Jumat, 23 November 2012

ANTARA STALINGRAD DAN GAZA


Perang Stalingrad tahun 1942-1943 adalah salah satu peristiwa sejarah yang paling banyak dikenang oleh kalangan militer. Kala itu tentara Jerman dengan kekuatan militernya yang tidak terkalahkan terjebak dalam perang kota yang meletihkan. Akhirnya seluruh kekuatan Tentara ke-6 dan sebagian Tentara Lapis Baja ke-4 Jerman serta satuan-satuan tentara dari negara-negara sekutu Jerman, yaitu Italia, Rumania dan Hongaria yang selama berbulan-bulan mengepung Stalingrad, menyerah kepada tentara Rusia karena kehabisan perbekalan dan setelah upaya penyelamatan heroik yang dilakukan Hitler mengalami kegagalan. Dari lebih dari 300.000 tentara Jerman yang terlibat perang, hanya tinggal 90.000 jiwa yang tersisa.

Tragedi itu tentu saja menjadi kenangan yang menakutkan bagi tentara-tentara Israel, juga para pemimpin politiknya di bawah kepemimpinan PM Benjamin Netanyahu dan Menhan Ehud Barak, tatkala menyaksikan bendera Palestina berkibar-kibar di atas bangunan-bangunan yang hancur di Gaza akibat pemboman Israel akhir-akhir ini.

Para pejuang Palestina jauh dari anggapan tentara Israel di masa lalu tatkala mereka masih bisa mengklaim sebagai "tentara yang tak terkalahkan" dan mengklaim bisa mengalahkan seluruh tentara Arab dengan tentara korps drumband mereka. Yaitu ketika prajurit-prajurit Arab berlarian meninggalkan senjata mereka ketika mendengar deru tank-tank musuh.

Para pejuang Palestina telah menjadi pejuang-pejuang profesional dengan semangat juang tinggi, yang menunggu dengan antusias saat-saat dimana mereka bisa membalaskan dendam mereka kepada para prajurit pengecut Israel yang telah membunuhi anak-anak, istri, orang tua dan saudara mereka. Mereka sangat siap untuk menjadikan Gaza sebagai Stalingrad-nya tentara Israel. Mereka telah belajar banyak dari mentor-mentor mereka, pejuang Hizbollah dan tentara Pengawal Revolusi Iran, tentang strategi mengalahkan Israel dengan perang gerilya. Mereka telah memiliki rudal-rudal anti pesawat, rudal anti kapal hingga roket jarak jauh yang sanggup mencapai seluruh wilayah Israel.

Hingga hari ke-6 Perang Gaza yang saat ini tengah berlangsung, para pejuang Hizbollah telah menembakkan lebih dari 1.700 roket ke Israel, hanya 300 yang diklaim Israel digagalkan oleh sistem pertahanan udara canggih "Iron Dome" yang dipasang Amerika. Laporan-laporan tentang tertembak jatuhnya pesawat F-16 dan rusaknya sebuah kapal perang Israel tentu bukan isapan jempol belaka.


SENJATA IRAN MERUBAH PERMAINAN

Dalam perang Stalingrad, senjata menjadi salah satu faktor penentu kemenangan Rusia atas Jerman, terutama tank T-34. Meski memiliki meriam berkaliber lebih rendah dari tank-tank Jerman, tank Rusia ini memiliki kelebihan dalam hal kelincahan, kekuatan mesin, ketahanan menghadapi tembakan meriam musuh serta akurasi tembakannya. Demikian juga halnya dalam Perang Gaza kali ini.

Menurut pengakuan deputi sekjen kelompok Jihad Islam Ziad al-Nakhala, hampir semua senjata para pejuang Palestina di Gaza berasal dari Iran. Mulai dari peluru hingga rudal.
"Senjata-senjata para pejuang, termasuk yang dimiliki HAMAS, adalah buatan Iran, dari peluru hingga rudal. Bahkan senjata yang dikembangkan oleh para pejuang sendiri berasal dari Iran," kata Nakhala.

Menurut Nakhala hampir seluruh kota Israel kini berada dalam jangkauan roket dan rudal pejuang Palestina yang memaksa para pemimpin Israel membangun bunker-bunker pertahanan.

"Kami sadar bahwa Israel memiliki kekuatan militer untuk melakukan invasi darat ke Gaza, maka silakan mereka mencobanya. Bagi kami, kami tidak pernah takut dan kami telah jauh lebih siap dari sebelumnya," kata Nakhla kepada situs berita Palestina "Paltoday".

Nakhla menambahkan bahwa kelompoknya hanya akan menyetujui gencatan senjata jika Israel menyetujui untuk membuka blokade atas GAza, membuka pintu perlintasan perbatasan di RAfah serta memperlakukan rakyat Palestina dengan hormat dengan tidak melakukan penahanan tanpa alasan jelas.

