentuk apa yang dinamakan Sovereign Wealth Fund (SWF) sebuah struktur modal nasional yang digunakan untuk mengakuisisi banyak perusahaan di negara asing, salah satunya apa yang dilakukan Temasek dengan menguasai saham Indosat.
Sukarno sangat perhatian dengan seluruh tambang minyak di Indonesia, di satu sudut Istana samping perpustakaannya ia memiliki maket khusus yang menggambarkan posisi perusahaan minyak Indonesia, suatu hari saat Bung Karno kedatangan Brigjen Sumitro, yang disuruh Letjen Yani untuk menggantikan Brigjen Hario Ketjik menjadi Panglima Kalimantan Timur, Sukarno sedang berada di ruang khusus itu, lalu ia keluar menemui Sumitro yang diantar Yani untuk sarapan dengan Bung Karno, saat sarapan dengan roti cane dengan madu dan beberapa obat untuk penyakit ginjal dan diabetesnya, Sukarno berkata singkat pada Sumitro : “General Sumitro saya titip rafinerij (rafineij = tambang dalam bahasa Belanda) di Kalimantan, kamu jaga baik-baik” begitu perhatiannya Sukarno pada politik minyak.
Kelabakan dengan keberhasilan Sukarno menguasai Irian Barat, Inggris memprovokasi Sukarno untuk main di Asia Tenggara dan memancing Sukarno agar ia dituduh sebagai negara agresor dengan mengakuisisi Kalimantan. Mainan lama ini kemudian juga dilakukan dengan memancing Saddam Hussein untuk mengakuisisi Kuwait sehingga melegitimasi penyerbuan pasukan Internasional ke Baghdad. Sukarno panas dengan tingkah laku Malaysia, negara kecil yang tak tau malu untuk dijadikan alat kolonialisme, namun Sukarno juga terpancing karena bagaimanapun armada tempur Indonesia yang diborong lewat agenda perang Irian Barat menganggur. Sukarno ingin mengetest Malaysia.
Tapi sial bagi Sukarno, ia justru digebuk Jenderalnya sendiri. Sukarno akhirnya masuk perangkap Gestapu 1965, ia disiksa dan kemudian mati mengenaskan, Sukarno adalah seorang pemimpi, yang ingin menjadikan bangsanya kaya raya itu dibunuh oleh konspirasi. Dan sepeninggal Sukarno bangsa ini sepenuhnya diambil alih oleh modal asing, tak ada lagi kedaulatannya dan tak ada lagi kehormatannya.
Sukarno menciptakan landasan politik kepemilikan modal minyak, inilah yang harus diperjuangkan oleh generasi muda Indonesia, kalian harus berdaulat dalam modal, bangsa yang berdaulat dalam modal adalah bangsa yang berdaulat dalam ekonomi dan kebudayaannya, ia menciptakan masyarakat yang tumbuh dengan cara yang sehat.
Bung Karno tidak hanya mengeluh dan berpidato didepan publik tentang ketakutannya seperti SBY, tapi ia menantang, ia menumbuhkan keberanian pada setiap orang Indonesia, ia menumbuhkan kesadaran bahwa manusia Indonesia berhak atas kedaulatan energinya.

Ihwal (BBM)




Subsidi adalah kerugian biaya yang ditanggung pemerintah karena biaya produksi BBM yang dikeluarkan lebih besar dari penjualannya. Misalnya saja biaya produksi 1 liter BBM adalah Rp 4.500 dan harga jualnya Rp 3.000. Maka untuk setiap 1 liter BBM yang diproduksi pemerintah harus memberikan subsidi Rp 1.500.


Sekarang mari kita lihat dalam konteks produksi BBM di Indonesia. Produksi BBM mentah di Indonesia sekitar 1 juta barrel per-hari, 92% diserahkan produksinya kepada asing dan 8% sisanya ke Pertamina. Dari 92% BBM mentah yang diproduksi asing sebanyak 70%-nya menjadi hak negara c.q pemerintah. Dengan asumsi Pertamina adalah perusahaan pemerintah, maka total produksi BBM mentah yang menjadi hak pemerintah adalah 64% dari total produksi minyak mentah nasional atau sekitar 640.000 barrel per-hari. Harga produksi minyak mentah, katakanlah sekitar $20/barrel meski mungkin jauh lebih murah lagi.Jika harga pasaran minyak mentah adalah $80/barrel sebagaimana beberapa waktu lalu, maka keuntungan pemerintah adalah ($80 – $20) x 640.000 per-hari atau $38,4 juta atau sekitar Rp 380 milir per-hari.Sementara itu untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri, pemerintah harus mengimpor minyak sebesar 100.000 barrel per-hari. Dengan harga pasaran $80 dollar/barrel, maka pemerintah harus mengeluarkan biaya sebesar $8 juta atau sekitar Rp 75 miliar per-hari. Dengan demikian maka pemerintah masih mendapatkan surplus sebesar Rp 380 miliar – Rp 75 miliar = Rp 305 miliar per-hari atau sekitar Rp 111 triliun setahun.
Kemudian katakanlah terjadi kenaikan harga BBM internasional hingga mencapai $100 per-barrel. Pengeluaran pemerintah untuk mengimpor minyak memang naik menjadi $10 juta atau sekitar Rp 90 miliar per-hari. Namun pendapatan pemerintah, tanpa menaikkan harga minyak, masih lebih besar dari angka itu dan pemerintah masih menanggung untung Rp 380 miliar – Rp 90 miliar = Rp 290 miliar per-hari atau sekitar Rp 105 triliun setahun. Sama sekali tidak ada subsidi, hanya berkurang keuntungan sebesar Rp 111 triliun – Rp 105 triliun = Rp 6 triliun.
Lalu mengapa pemerintah, media massa, pengamat ekonomi liberal dan “teh botol” (teknokrat “bodoh tolol, meminjam istilah Prof Sanyoto”) menakut-nakuti rakyat dengan omong kosong (meminjam istilah Kwik Kian Gie) soal “subsidi BBM” yang memberatkan keuangan pemerintah? Tidak lain karena dengan naiknya harga BBM, para pemilik perusahaan minyak asing yang mengelola 92% minyak mentah Indonesia dan pemerintahan liberal jajahan yahudi Indonesia tidak ingin kehilangan kesempatan mendapatkan durian runtuh. Dengan menaikkan harga minyak, tentu mereka mendapatkan keuntungan lebih besar meski tanpa itu pun mereka tidak pernah sama sekali mengeluarkan “subsidi” sesenpun. Kekurangan keuntungan yang hanya sebesar Rp 6 triliun itu sudah dianggap bencana dan mereka rela membebani rakyat dengan kenaikan BBM hanya agar keuntungan mereka tidak berkurang.
Sekali lagi tidak pernah ada subsidi. Kenaikan harga BBM internasional hanya mengakibatkan berkurangnya keuntungan pemerintah dan perusahaan minyak asing dan itu membuat pemerintah merasa keberatan. Inilah akibatnya kalau pemerintah tidak berpihak kepada rakyatnya sendiri melainkan kepada asing.
Rio Grande


Kaya Sumber Daya Alam: Anugerah Atau Kutukan ?