Namun meski persenjataan para pejuang Palestina berasal dari Iran, Iran sama sekali tidak mendikte perjuangan rakyat Palestina di Gaza.

"Apakah Iran meminta Israel untuk membom Palestina?" tanya Nakhla menanggapi rumor tidak rasional tersebut.

"Terima kasih saudara-saudara kami di Iran atas pengorbanan mereka mengirimkan senjata-senjata ke Gaza untuk mempertahankan rakyat Palestina. Jika bukan karena senjata-senjata mereka senjata-senjata Israel sudah membantai anak-anak kami," tambahnya.

Di antara senjata yang diberikan Iran adalah roket Fajr-5 dan Fajr-3. Keduanya memiliki dimensi yang sama, berat 900 kg dan tinggi 6 meter, serta memiliki hulu ledak seberat 17 kg. Namun Fajr-5 berdaya jangkau lebih jauh yaitu 75 km dibanding Fajr-3 yang hanya 50 km.

Selain itu pejuang Palestina juga memiliki senjata-senjata buatan Rusia seperti roket "Grad", "Katyusha", rudal "107" serta rudal anti-tank "Kornet" yang terbukti efektif mengalahkan tank-tank Isreal dalam Perang Lebanon 2006. Senjata terakhir ini dibuat pertama kali tahun 1988 dan dikembangkan kembali tahun 1994. Selain tank, "Kornet" juga cukup efektif menghadapi pesawat tempur yang terbang rendah dan helikopter dengan jarak tembak hingga 5 km.

Kemajuan persenjataan Palestina lainnya adalah diterapkannya sistem peluncuran roket bawah tanah. Sistem ini memungkinkan para pejuang menyembunyikannya dari sasaran tembakan musuh dan telah digunakan Hizbollah dalam Perang Lebanon 2006.



REF:
"Iranian Arms Change Equation in Battle between Gaza"; almanar.com.lb; 20 November 2012 

Minggu, 18 November 2012

PEJUANG PALESTINA TEMBAK JATUH PESAWAT ISRAEL DAN HANTAM KAPAL PERANG



Terima kasih kepada Iran yang telah melengkapi para pejuang Palestina dengan senjata-senjata canggih. Berkat senjata-senjata itu pejuang-pejuang Palestina membuktikan bahwa mereka tidak lagi bisa didikte oleh kekuatan militer Israel. Dalam episode Perang Gaza yang kini tengah berlangsung, para pejuang Palestina berhasil menembak jatuh pesawat tempur dan menembak kapal perang Israel.

Setelah kelompok pejuang Jihad Islam berhasil menembakkan roket buatan Iran "Fajr-5" ke Tel Aviv, kini giliran kelompok Brigade Qassam, sayap militer HAMAS, mengklaim berhasil menembak kapal perang Israel dengan lima roket, Minggu (18/11). Selain itu kelompok ini juga mengklaim telah menembak jatuh sebuah pesawat tempur Israel dengan menunjukkan bukti berupa video penembakan. Penembakan pesawat tempur itu terjadi dua hari sebelumnya. Sebelum itu, yaitu hari Kamis (15/11), Brigade Qassam juga berhasil menembak jatuh sebuah pesawat tanpa awak Israel.

Pada hari Kamis para pejuang Palestina berhasil meraih kemajuan signifikan dengan keberhasilannya menembakkan roketnya untuk pertama kalinya ke ibukota Israel Tel Aviv hingga menimbulkan kepanikan hebat di kota itu.

Roket "Fajr-5" yang ditembakkan ke Tel Aviv adalah senjata buatan Iran yang memiliki daya jangkau hingga 100 km. Meski tidak dilengkapi dengan sistem pemandu, keberhasilan senjata ini menghantam Tel Aviv menjadi tonggak baru perjuangan bangsa Palestina, yaitu kini mereka telah memiliki "daya getar" atas musuh-musuhnya. Apalagi dengan keberhasilan mereka menembak jatuh pesawat tempur dan merusak kapal perang Israel. Hampir bisa dipastikan. Sekali lagi hampir bisa dipastikan, Israel akan segera mengakhiri perang demi menghindari kekalahan yang memalukan. Israel adalah bangsa yang lebih takut pada ketakutan menerima kekalahan daripada kekalahan itu sendiri.

Beberapa laporan mengabarkan bahwa Israel telah mengirimkan diplomat-diplomatnya ke Mesir untuk merancang gencatan senjata, meski Israel membantah laporan itu.

Sebaliknya bangsa Palestina, khususnya para pejuang di GAza, kini justru tengah memiliki semangat tempur yang memuncak. Setelah penembakan bom Israel terhadap komandan militer HAMAS Ahmad al-Ja’abari hari Rabu, para pejuang Palestina di Gaza menjawabnya dengan ancaman serangan hebat.

"Pintu neraka telah dibuka," demikian seru para pejuang Palestina.

Belum diketahui senjata yang digunakan para pejuang Palestina untuk menembak jatuh pesawat tempur dan kapal perang Israel. Namun beberapa waktu lalu inteligen Israel memberi laporan bahwa para pejuang Palestina di Gaza telah memiliki kekuatan tempur yang setara dengan kekuatan negara maju.

Minggu, 30 September 2012

Surat Terbuka Ny. Ratna Sari Dewi Soekarno Kepada Soeharto (Terjemahan Bebas dari Vrij Nederland)

Tuan Presiden Suharto
Bersama ini saya ingin mengingatkan Tuan terhadap segala sesuatu yang nampaknya oleh Tuan akan dilupakan. Hal hal yang akan dikemukakan ini saya anggap sebagai kewajiban bagi saya untuk menjelaskannya secara benar karena saya justru mengikuti peristiwa-peristiwa di In¬donesia itu dari dekat.