Adalah sebuah realitas, Kegiatan INVESTASI hanya akan berlangsung HANYA JIKA tersedia Sumber Daya (PERMINTAAN-BAHAN BAKU-ENERGI-TENAGA KERJA) dan Sumber Daya (TEKNOLOGI-KEUANGAN).
Ini artinya, bila tidak ada salah satu saja dari Sumber Daya tersebut di atas, maka tidak akan pernah berlangsung kegiatan INVESTASI.
Sementara itu, KEPENTINGAN DOMINASI, di BUMI yang kaya Sumber Daya (PERMINTAAN- BAHAN BAKU-BAHAN BAKAR-TENAGA KERJA) akan senantiasa telaten berupaya:
- Dengan pendekatan OPURTUNITAS membangun PERSEKONGKOLAN dengan para ELITE POLITIK
- Dengan pendekatan KEILMUAN membangun MINDSET para ELITE AKADEMISI
dalam rangka menggulirkan KONSTELASI antar Sumber Daya di setiap kegiatan INVESTASI yang NGOTOT menempatkan Sumber Daya (TEKNOLOGI-KEUANGAN), secara NILAI EKONOMI, senantiasa berada pada posisi MENGUNGGULI Sumber Daya lainnya.
Maka, akibat pertamanya adalah selalu terjadi DOMINASI KEMASLAKHATAN di setiap kegiatan EKSPLOITASI Sumber Daya (PERMINTAAN- BAHAN BAKU-BAHAN BAKAR-TENAGA KERJA) oleh penguasa Sumber Daya (TEKNOLOGI-KEUANGAN).
Dan akibat berikutnya, adalah PENGENDALIAN dari hasil EKSPLOITASI termaksud akan senantiasa berada dalam genggaman penguasa Sumber Daya (TEKNOLOGI-KEUANGAN).
Oleh karenanya itu lah, di BUMI yang kaya Sumber Daya (PERMINTAAN- BAHAN BAKU-BAHAN BAKAR-TENAGA KERJA) akan senantiasa cenderung lebih merupakan KUTUKAN dari pada ANUGERAH bagi BANGSA yang mendiaminya.



Burhan Rosyidi

"Perjanjian Bawah Tangan" antara Aburizal Bakrie dan Arifin Panigoro/Santos Terungkap lewat Buku karya Ali Akbar Azhar: Konspirasi SBY-Aburizal Bakrie



Ada sebuah buku yang bakal terbit dari rekan kami Ali Akbar Azhar, yang mengungkap konspirasi tingkat tinggi antar para konglomerat, untuk menutup kasus sebenarnya dari Lumpur Lapindo. Aburizal Bakrie diajukan ke arbitrase internasional oleh Arifin Panigoro dan Santos, karena dianggap melakukan human error karena tidak pakai cashing sehingga terjadi ledakan lumpur Lapindo yang memakan korban jiwa dan hancurnya sebuah kota di Sidoardjo. 



Ketika Arifin Panigoro dan Santos mendapatkan bukti bukti kuat atas kesalahan Bakrie, sehingga terbukti melakukan human error, maka Bakrie kemudian meminta kuasa Hukum Arifin Panigoro yang bernama Neil Adam, dari Texas, Amerika Serikat, untuk diadakan penyelesaian hukum di luar pengadilan. 
Sekadar informasi tambahan, jika Arifin dan Santos menang atas gugatannya terhadap Human Error Bakrie, maka Arifin Panigoro kabarnya menunut ganti rugi sebesar 150 miliar dolar amerika. 
Akhirnya Bakrie setuju memberi konsesi terhadap Arifin Panigoro, sehingga Arifin Panigoro dan Santos dibebaskan dari tanggungjawab atas bencana akibat human error di Lapindo. Dan sebagai konsesi dari pihak Arifin, dia tidak boleh mengangkat isu ini kepada publik dan masyarakat luas. 
Dari jalinan kisah ini, membuktikan bahwa korporasi di Indonesia telah melakukan kejahatan korporasi, yang tidak saja telah memakan korban jiwa warga Sidoardjo, melainkan juga telah menghancurkan seluruh hak milik mereka dan tempat tingal mereka. Dan di atas semua itu, secara kulutral telah menghapus sejarah dan masa lalu warga Sidoardjo. 
Betapa tidak. Seluruh warga Sidoardjo yang berada di lingkungan yang terkena bencana ledakan lumpur, tidak bisa lagi melakukan ziarah kubur kepada para orang tua dan leluhur pendahulu mereka. 
Dan fakta atas human error dari para konglomerat yang terlibat dalam kasus Lapindo, akhirnya ditutup melalui perjanjian bawah tangan antara Bakrie, Arifin Panigoro dan Santos.


Dominasi Dolar Bakal Runtuh



Dolar Amerika Serikat sudah lama menjadi mata uang global dunia. Selama beberapa dekade penggunaan dolar benar-benar dominan dalam aktivitas perdagangan internasional. Ini memberi keuntungan luar biasa bagi sistem keuangan dan masyarakat Negeri Abang Sam. Dengan dolar, Amerika memegang kendali yang luar biasa di seluruh dunia.
Saat ini lebih dari 60 persen dari seluruh cadangan mata uang asing dunia dalam dolar. Belakangan terjadi perubahan besar. Anehnya, media-media di Amerika bungkam seribu bahasa tentang ini. Sejumlah negara dengan perekonomian terbesar di Bumi telah membuat perjanjian satu sama lain untuk menyingkirkan penggunaan dolar.
Beberapa negara produsen minyak juga mulai menjual minyak dalam mata uang selain dolar, sehingga mengancam sistem petrodolar yang berjalan selama hampir empat dekade. Lembaga internasional besar, seperti PBB dan IMF, bahkan telah mengeluarkan laporan resmi tentang perlunya membentuk sistem mata uang global baru pengganti dolar Cina adalah negara yang paling getol mendorong perubahan itu. Cina memiliki pendapatan ekonomi terbesar kedua di muka Bumi. Level pertumbuhan ekonomi Cina diproyeksikan melampaui Amerika pada 2016. Bahkan salah satu ekonom memprediksi perekonomian Cina akan tiga kali lebih besar dari ekonomi Amerika pada 2040.