Barangkali sementara orang akan berpendapat akan lebih baik kalau saya diam seribu bahasa seperti Sphinks (arca batu di Mesir) daiam hal ini. Akan tetapi karena saya tanggung jawab maka saya harus melakukan hal ini biar membawa resiko betapapun besrnya terhadap diri saya. Inipun karena makin lama di seluruh dunia maupun di Indonesia sendiri banyak tersebar cerita-cerita palsu yang disebarkan tentang peristiwa-peristiwa di Indonesia itu sehingga membeberkan keadaan yang sebenarnya itu merupakan kewajiban saya.
Karena itulah saya kirimkan surat terbuka ini kepada Tuan dalam kedudukan saya sebagai warga negara Indonesia. Selain itu surat terbuka yang saya kirimkan kepada tuan ini termasuk segala isinya adalah sepenuhnya tanggung jawab saya dan tidak ada sangkut pautnya dengan Soekarno, Presiden Republik Indonesia yang terdahulu.
Sebenarnya agaknya sudah terlambat untuk mempersoalkan kembali tentang para Perwira yang telah dinyatakan sebagai "kontra revolusi" atau pemberontak pemberontak terhadap Negara dimana mereka telah sama dihukum mati.
Selama ini saya selalu berpendirian tidak sependapat dengan adanya dalil bahwa " yang berkuasa itu selalu benar" (power can do no wrong). Sikap inipun sama sewaktu Presiden Soekarno berkuasa Saya berpendapat bahwa seorang Kepala Negara itu mesti dikerumuni oleh orang orang yang mendukungnya. Begitu juga halnya dengan Tuan bahwa di sekeliling Tuan itu banyak orang-orang berkerumun yang pada umumnya tidak berani membuka mulutnya berpura-pura taat dan tunduk bahkan ada yang menjilat yang pada hakekatnya mereka bertujuan untuk mendapatkan kesempatan berkuasa lebih banyak Karena itulah apa yang sebenarnya terjadi di sekitar Tuan sulit akan terungkap.
Pertama-tama dalam surat terbuka saya ini saya ingin mengemukakan apa yang disebut "proses" dimana banyak orang telah dibunuh karena dituduh melakukan kejahatan terhadap Negara. "proses" ini yang sebenamya terjadi di luar norma-norma Hukum dan Keadilan lebih tepat untuk disebut "teror dan kekerasan"
Dan mereka orang-orang yang tidak puas dan tidak mau bicara sewaktu kekuasaan Soekarno maka setelah situasi berubah lalu bersikap tidak bertanggung jawab dan turut serta melakukan pembunuhan dan teror. Dalam hal ini Tuan telah membiarkahnya. Andai kata nanti pada suatu ketika kedudukan Tuan diganti oleh orang lain sudah tentu akan terjadi hal yang sama dimana pembantu-pembantu Tuan yang penting sipil maupun militer termasuk mungkin Tuan sendiri akan mendapat perlakuan yang sama di mana mereka dituduh dan dituntut dengan hukuman mati dengan berbagai dalih misal "karena melakukan korupsi"
Dalam hubungan ini saya ingin bertanya kepada Tuan : "Mengapa Tuan membiarkan dan memberi kesempatan semua itu berlalu yang dapat menjadi contoh (preseden) jelek bagi suatu Negara yang masih muda dan rakyatnya sedang berkembang yaitu Indonesia ?"
Bukan maksud saya untuk mencela kebijaksanaan politik yang Tuan lakukan. Akan tetapi perhatian tertumpah kepada mereka yang dibunuh dan diteror dengan memakai dalih "pembersihan terhadap golongan merah" sejak peristiwa G 30 S itu terjadi. Padahal kebanyakan dari mereka itu hanyalah pengikut-pengikut Soekarno yang tidak tahu menahu tentang peristiwa G 30 S.
Bahkan saya memperoleh berita bahwa tidak kurang dari 800.000 Rakyat Indonesia yang telah terbunuh diantaranya trdapat kaum wanita dan anak-anak karena hanya sebagai simpatisan PKI.
Harian"London Times" membuat berita pada Januari 1966 sebagai berikut "Bahkan sejak pecahnya peristiwa G 30 S itu dalam 3 bulan telah ratusan ribu kaum komunis yang dibunuh jumlah mana menurut para diplomat barat angka tersebut masih terlalu rendah.
Sementara itu menurut sementara pengusaha-pengusaha dan turis-turis dari Eropa yang pulang dari Indonesia mengatakan bahwa pembunuhan dan teror itu begitu hebatnya sehingga mereka melihat sementara di sungai-sungai penuh dengan hanyutnya mayat- mayat tanpa kepala dan sementara anak-anak di desa-desa katanya bermain sepak bola dengan kepala-kepala manusia yang terbunuh. Pokoknya dalam tempo 3 bulan sesudah peristiwa G 30 S itu situasi di Indonesia dicekam dengan ketakutan dan ketegangan dimana banyak darah mengalir yang belum pernah terjadi dalam sejarah bangsa Indonesia.