Australia Tawari AS Pulau untuk Mata-matai Asia Tenggara



Pemerintah Australia menawarkan ide kepada Pentagon untuk menggunakan salah satu pulau terpencil di Samudera Hindia untuk misi mata-mata di Asia Tenggara.
Menteri Pertahanan Australia, Stephen Smith, menanggapi laporan Washington Post baru-baru ini bahwa AS tertarik menggunakan Kepulauan Cocos. Pulau ini nantinya digunakan sebagai basis baru untuk pesawat pengintai, termasuk pesawat tak berawak.
Smith menambahkan, Kepulauan Cocos harus menjadi pilihan jangka panjang. Tentunya didukung dengan infrastruktur yang besar untuk mempersiapkan operasi ini.
"Ini telah disepakati untuk pengembangan  infrastruktur yang besar, terutama lapangan udara," ungkap Smith yang dikutip dari Presstv, Rabu, (28/3).
Langkah kontrovesial ini memungkinkan akan memancing kemarahan Cina sebagai negara besar di Samudra Hindia. Terlebih sengketa Laut Cina Selatan akan berada dalam jangkauan terbang pesawat mata-mata AS. Dimana Cina, Filipina, Malaysia, Brunei, Vietnam dan Taiwan mengklaim wilayah yang sama di Laut Cina Selatan.




GFI Ingatkan Skenario Dua Tahap Asing Belah Indonesia



Berdasarkan berbagai pantauan dan tinjauan pustaka seputar tindak lanjut dari rekomendasiRand Corporation, sebuah think thank Amerika Serikat yang dibiayai oleh Pentagon (Departemen Pertahanan), maka dengan ini Global Future Institute berkesimpulan ada semacam gerakan sistematis dan terencana menindak-lanjuti rekomendasi tersebut:


1.Indonesia ada rencana hendak dibelah dengan memakai model Polinesia(negara pulau) di Lautan Pasifik. Sehingga mulai beredar pengguliran Isu Negara Timor Raya di Provinsi Nusa Tenggara Timur mulai santer terdengar.
2. Indonesia akan dibelah jadi tiga negara dengan berdasar pada klasifikasi provinsi ekonomi kuat dengan rincian sebagai berikut:
A. Aceh, Riau dan United Borneao(Kalimantan).
B. Pusat wisata dan seni dunia semacam Bali, Flores, Maluku dan Manado,
C. Jawa, Sunda dan Daerah Khusus Jakarta.
MODUS OPERANDI
Dengan melihat perkembangan terkini berdasarkan prakarsa dua anggota Kongres AS untuk menggolkan seruan resolusi agar Baluchistan diberi hak sejarah menentukan nasib sendiri dan negara sendiri, lepas dari Pakistan, maka Global Future Institute merasa perlu mengingatkan kemungkinan langkah langkah dua tahap yang akan ditempuh Amerika Serikat dan Sekutu-Sekutu Eropanya:
1. Melakukan Internasionalisasi Isu Provinsi yang bermaksud ingin merdeka dan lepas dari negara induknya. Keberhasilan prakarsa dua anggota Kongres AS menggolkan resolusi Baluchistan, bisa jadi preseden bagi langkah serupa terhadap Papua.
2. Seiring dengan keberhasilan gerakan meng-internasionalisasi provinsi yang diproyeksikan akan jadi merdeka, maka REFERENDUM kemudian dijadikan pola dan modus operandi memerdekakan sebuah provinsi dan lepas dari negara induk.
Demikian, semoga menjadi perhatian dan kewaspadaan semua elemen bangsa, dan pemegang otoritas pemerintahan.

 Hendrajit dan M. Arief Pranoto, Peneliti Senior Global Future Institute

AS Larang Indonesia Impor Minyak dari Iran






Yang mengejutkan, dari sejumlah nama yang sudah diumumkan itu, terdapat nama Indonesia. Indonesia tampil bersama Cina dan India yang selama ini memang dikenal sebagai negara importir minyak mentah terbanyak dari Iran.


Amerika Serikat (AS) merilis daftar 12 negara yang mungkin akan terkena sanksi karena masih mengimpor minyak mentah dari Iran. Indonesia berada di dalamnya. Keputusan untuk mengumumkan negara yang menolak ajakan AS itu disampaikan berselang sehari setelah Washington merilis 11 negara yang terbebas dari sanksi tersebut.
Jepang dan 10 negara di Uni Eropa (UE) telah menyatakan komitmennya untuk mengikuti ajakan AS mengembargo minyak Iran. "Penyebutan nama-nama negara penting untuk dilakukan karena kami tidak ingin negara lain mengikuti jejak serupa." Demikian pernyataan resmi Departemen Luar Negeri AS di Washington, Kamis (22/3) WIB.
Yang mengejutkan, dari sejumlah nama yang sudah diumumkan itu, terdapat nama Indonesia. Indonesia tampil bersama Cina dan India yang selama ini memang dikenal sebagai negara importir minyak mentah terbanyak dari Iran. Selain itu, ada Korea Selatan yang memang dikenal sebagai negara pengimpor terbesar keempat.
Sanksi Finansial
Jika peringatan yang diberikan AS tersebut tidak didengar oleh semua negara tersebut, termasuk Indonesia, sanksi enam bulan akan diterima oleh negara-negara yang dituduh AS tersebut.
AS mengancam akan menghentikan pasokan keuangan yang sebelumnya sudah masuk di sistem keuangan mereka. AS mati-matian mengeluarkan ancaman tersebut karena masih tidak terima dengan keputusan Iran yang tetap menjalankan program nuklirnya.
Walau Iran sudah mengeluarkan penjelasan resmi bahwa proyek nuklir tersebut untuk kepentingan sipil, AS masih yakin tujuannya adalah untuk kepentingan militer negara tersebut. Selain Cina, India, dan Indonesia, dikabarkan terdapat Maroko. Negara di Afrika Utara tersebut disebut masuk setelah sumber rahasia dari Deplu AS membeberkannya kepada Reuters.
Namun, informasi tersebut sepertinya salah karena Maroko terakhir mengimpor minyak dari Iran pada Juni 2010. Iran selama ini masuk daftar Office of Foreign Assets Control (OFAC).
OFAC merupakan lembaga di bawah Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) yang berhak menjatuhkan embargo perdagangan atas negara-negara yang terdaftar. Lembaga tersebut juga mengklaim berhak menjatuhkan sanksi embargo kepada negara-negara yang bekerja sama dengan negara yang masuk daftar OFAC.