Seorang wartawan dari "Washington Post" memberitakan dari Jakarta bahwa di Jawa Timur saja telah terbunuh 250.000 orang, demikian menurut sumber dari golongan Islam. Lebih lanjut "Washington Post" memberitakan bahwa puncak pembunuhan dan teror itu pada bulan November 1965. Kepala-kepala manusia telah dijadikan hiasan (decorasi) pada suatu jembatan. Di tempat lain orang melihat bahwa mayat-mayat tanpa kepala dihanyutkan di sungai-sungai di atas rakit dalam deretan yang panjang. Sungai bengawan Solo yang indah permai ketika itu penuh dengan mayat-mayat sehingga di sementara tempat kadang-kadang airnya tidak terlihat tertutup oleh mayat-mayat itu. Sungai-sungai itu airnya menjadi merah karena darah Rakyat.Pokoknya ketika itu Indonesia seperti neraka demikian tulis Washington Post.
Sementara itu harian Inggris "Economist" memperkirakan bahwa korban yang jatuh karena pembunuhan dan teror itu mencapai 1.000.000 orang.
Saya ingin bertanya kepada Tuan: mengapa pertumpahan darah itu sampai terjadi atas mereka yang belum tentu berdosa? Dan mengapa masyarakat dunia diam seribu bahasa ? Padahal dipihak lain kalau seorang manusia terbunuh di sepanjang tembok Berlin saja, maka seluruh dunia Barat ramai dan geger. Tapi mengapa dunia Barat itu diam dimana 800.000 Bangsa Asia (Indonesia) telah dibunuh dan diteror dengan darah dingin, bahkanan dalam situasi Dunia sedang damai ??
Saya tahu pasti bahwa diantara yang terbunuh itu ada orang komunis. Tapi apa artinya kemerdekaan dan hak azasi manusia kalau Tuan membenarkan pembunuhan besar-besaran itu sekedar karena mereka melakukan gerakan di bawah tanah yang tidak diketahui oleh Pemerintah Tuan ?
Sebenamya Tuan akan lebih bijaksana kalau Tuan mengambil langkah-langkah pencegahan terjadinya pembunuhan besar-besaran itu sebelum PKI dinyatakan dilarang oleh undang-undang.
Akan tetapi Tuan ternyata tidak berbuat demikian dan hal ini dianggap sebagai pelanggaran terhadap hal-hal azasi manusia dan Tuan tidak mendapatkan respek. Lepas dari ideologi apa yang sudah terjadi itu merupakan "kejahatan nasional".
Tuan Suharto.
Meskipun Tuan akan menolak dengan berbagai dalih untuk bertindak dan mencegah terhadap "kejahatan nasional" yang telah berlangsung itu - dimana telah ratusan ribu orang tak berdaya telah dibantai- bagaimanapun saya juga bersikap tidak membenarkan bahkan mengutuk peristiwa itu. Bukankah telah menjadi kenyataan bahwa pemerintah Orde Baru yang Tuan pimpin memakai slogan demi "penumpasan terhadap PKI"? Ataukah Tuan amat kuatir kalau kekuasaan Soekarno bangkit kembali beserta pendukung- pendukungnya karena Tuan tahu pasti bahwa lebih dari 50 % Rakyat Indonesia itu masih setia pada Soekano? Hal ini pasti Tuan tidak lupa bukan ? Ataukah barangkali Tuan berpendapat bahwa peristiwa G 30 S itu sudah lampau dan harus dilupakan? Bagi saya hal itu bukan soal. Akan tetapi yang menjadi masalah: masih terlalu banyak hal-hal dan pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab dan bahkan sengaja disembunyikan walaupun begitu saya masih merasa beruntung dan bangga bahwa saya dalam peristiwa 1965 itu tahu dari dekat dan mendapat pelajaran yang bermanfaat. Bahwa fakta-fakta yang benar dalam sejarah itu kadang-kadang memang diputar balikkan oleh karena mereka yang berkuasa dengan maksud untuk kepentingan atau keuntungan tujuan politiknya. Begitu juga dengan berita-berita dalam pers (koran-koran) telah dibuat demikian rupa oleh penguasa sebagai suatu Propaganda untuk kepentingan politik pemerintah.
Sebagai misal yang paling mudah kita ambil contoh peristiwa G 30 S. Peristiwa ini sebenamya trjadi pada tanggal l Oktober 1965 dinihari yang didukung oleh dewan revolusi dengan dipimpin oleh salah seorang perwira penanggung jawab pengawal istana Presiden Soekarno yaitu Letnan Kolonel Untung. Pengumuman dewan revolusi itu berbunyi sebagai berikut:
"Sekelompok (grup) Jenderal merencanakan untuk mengambil oper kekuasaan (coup) dari Pemerintah Presiden Soekarno dan beliau akan dibunuh. Mereka membentuk dewan Jenderal dengan tujuan untuk membentuk kekuasaan Militer. Rencana coup tersebut akan dilakukan pada HUT ABRI tanggal 5 Oktober 1965 yang akan datang. Untuk mencegah itu maka dewan revolusi mendahului mengambil langkah dengan menangkap 6 Jenderal diantaranya Jenderal A Yani,
Dalam hal ini Tuan temyata telah meyakinkan orang banyak (menfitnah) dengan melancarkan berita bahwa G 30 S itu dilakukan oleh PKI. Hal ini jelas tidak benar. Bukankah yang melakukan gerakan ini adalah orang-orang militer? Dan saya meragukan kalau mereka yang melakukan gerakan itu orang komunis.
Saya ingin bertanya kepada Tuan lalu siapakali yang berbuat menyebarkan isyu sehingga timbul situasi dimana masa dibakar dan digerakkan. dengan menuduh G 30 S itu didalangi oleh PKI ?