Senin, 26 Maret 2012

Ini Dia Skenario AS Gulingkan Pemerintah Suriah






Seorang pakar politik Suriah mengatakan, Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel bertekad untuk menekan Suriah.

Sharif Shahadah pada Ahad (25/3) kepada televisi al-Alam mengatakan, langkah-langkah AS dan Israel anti-Suriah yang dibarengi dengan peran negara-negara Arab dengan cara mendukung al-Qaeda dan Salafi, bukan rahasia lagi.

Dia menambahkan, keterlibatan Amerika dalam menyebarkan propaganda guna menciptakan ketegangan di Suriah bukan hal yang baru. Washington sejak tahun 1980 selalu berupaya mengganggu keamanan dan stabilitas Damaskus.

Sharif Shahadah menyebut Amerika dan Israel telah bertekad untuk mengganggu keamanan dan stabilitas Suriah.

"Amerika telah menyiapkan skenario untuk menekan Suriah, di mana skenario itu diawali dengan aktivitas politik dan akan diakhiri dengan langkah militer. Tujuan skenario tersebut adalah untuk menguasai Suriah dan negara-negara lain di kawasan," tegasnya.

Lebih lanjut, Sharif Shahadah menjelaskan, Washington telah memulai skenario itu dengan meningkatkan tekanan politik dan ekonomi. Jika tekanan itu dinilai tidak berdampak, maka Gedung Putih akan menciptakan berbagai teror dan operasi supaya timbul keraguan pada rakyat Suriah terhadap pemerintah Damaskus.

Pakar politik dan penulis Suriah ini menandaskan, Lembaga Intelijen Amerika Serikat (CIA) telah mengantongi data terkait Suriah dan sedang berupaya menggelar serangan serta menciptakan berbagai ledakan di wilayah-wilayah yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk meneror tokoh-tokoh negara ini.

Sharif Shahadah juga menuduh Turki telah memudahkan propaganda Amerika dengan cara bekerjasama di sektor keamanan dengan negara ini dan mengirimkan senjata kepada para teroris. Selain itu, Ankara juga memuluskan program-program Washington dan Tel Aviv untuk menggulingkan pemerintah Damaskus.

Sumber-sumber media Turki melaporkan bahwa CIA dan Mosad terlibat dalam berbagai pemboman terbaru di Damaskus dan Aleppo.

Sumber itu juga menegaskan bahwa CIA telah melancarkan operasi rahasia di Suriah untuk menyulut fitnah sektarian dan ras di kota Aleppo dan Damaskus serta meciptakan keraguan pada rakyat negara ini terhadap pemerintah.