Menteri Pertahanan sendiri yaitu Jenderal Nasution sebagai salah seorang anggauta Dewan Jenderal yang menunrt rencana seharusnya juga ditangkap oleh gerakan G 30 S telah berkata pada upacara penguburan 6 Jenderal yang terbunuh itu pada HUT ABRI tanggai 5 Oktber 1965 sebagai berikut:
"Sampai hari ini pun HUT ABRI kita masih tetap penuh khitmat dan kebanggaan meskipun ditandai oleh peristiwa yang merupakan noda bagi kita ABRI. Yaitu bahwa telah terjadi suatu fitnah dan pengkhianatan serta kekejaman atas perwira-perwira tinggi kita. Walaupun bagitu saudara saudara kita yang menjadi korban itu adalah tetap merupakan pahlawan-pahlawan di hati kita Bangsa Indonesia. Yang pada akhirnya nanti kebenaran pasti akan menang meskipun kita telah difitnah oleh pengkhianat-pengkhianat int. Hal mana pada waktunya nanti kita akan memperhitungkannya."
Dalam pidato Jenderal Nasution itu sama sekali tidak nampak ada kesan bahwa terbunuhnya 6 Jenderal itu telah didukung apalagi dilakukan oleh PKI. Bahkan sebaliknya dari kalimat-kalimat yg diucapkan oleh Jenderal Nasution itu jelas, bahwa peristiwa G 30S itu adalah akibat pertentangan yg ada di kalangan ABRI sendiri.
Tuan Suharto - dapatkah saya bertanya kepada Tuan, siapakan yang dimaksud dengan kata-kata Nasution "fitnah dan pengkhianat pengkhianat" itu dan apakah yang dimaksud dengan kalimat "kita akan memperhitungkan mereka".
Sebenarnya yang penting diperhitungkan dalam peristiwa itu adaiah: siapa dan apa tujuan dari 50 orang "yang bersegam seperti pengawal Presiden Soekarno" itu. Dan ketika mereka menyerbu rumah dan kediaman Jenderal Nasution dengan senjata lengkap diketahui jelas oleh beliau bahwa mereka itu (penyerbu) adalah mereka yang dikenal sebagai orang-orang yang anti komunis. Justru karena mereka tidak kenal Jenderal itulah maka mereka menyangka Letnan Tendean sebagai Komandan Jaga dikira Jenderal Nasution dan terus menembaknya.
Dari fakta ini jelas menurut penilaian saya bahwa andaikata para penyerbu itu benar-benar pengawal Presidcn Soekarno pasti mereka akan tahu dan kenal betul pada Jenderal Nasution. Jadi tidak masuk akal pula kalau para penyerbu itu adalah orang-orang komunis yang mendapat tugas khusus tidak akan kenal pada Jenderal Nasution sehingga terjadi kegagalan itu.
Apakah Tuan tahu - bahwa banyak orang di Indonesia ini telah membicarakan bahwa timbul tanda tanya yang besar yang penuh prasangka kepada Tuan.
Yalah: mengapa Tuan sebagai komandan tertinggi pada Kostrad justru malah tidak diserbu untuk dibnnuh dengan dalih katanya"karena mereka (penyerbu) tidak tahu alamat Tuan"? Dan yang menarik perhatian lagi - justru Tuanlah yang pada tanggal l Oktober 1965 pada dinihari sudah memainkan peranan dan ambil oper pimpinan ABRI dengan memberikan perintah-perintah sehingga dengan mudah sekali Tuan telah bisa menguasai dan menumpas Dewan Revolusi dalam waktu yang singkat.
Setelah Presiden Soekarno kehilangan Jenderal A. Yani maka beliau terus mengangkat Tuan sebagai Menteri Hankam, sekaligus sebagai Pangab ABRI. Ini terjadi pada tanggai 14 Oktober 1965 dimana Presiden Soekarno pada pengangkatan Tuan itu telah berpesan sebagai berikut:
"Adalah mendesak sekali agar keamanan dan ketertibann harus segera dipulihkan agar terciptanya keadaan, dimana emosi dari golongan kiri maupun golongan kanan dapat ditenangkan dan dikendalikan, sehingga peristiwa G 30 S itu dapat diselesaikan sambil kita mempelajari segala sesuatunya yang berkaitan dengan peristiwa tersebut. Kejadian itu tidak akan menenangkan saya sebelum segala sesuatunya jelas siapa yg bertanggung jawab entah dari pihak manapun, entah merah, hijau ataupun kuning“
Dengan demikian menjadi jelas bahwa Tuan memikul tugas yang diberikan olch Presiden Soekarno untuk menghimpun segala data sekitar peristiwa G 30 S itu dan seharusnya Tuan segera memulai dengan penyelidikan dan pengusutan yang harus dilaporkan pada Presiden Soekarno. Akan tetapi Tuan ternyata tidak mentaati perintah-perintah itu bahkan Tuan telah memberikan tafsiran sendiri dan berkata:: "Sekarang saya sudah memperoleh kepercayaan dari Presiden Soekarno. Dan saya akan terus menumpas sisa-sisa kekuatan dari peristiwa tersebut " Pernyataan Tuan jelas mempunyai arti tersendiri.
Sebenarnya Presiden Soekarno mengharapkan dan mempercayakan pada Tuan agar Tuan tetap setia dan loyal untuk melaksanakan perintah-perintahnya. Dengan tujuan selanjutnya akan diambil tindakan-tindakan hukum oleh Presiden Soekarno terhadap siapa yang bersalah tanpa pandang bulu - apakah PKI atau pihak Militer. Akan tetapi Tuan ternyata tidak memberikan laporan apa- apa pada Presiden Soekarno. Bahkan Tuan telah menggerakkan ABRI tanpa persetujuan Presiden bersama-sama dengan beberapa Jenderal antara lain Sarwo Edhie. Dan sejak inilah dimulai pengejaran dan pembunuhan terhadap mereka yang belum tentu bersalah yaitu kaum komunis. Yang kemudian telah terkenal luas di seluruh negeri bahwa TNI di bawah pimpinan Tuan telah melakukan penganiayaan, pembakaran, perarnpokan dan pembunuhan terhadap orang PKI. TNI telah melakukan teror yang berselubung di bawah pimpinan Tuan Rakyat yang hidup tenang dihasut/dibangkitkan untuk membenci dan mengamuk dengan dalih karena adanya kejadian terbunuhnya para Jenderal tersebut. Rakyat telah dihasut untuk anti PKI yang dikaitkan dengan negeri Cina yang dituduh memberikan dukungan terhadap G 30 S tersebut. Dan rakyat telah dibikin rupa sehingga tidak percaya bahwa "Dewan Revolusi" itu ada.
Selanjutnya Presiden Soekarno dipaksakan untuk menyatakan PKI dilarang dan di luar hukum karena dianggap partai itu terlibat pada G 30 S. Selama setahun lamanya mahasiswa-mahasiswa dan kelompok-kelompok yang tidak puas diorganisasi untuk melakukan demonstrasi-demonstrasi terhadap Soekarno dengan tuntutan-tuntutan termaksud. Akan tetapi Presiden Soekarno menolak untuk membubarkan PKI sebab tidak ada data-data dan bukti-bukti yang menyakinkan yang sudah dilaporkan pada Presiden.
Yang menarik perhatain ialah, bahwa "pemimpin-pemimpin" demonstrasi tersebut yang katanya adalah "mahasiswa-mahasiswa" kenyataannya umumya kebanyakan lebih dari 30 tahun dan bahkan pengikut-pengikutnya demonstrasi iru memakai pakaian seragam para troops (tentara payung) yang masih baru-baru. Sehingga perlu dipertanyakan apakah benar mereka itu mahasiswa-mahasiswa betul ? Dan dari mana dana (keuangan) yang didapat untuk mengorganisasi demonstrasi-demnstrasi itu? Dan mengapa ternyata sekarang, bahwa mereka yang menjadi pemimpin-pemirnpin" demonstrasi itu kini menempati kedudukan-kedudukan penting dalam Pemerintahan Tuan ?
Semua kekacauan dan tidak tenang yang nampaknya dibikin (artificial) telah berlangsung se-lama satu tahun. Sementara itu telah dilancarkan Propaganda secara luas bahwa segala kesulitan dan keburukan diberbagai bidang itu ditimpakan pada PKI? Dan hal ini sampai hari inipun masih berlangsung walaupun peristiwa G 30 S itu telah 4 tahun berlalu.
Akan tetapi tentang hal ini sebenarnya dapat dimengerti sebab dalam politik yang berkuasa itu harus membuat Rakyat yang tidak tahu apa-apa itu sedemikian rupa sehingga rakyat merasa tidak tenteram dan aman dengan menimpakan kesalahan dan ancaman itu pada PKI. yang kemudian diarahkan bahwa penguasa (pemerintah) itu adalah satu-satunya pelindung rakyat yang sebenarnya.
Kalau demikian halnya maka jelas bahwa Tuan telah mengabaikan perintah dan peringatan Presiden Soekarno pada sidang kabinet tanggal 2 Januari 1966 di Bogor yang meminta kepada Tuan agar situasi yang tidak menentu itu harus segera diakhiri dan dipulihkan sehingga rasa kesatuan dan persatuan bangsa lIndonesia dapat tercipta kembali. Bukan saling membunuh diantara sebangsa dan setanah air. Apabila pembunuhan besar-besaran itu berlangsung terus menerus maka perjuangan kita selama ini akan sia-sia, karena dalam hai ini Tuan ternyata telah menempuh jalan sendiri.
Saya tidak akan mengatakan bahwa G 30 S itu baik. Tapi saya tidak akan menyalahkan siapa-pun dan belum memberikan penilaian terhadap peristiwa itu.
Andaikata sebagai orang komunis atau simpatisan. maka yang pertama-tama menjadi pertanyaan dan yang tidak masuk akal apa perlunya dan apa keuntungannya PKI itu melibatkan diri dalam G 30 S itu. Padahal PKI itu merupakan partai yang besar? Selain itu kalau memang benar PKI itu adalah pengacau? Mengapa TNI tidak mengetahui atau mencegah bahkan yang membakar Markas CG PKI itu dibiarkan untuk selanjutnya diselidiki kalau-kalau bisa diperoleh data yang penting? Dan kalau benar PK1 itu terlibat apakah tidak lebih baik kalau para pemimpinnya yang bertanggung jawab diadili di depan umum untuk diketahui oleh seluruh Rakyat Indonesia? Dan mengapa Tentara yang menangkap DN Aidit itu justru telah membunuhnya dengan diam-diam baru kemudian melapor pada Presiden Soekarno. Dan apa pula sebabnya ketua I dan wakil ketua II PKI. yaitu Sdr. Nyoto dan Lukman juga diperlakukan yang sama dengan cara dibunuh dengan diam-diam dan tanpa proses hukum?