Hakikat Dan Kekuatan Manusia Sebagai Makhluk Akhirat




Pernahkah kita menyadari bahwa manusia hakikatnya makhluk akhirat? Bahkan Allah sendiri yang menghendaki kehidupan akhirat bagi kita sesuai tujuan penciptaan-Nya, bukan sebagai makhluk dunia dengan kehidupan dunia seperti yang kita sangka dan inginkan. Kedudukan kita sebagai ibaadullah (hamba-hamba Allah) dan wakil (khalifah) Allah) [1] di muka bumipun adalah dengan kewajiban tunduk patuh kepada aturan Allah semata untuk tujuan akhirat. Allah adalah Pencipta yang Maha Mengetahui, bukan hanya perihal manusia saja dan perjalanan suatu bangsa sebelum bangsa itu tercipta misalnya namun juga segala hal terkecil yang ada di alam semesta yang sangat luas ini. Diapun amat sangat teliti dalam hal penetapan suatu peraturan dan pembalasan-Nya terhadap mereka yang taat kepada peraturan Allah Swt maupun yang melanggarnya.
Bersamaan dengan hakikat dari Ilahi ini dengan akal dan jiwa yang bersih kita dihadapkan pada kemampuan memaknai hakikat kehidupan kita dan hakikat kehidupan secara keseluruhan. Pemahaman hakikat ujian dan cobaan yang merupakan sebuah kaidah pokok bagi sebuah kehidupan adalah penting agar dapat menyelamatkan kita untuk dapat kembali kepada Allah dengan hati yang bersih menuju kampung akhirat dengan selamat. Sesungguhnya manusia akhirat itu adalah yang paling teliti dan sungguh-sunguh mendeteksi setiap ancaman yang dapat menghalangi dirinya dan keluarganya maupun umatnya masuk surga dengan selamat, sedangkan hak Allah adalah menguji siapa yang paling bertakwa dan siapa yang menolong agama Allah.
Bagi manusia akhirat kehidupan yang kita jalani seperti aturan berbangsa bernegara, demokrasi, HAM, sistem ekonomi, perpajakan, informasi dan komunikasi, penegakkan keadilan, pelayanan kesehatan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan sebagainya harus dikembalikan lagi nilainya dihadapan Allah swt, dikembalikan lagi pada peraturan Allah swt [2] yang unik dan sempurna demi untuk mencapai keridhaan-Nya, bukan penilaian manusia semata. Keberhasilan dan kegagalan suatu bangsa, kita ridha atau tidak, mau atau tidak mau, menerima atau tidak, tolok ukur utamanya adalah sistem kehidupannya mampu melewati ujian dan cobaan [3] sehingga kaum musliminnya baik sebagai individu, keluarga maupun masyarakat dan pejabat negara dapat selamat hidup didunia dan akhirat, di dunia sebagai tempat ujian dan cobaan3, atau sebagai ladang akhirat/mazra'atul akhirah, dimana kita harus mempersiapkan bekal takwa dan amal shaleh sebanyak-banyaknya untuk kembali kepada Allah menuju kampung akhirat dengan selamat. Jika hal itu belum tercapai seperti maraknya syirik, mistik dan ramalan; adanya bank-bank konvensional yang mempraktikan riba; keterlibatan pejabat dalam berbagai kejahatan seperti bersikap munafik, khianat, penipu, diktator, dan ber-KKN yang hidupnya bermegah-megahan, sedang rakyatnya sendiri menderita kemiskinan dan kelaparan; belum lagi kejahatan lainnya seperti larangan penggunaan jilbab, penindasan, kezaliman, ketergantungan kepada asing dan sebagainya, maka harus kita akui dihadapan Allah baik sebagai individu, masyarakat dan pemerintah bahwa telah terjadi pelanggaran hak Allah dalam aturan hidup. Janganlah seperti Pemerintahan kaum munafik dari kalangan "Islam liberal" dan "sekuler" yang menghalangi tegaknya aturan Allah, hukum syari'at Islam, karena melihat untung ruginya dari segi kekuasaan yang ingin dipertahankan didorong oleh hawa nafsunya dan didukung oleh negara-negara kafir adidaya, namun berlepas tangan dari akibat buruk sistem yang diciptakannya dan rakyat yang dizaliminya.
Negeri Akhirat Patut Dicari
Negeri akhirat Allah janjikan jauh lebih mulia daripada dunia dan seisinya dan keadilannya sangat sempurna. Pemahaman dan keyakinan penuh iman terhadapnya membuat seseorang lebih bernilai istimewa dalam kehidupan didunia yang dia ada didalamnya. Bagi orang yang berilmu adalah lebih baik beramal, berjuang melawan rasa malas, tidur panjang dan kesenangan lainnya, karena rasa harap dan takut yang senantiasa meliputi dirinya, terutama terhadap urusan ini, urusan akhirat yang menjadi impiannya, dan tidak akan mungkin ada kesombongan terselip dalam hatinya untuk menjual ilmunya untuk mempertahankan kehidupan dunianya semata.
Bagi orang yang bekerja dan beramalpun keyakinanannya hanya satu seperti dalam ayat Al Quran bahwa Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaannya dan balasan Allah sangat sempurna (QS. At-Taubah:105). Siapakah yang ingin lebih sempurna dalam bekerja jika keyakinan itu sudah ada, mereka akan bekerja keras dan berhati-hati, menempatkan akalnya dalam mempertimbangkan dan mempertanggung jawabkan secara seksama setiap hal dan menyadari diluar itu hanyalah kesenangan yang menipu belaka. Adakah hal lain yang lebih bisa menjelaskan rahasia keteguhan, ketenangan, harapan terus menerus, kesabaran dan upaya yang tak pernah berhenti seorang mukmin untuk menegakkan kebenaran akan menentang kebatilan dan kezaliman, peduli terhadap masalah umat bahkan dunia keseluruhannya dengan menyebarluaskan dinul Islam dimuka bumi ini, mendatangkan kasih sayang, silaturahmi, keadilan, keteraturan, ketertiban, kebaikan bagi lingkungannya bahkan sampai akhir hidupnya untuk akhir amalnya. Ingatannya tertuju pada motivasi dari Allah untuk berlomba-lomba menuju kebaikan, ampunan dan Ridha-Nya. Berkat pertolongan Allah di dunia dia akan menjadi cahaya yang menerangi sekitarnya. Jangan kita putuskan Rahmat Allah ini dengan meragukan janji-Nya sehingga tidak istiqamah dalam ketaatan bahkan mengganti aturan islam dengan aturan kafir dan prilaku kaum kafir dengan sikap taklid buta dan tasyabbuh/menyerupai sampai masuk ke lubang biawak dan menikmati hidup didalamnya sampai akhir hayatnya dan lupa pertanggung jawabannya dan kewajibannya terhadap agama Islam dan umatnya, naudzubillah min dzalik.
Motivasi Dari Allah Swt
Manusia akhirat akan selalu rindu pada Penciptanya, rindu, patuh dan taat pada setiap ketentuan dan peraturan, menerima takdir dan meyakini hakikat daripada qadha dan qadar untuk dirinya karena dia sadar hanya dengan itulah hidupnya akan ringan. Dia sadar Allah telah mengambil janji kepada dirinya untuk tidak menyembah selain Allah, bertauhid dan beribadah yang benar termasuk menjauhkan hawa nafsunya dan bisikan setan. Allah pun memerintahkan untuk berpikir kenyataan bahwa setan dan bujukan orang munafiklah yang menyesatkan dan melalaikan manusia agar tidak berada di jalan Allah yang lurus sehingga memilih jalan-jalan yang akan mencerai beraikan umat dan menjauhkan umat dari Islam sebgai way of life atau pedoman hidup.
Manusia akhirat sadar bahwa perjalanan waktunya didunia sangat sempit padahal adalah hal yang sangat pasti bahwa dia harus mempertanggung jawabkan dihadapan Allah segala perbuatannya untuk agamanya, umat, keluarga dan dirinya. Kesadaran ini adalah bentuk rasa syukurnya kepada Allah swt. Diantara janji Allah akan kenikmatan surga, dia selalu ingat siksa yang diringankan adalah bara api neraka sebesar kerikil diletakkan dijari jemarinya sementara panasnya mencapai ubun-ubun. Tuntunan kaum salaf mengatakan tidak ada ibadah dan bekerja yang pahalanya melebihi rasa takut kepada Allah akan siksa neraka disertai rasa takut terhadap kemunafikan dan keburukan batinnya. Namun demikian Rasulullah saw berpesan dan bersabda agar jangan sekali-kali kali kita meninggal kecuali berprasangka baik kepada Allah itulah bagian dari Rahmat Allah swt, untuk berharap hanya kepada Allah namun tidak lalai akan dosa-dosa kita. Harapannya seorang hamba adalah semoga Allah menetapkan hati atas ketaatan kepadaNya.
Sejak awal Allah telah memberi petunjuk tujuan diciptakannya manusia melalui kitab-kitabNya, nabi-nabi dan Rasul-rasulNya. Diantara rahmat Allah terhadap seluruh hamba-Nya ialah bahwa Dia menjelaskan dalam kitab-Nya Al Qur'an yang mulia bahwa dunia ini adalah negeri ujian, cobaan dan bersifat fana (tidask kekal) dan hanya jalan penghubung menuju akhirat sehingga jangan menjadikannya tujuan dan pengetahuan tertinggi. Allah swt memberi motivasi kepada seluruh hambaNya agar mereka berhasil dalam menghadapi ujian duniawi supaya mereka kelak memperoleh surga-Nya, Allah menginginkan pahala bagi hamba-Nya diakhirat sedangkan manusia menginginkan harta yang banyak didunia. Diturunkannya Al Quran dan diutusnya Rasullullah saw serta cara hidup beliau, gaya hidup istri-istrinya dan perjuangan beliau yang kemudian dilanjutkan para sahabatnya dan sejarah kegemilangan Islam adalah menjadi petunjuk dan pelita untuk memunculkan kebijaksanaan, kesadaran dan keyakinan yang memudahkan usaha kita menemukan eksistensi diri untuk beramal maksimal sesuai tuntunan al qur’an. Dalam hadits Bukhari (45683, 6996) dijelaskan manusia diciptakan dimuka bumi untuk beramal menurut apa yang dimudahkan baginya untuk misi sucinya, berarti dengan akalnya tidak ada seorangpun kehabisan kemampuan untuk beramal, masalahnya amal itu diterima Allah atau tidak jika tidak ingin disebut merugi.
Motivasi dari Allah akan memunculkan kecerdasan manusia akhirat berupa keyakinan bahwa penegakan aturan hidup islam tidak saja untuk memperoleh kebahagiaan dan ampunan Allah di akhirat tetapi juga untuk mencapai kesempurnaan dan keselamatan hidupnya didunia di bidang pendidikan, sosial, ekonomi, politik dan sebagainya baik muslim ataupun bukan. Jika kita dikaruniakan menjadi bangsa yang merdeka oleh Allah kita wajib mengisinya dengan amal terbaik, menjauhkan hal yang menghalangi tujuan kebahagiaan dunia dan akhirat baik yang berasal dari dalam diri sampai paham yang jelas-jelas menjadi musuh nyata, semisal ajaran sekuler yang memisahkan agama dari urusan masyarakat dan negara atau paham liberal yang menganggap semua agama benar dan tidak boleh beranggapan bahwa Islam adalah agama yang paling benar. Jangan sampai tergadaikan keimanan kita untuk selain yang diridhai Allah yaitu dinul Islam (QS. Al-Maidah: 3).
Imam Abu Hanifah berkata bahwa semua ketaatan adalah wajib berdasarkan perintah Allah, dan hal itu disukai, diridhai, diketahui, dikehendaki, ditetapkan, ditakdirkan oleh Allah. Sedangkan maksiat semuanya diketahui, ditetapkan, ditakdirkan Allah dan dikehendaki Allah, tetapi Allah tidak menyukai dan tidak meridhai hal itu, bahkan Allah tidak memerintahkannya. Imam Ahmad bin Hambal mengimani takdir baik dan buruk semua dari Allah, bahwa Allah mentakdirkan ketaatan dan kemaksiatan, kebaikan dan keburukan. Karenanya wajib bagi kita untuk menjalankan ketaatan karena perintah Allah, menjauhkan apa yang tidak diridhai Allah meskipun hal ini sedang kita jalani. Manusia akhirat akan selalu berubah dan berjuang agar pantas memasuki negeri akhirat dengan ridha dan diridhai Allah swt. Maka marilah kita menimbang diri kita, keluarga dan pemerintahan kita apakah akan mampu mempertanggung jawabkannya dihadapan Allah swt. Jika anda baru pulang berhaji, maka anda harus menjadi contoh manusia akhirat itu. Karena esensinya rukun Iman dan Islam adalah menuntun seorang hamba untuk tujuannya menjadi makhluk akhirat yang insyaallah surga tempat tinggalnya yang abadi.
Catatan Kaki
[1] Sebutan khalifah/wakil Allah hanya bisa dipakai untuk Nabi Adam a.s dan Nabi Daud a.s, maka tatkala sayyidina Abu Bakr dilantik sebagai khalifah ada yg memangilnya dgn khalifah Allah, beliau marah dan mengatakan aku ini bukan khalifah Allah tapi khalifah Rasulullah SAw. Oleh karena itu, diganti dgn berikut: sebagai penguasa dan pemimpin yg mewarisi bumi ini dgn izin Allah Swt (QS. An-Nur: 55)

[2]. QS. Al-An’am:57, QS. Yusuf:40, QS. Al-Maidah:44,48,49
[3]. QS. Al-Mulk:2

Era muslim

Minggu, 25 Maret 2012

Menggebuk Korupsi dengan Revolusi Industri







"Hakiki revolusi apapun, dimanapun dan hingga kapanpun, terutama revolusi industri ialah menguntungkan orang (rakyat) banyak kendati situasi negara pasti “terkapar”, bangkrut atau dirugikan. Ingat! Sekali lagi, revolusi industri membuat negara terkapar namun rakyat diuntungkan pada satu sisi, sangat berbeda dengan korupsi, selain negara dan rakyat (terkapar) dirugikan, korupsi merupakan “cermin buruk” sekaligus potret memalukan sebuah bangsa di hadapan bangsa-bangsa lain di dunia"



Revolusi adalah perubahan secara cepat pada sendi dasar atau pokok-pokok kehidupan, terutama aspek sosial dan budaya di tengah-tengah masyarakat. Ia dapat direncana atau diluar rencana, bisa dilakukan tanpa kekerasan tetapi sangat mungkin dipenuhi kekerasan. Kalaupun marak kekerasan pada sebuah revolusi, harus dipahami dan dimaklumi sebagai dampak kekosongan nilai-nilai dalam masyarakat akibat perubahan mendadak yang ditimbulkan oleh situasi yang berkembang.
Hal lain yang mutlak dicermati ---meskipun relatif--- adalah kecepatan perubahan sebagai “ruh” revolusi. Artinya bila situasi yang diinginkan tidak kunjung datang, maka kembali pada topik, tema ataupun momentum. Mungkin terlalu melambung. Revolusi industri di Inggris misalnya, dianggap lama karena memakan tempo bertahun-tahun, namun juga dipersepsikan cepat karena mampu mengubah sendi-sendi pokok kehidupan rakyat.
Geliat revolusi akan terkait dengan upaya-upaya merobohkan sistem atau tatanan lama, lalu (mengubah) menjadi tatanan baru. Ia tidak bisa dilepas dari dialektika, logika, romantika, menjebol dan membangun. Dan revolusi jenis apapun bukanlah tiba-tiba, melainkan karena sebab akibat daripada proses sebelumnya.
Ya. Dialektika ialah perubahan yang ditunjang beragam faktor menuju kemaslahatan rakyat. Tidak hanya figur pemimpin, tetapi juga sarana serta segenap elemen perjuangan. Bagaimana ia dikerjakan secara cermat lagi matang. Tak boleh dipersingkat, diperlambat, atau dipaksa cepat-cepat. Para kader harus dibangun penuh kesadaran dengan kondisi riil sekeliling. Lakukan proses dengan baik jangan melihat hasil, maka akan tiba pada saatnya. Itulah logika revolusi.
Sedang romantika merupakan seperangkat nilai yang hidup dan berkembang. Ia perlu dibangun serta diperingati agar hikmah revolusi kelak bisa dipetik oleh generasi mendatang. Adanya museum dan tugu peringatan misalnya, selain untuk mengenang dahsyatnya power revolusi, membuktikan capaian terhadap kemaslahatan rakyat, dan yang pokok adalah menginternalisasi semangat revolusi menjadi nilai-nilai kehidupan bagi warga kini dan esok. Maka menjebol dan membangun ialah bagian integral yang tidak terpisah. Tatanan lama yang cenderung menyengsarakan rakyat mutlak harus diganti tatanan baru yang secara signifikan berperan bagi kesejahteraan rakyat. Itulah bukti fisik revolusi.
Secara umum, revolusi mencakup perubahan apapun yang memenuhi persyaratan yaitu mengubah (wajah bangsa bahkan dunia), sementara dalam arti sempit sering dimaknai sebagai perubahan politik. Kharakteristik setiap revolusi pun seringkali berbeda. Di Prancis misalnya, tidak sama dengan kharakter revolusi di Rusia, Cina, India dan lainnya. Revolusi di Prancis dianggap sebagai gerakan kelas menengah yang ingin mengubah sistem kerajaan menjadi republik. Berbeda dengan revolusi di Amerika, Vietnam dan lainnya yang merupakan gerakan “merebut kemerdekaan”. Yang membuat berbeda adalah kharakter kerakyatan. Di Prancis dianggap sebagai revolusinya kaum borjuis, sementara di Rusia disebut perjuangan kaum proletar atau komunis, atau dikenal sebagai revolusi bolshevik. Di Indonesia tempo doeloe disebut perang kemerdekaan.

Korupsi dan “Daftar Keprihatinan”
(“Korupsi sebagai ‘alat menyerbu’ Indonesia oleh kaum kolonial memang efektif, selain merusak sisi paling vital dalam kehidupan berbangsa yaitu mental, moral serta keuangan negara juga tersirat ruh adu domba disana-sini”)
Tak dapat dipungkiri, korupsi sebenarnya hanya sebuah modus, tema atau tata cara dari sebuah penjajahan model baru kaum imperialis. Korupsi di Indonesia memang diciptakan via sistem ketatanegaraan yang didukung aturan dan perundang-undangan (UU) negara yang sudah dirombak total, terutama awal-awal memasuki era reformasi dahulu. 
Ketika sistem yang kini berjalan justru mendorong perilaku koruptif, seperti otonomi daerah, pemilu langsung, one man one vote, kentalnya pencitraan dalam pola kampanye, multi partai dan lain-lainnya, maka seribu pun --- bahkan sejuta badan ad hock seperti KPK atau komisi-komisi lain tidak bakal mampu membendung korupsi. Global Future Institute (GFI), Jakarta akhir 2011-an menyatakan, bahwa model demokrasi Indonesia saat ini yang berkuasa adalah kaum pemodal. Ya, korupsi di Indonesia sengaja diciptakan melalui sistem!
Permasalahan bangsa ini ada di tataran hulu (sistem), akan tetapi segenap komponen bangsa selama ini “tertipu”, sibuk memerangi persoalan-persoalan hilir. Oleh media, khususnya media mainstream perhatian publik sering digiring dalam dinamika kasus-kasus, unjuk rasa, pola pemberantasan, seminar atau diskusi-diskusi di berbagai media penyiaran yang malah membuat “bingung” rakyat: mana yang salah dan siapa benar? Semua lupa dan tak peduli lagi apa learning point diakhir acara karena meriah tepuk tangan pemirsa.
Korupsi sebagai methode baru kolonialisme justru mampu menjadi infotaimen menarik berating tinggi di media, namun nihil atau nol besar dalam proses solusi berbangsa dan bernegara. Para tokoh, pakar dan pejabat-pejabat yang berkompeten terjebak dalam dialog-dialog emosi, saling memaki,  mengintimidasi, mengelak atau menyebar fitnah kesana-kemari. Korupsi sebagai “alat menyerbu” Indonesia memang efektif, selain menyentuh sisi paling vital dalam kehidupan berbangsa yaitu mental, moral dan keuangan negara, juga tersirat ruh adu domba disana-sini. Inilah yang kini tengah berlangsung.
Sebagai methode dari (sistem) kolonialisme gaya baru di tanah air, korupsi mutlak harus dikontra serentak, sistematis, dan dilakukan secara gegap gempita di berbagai lapisan masyarakat, bahkan pemerintah itu sendiri. Dengan demikian, pergerakan anak bangsa --- tanpa mengurangi rasa hormat atas segala upaya selama ini memerangi korupsi, jika tanpa kontra skema yang jelas guna mendongkel modus baru tersebut, tak ubahnya seperti deret duka cita ---“daftar keprihatinan”---. Artinya bahwa teriakan, keringat bahkan darah dan jiwa mereka bakal terbentur dinding bisu tak tergoyahkan. Bukannya sia-sia tapi mubazir tercecer di jalanan!
Tak bisa tidak. Sebuah revolusi apapun jenisnya, terutama revolusi industri adalah salah satu kontra atau anti tesis dalam rangka mencongkel skema kapitalisme gaya baru bermodus “debut” korupsi yang tertancap bahkan sudah dianggap sebagai budaya di republik ini.

Revolusi Industri di India
(“Sejarah mengajarkan, bahwa kemajuan suatu negara diawali dari revolusi industri”)
Hakiki revolusi apapun, dimanapun dan hingga kapanpun, terutama revolusi industri ialah menguntungkan orang (rakyat) banyak kendati situasi negara pasti “terkapar”, bangkrut atau dirugikan. Ingat! Sekali lagi, revolusi industri membuat negara terkapar namun rakyat diuntungkan pada satu sisi, sangat berbeda dengan korupsi, selain negara dan rakyat (terkapar) dirugikan, korupsi merupakan “cermin buruk” sekaligus potret memalukan sebuah bangsa di hadapan bangsa-bangsa lain di dunia.
Menyandingkan revolusi industri dengan korupsi memang tidak tepat, karena revolusi apapun merupakan gerakan (mulia) menuju keadaan lebih baik, sedang korupsi justru kebalikan. Ia seperti racun yang ditebar pada “sumur” negara, diminumkan setiap hari hingga bangsa tersebut secara perlahan menemui ajal. Ketika korupsi telah disebut sebagai debut, atau semacam budaya maka harus dirombak, diganti total hingga ke akar-akarnya.
Revolusi industri di India misalnya, seusai masa kolonialisme Inggris bangkit secara perlahan namun pasti. Kendati kini masih menyisakan paradoks seperti kemakmuran tidak merata, isue kemiskinan di tengah pertumbuhan ekonomi, permasalahan gender dan lainnya, namun sekurang-kurangnya telah menumbuhkan berbagai sektor industri termasuk menumbuhkan budaya cintai produk sendiri daripada produk asing. Ini memicu pasar domestik berkembang pesat. Disamping itu, keteladanan kesederhanaan para eksekutif India, membuat ia memiliki ketahanan budaya dan terlepas dari international demontration effect atau pameran penggunaan produk asing.
Misalnya Industri farmasi India, disamping kini bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri (95%) juga mampu memasok 40% kebutuhan dunia. Ekspor farmasinya tidak hanya ke negara-negara berkembang, namun telah melangkah ke Amerika Serikat (AS), Jerman, Prancis dan kelompok negara Amerika Latin. Pemberlakuan UU Paten tahun 1970 menjadi tonggak bagi revolusi industri (farmasi). UU ini melepaskan India dari ketergantungan asing dan menjadikan mampu swasembada obat-obatan. Belum lagi industri perfileman, industri mobil, teh, informasi, industri penerbitan dan lain-lainnya. Semua mengalami kemajuan signifikan akibat revolusi industri.

Revolusi Industri di Cina
(“Hampir semua sektor kini dirambah. Dari industri hulu sampai hilir, dari mulai barang keperluan rumah tangga hingga peralatan militer, bahkan industri informasi serta teknologi angkasa luar pun ia mampu. Dunia mengakui Cina sebagai adidaya baru di sektor ekonomi, teknologi dan militer”)
Di Cina lain lagi, awal revolusi industri dimulai dengan keberaniannya untuk “puasa panjang” ketika zaman Mao Zedong menutup diri dan dunia menyebutnya Tirai Bambu, negeri yang tertutup bagi dunia luar. Tatkala kini ia membuka diri dalam perdagangan internasional, Cina pun ibarat raksasa terbangun dari tidur. Hampir semua sektor dirambah. Dari industri hulu sampai hilir, dari mulai barang keperluan sehari-hari hingga peralatan militer bahkan industri informasi serta teknologi angkasa luar pun ia mampu. Dunia mengakui Cina sebagai adidaya baru di sektor ekonomi, teknologi dan militer.
Mesin uap sebagai pemicu revolusi industri di Eropa abad XIX dahulu, sesungguhnya sudah ada di Cina pada abad X, atau sekitar 600-an tahun sebelum James Watt mempublikasi “penemuan”-nya di Eropa. Pertanyaanya, kenapa pada abad itu tidak muncul revolusi industri di Cina?
Memang sebuah temuan  ---apapun--- akan menjadi emas karena dikenang sepanjang masa atau akan mati, tergantung kondisi sosial masyarakat dimana ia ditemukan. Meskipun Cina telah jauh lebih dulu menggunakan turbin air untuk produksi dan mekanisasi massal, tetapi saat itu bukan merupakan “temuan tepat” karena jumlah penduduk yang padat. Rakyat membutuhkan pekerjaan dan penghidupan. Penggunaan mesin uap sama dengan membunuh ribuan lapangan pekerjaan yang seharusnya disediakan pemerintah untuk rakyat, dan akan memicu ketidakstabilan negara. Pemerintah tidak akan membiarkan mesin ini mengganggu kestabilan sosial. Meskipun ia menyadari betapa efisiensi yang dihasilkan oleh mesin ini, namun manfaat yang diperoleh tidak setara dengan gejolak sosial yang bakal ditimbulkan.
Revolusi industri di Cina, dimulai ketika pemerintah telah mengantongi format terbaik dan cocok tentang kekayaan dalam mencapai stabilitas. Menurut George Friedman, ada tiga kepentingan inti yang dianggap strategis oleh Cina karena bermuara kepada perwujudan kesejahteraan (kepentingan nasional) di dalam negeri.
Stategi pertama ialah membangkitkan dan “membeli” loyalitas warganya melalui kerja massal; rencana ekspansi industri dengan cara memaksimalkan kerja sebagai tujuan namun sedikit pemikiran soal pasar, karena pemasaran menjadi domain atau urusan negara; tabungan swasta dimanfaatkan untuk membiayai industri, meninggalkan sedikit modal dalam negeri untuk membeli output; dan terutama ekspor harus sesuai permintaan pasar dunia.
Strategi kedua bahwa desain industri Cina berbasis produksi yang lebih daripada kebutuhan (konsumsi) nasional. Artinya kegiatan ekspor dilakukan setelah tercukupi dahulu konsumsi internal. Kemudian impor bahan baku dilakukan manakala ia mengekpor barang-barang ke seluruh dunia. Dengan demikian, Cina memastikan dahulu permintaan internasional atas ekspornya, termasuk berbagai kegiatan investasi uang di negara-negara konsumen guna membangun akses hingga ke jalur global.
Strategi ketiga ialah kontrol stabilitas atas empat “wilayah penyangga” yang meliputi Mongolia Dalam, Manchuria, Xinjiang dan Tibet. Mengamankan daerah penyangga identik dengan melindungi Cina dari serangan Rusia, India atau negara lain di Asia Tenggara.
Dengan demikian, hakiki revolusi industri sebenarnya adalah bagaimana pemerintah mampu menciptakan format atau strategi yang tepat bagi kemajuan bangsa dan negaranya di panggung global. Ia mampu mengelola geopolitik dan geostrategi yang merupakan takdir serta memanfaatkannya demi kepentingan nasional, bukan sekedar kepentingan pribadi, kelompok ataupun golongan. Merujuk India, faktor keteladanan para elit juga merupakan unsur vital dalam sebuah revolusi industri.
Uraian ini adalah “kegelisahan” terhadap kondisi yang tengah berlangsung di republik ini. Betapa negeri yang berlimpah sumber daya alam, serta memiliki geopolitik dan geostrategi melebihi daripada India dan Cina namun hanya sekedar “menonton” atas kebangkitan (revolusi) industri di kedua negara tadi, hanya dikarenakan debut korupsi yang tengah menggerogoti negara disana-sini.
Semoga tulisan tak ilmiah ini mampu memicu munculnya anti-tesis yang konstruktif dari segenap tumpah darah Indonesia terutama kontra skema, counter pola dan tesis-tesis (modus) kolonial model baru yang kini tengah mencengkram Ibu Pertiwi dengan berbagai format dan kemasannya.

M Arief Pranoto, Research Associate Global Future Institute