Kata orang bahwa NU itu mempunyai anggota sebanyak 6 juta. Tapi mengapa orang-orang di kalangan partai tersebut terlaiu takut kepada PKI. yang jumlah angggotanya lebih kecil hanya 3 juta orang ? Memang terlalu banyak soal-soal dan pertanyaan- pertanyaan yang tidak bisa terjawab bahkan sengaja ditutup disembunyikan.
Komunisme yang begitu Tuan takutkan itu sebenarnya akan tidak berdaya. apabila kesengsaraan dapat ditiadakan. Hakekat ideologi PKI di bawah pimpinan DN Aidit sebenarnya berdasarkan Pancasila (Soekarnoisme). Dan PKI telah memainkan peranan yang penting dalam kebangkitan dan kebangunan Bangsa Indonesia serta berjuang untuk sosialisme Indonesia.
Juga Nasution pimpinan MPRS. telah menyalahkan PKI karena telah melakukan aksi-aksi di bidang ekonomi. Dia juga menyalahkan PKI bahwa sebab terjadinya inflasi dewasa ini karena adanya hutang pada luar negeri sebanyak $ 2.5 milyard dan diantaranya berupa pembelian sen-jata-senjata seharga $ l milyard pada Uni Sovyet. Yang aneh dalam hal ini justru hutang-hutang pada Uni Sovyet ini bukankah Jenderal Nasution sendiri yang menandatangani kontrak-kontraknya ? Bahkan dia sendiri sudah 2 kali berkunjung ke Moskow. Apakah dengan begitu ucapan Jenderal Nasution itu dapat dipertanggung jawabkan ?
Tuan Suharto.
Saya ingin mengajukan banyak data-data yang Tuan sendiri berharap akan menjadikan data-dala itu sebagai bukti terlibatnya PKI. Tapi mengapa Tuan tidak membuka penyelidikan untuk menghimpun sesungguhnya ? Sudah tentu bukan data-data yang bersifat sepihak. Saya kira seluruh Negri dan rakyat Indonesia berhak untuk tahu dan mengerti yang sebenarnya. Sekali biar seluruh rakyat tahu juga bagaimana pendapat Tuan tentang peristiwa tersebut. Hal ini penting sekali karena telah diisukan bahwa bukan hanya PKI yang terlibat tapi juga Presiden Soekarno yang ikut dituduh merestui " dewan revolusi." 
Selain itu juga dikatakan bahwa beberapa ribu orang PKI sebelum peristiwa G 30 S itu telah dipersiapkan dengan mengadakan latihan militer di daerah lapangan udara Halim. Dimana Presiden Soekarno pada tengah malam ketika peristiwa itu terjadi juga diamankan disitu. Dengan adanya berita-berita itu orang pada bertanya bagaimana hal ini bisa terjadi adnya suatu latihan militer yang diikuti oleh ribuan orang dapat dilakukan secara sembunyi-sembunyi ? Dan apa perlunya Presiden Soekarno itu mencari perlindungan di tempat yang tidak menguntungkan baginya?
Kenyataan berita-berita lain yang saya peroleh dari lapangan udara Halim adalah bahwa : peristiwa G 30 S itu adaiah cetusan dari suatu konflik dalam angkatan Darat. Oleh karena itu mereka menggunakan dalih"pribadi Soekarno itu dibawa kesana karena saya sebagai istri merasa khawatir akan keselamatan suami saya. Sampai di Halim saya malah jadi bingung karena ketika saya tanyakan pada sementara orang tenyata tak seorang pun yang tahu apa yang telah terjadi. Bahkan ketika itu kita tidak tahu bahwa Jenderal A.Yani telah terbunuh. Pokoknya ketika itu kita tidak tahu siapa kawan dan siapa lawan. Hampir semuanya dalam kebingungan dan tidak tahu apa yang akan diperbuat. Tidak seorang pun tahu apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi berikutnya.
Dalam mengenang peristiwa G 30 S itu kembali saya kira persoalannya akan lain andaikata Jenderal A.Yani masih hidup. Presiden Soekarno sendiri sangat sedih bagaimana sampai terjadi dia jadi korban dan bagaimana tempat tinggalnya sampai diketahui.
Selain hal diatas dengan ini saya ingin mengajukan pertanyaan yang penting kepada Tuan yang kiranya Tuan perlu perhatikan.Yalah tentang adanya " dewan jenderal" yang Tuan telah tentang keras tidak mengetahuinya. Orang hanya tahu bahwa Jenderal A. Yani dan jenderal-jenderal lain yang terbunuh itu yang hanya mengetahui tentang persoalan "dewan jenderal1' tersebut.
Akan tetapi 2 minggu sebelum peristiwa tersebut Presiden Soekarno bertanya kepada Jenderal A. Yani: bagaimna sebenamya duduk persoalan dewan jenderal tersebut. Yang dijawab oleh Jenderal A. Yani dengan tegas: Bapak Presiden serahkan kepada saya saja segala hal yang bersangkutan dengan anak buah saya tersebut" (maksudnya D.D.)
Dari dialog tersebut bagi saya timbul pertanyaan yang besar: bagaimana bisa terjadi Jenderal A. Yani itu ikut terbunuh? (jelas karena justru ada kontradiksi dalam ABRI sendiri=penyalin).
Jadi andai kata Tuan benar-benar obyektif maka pasti Tuan akan yakin bahwa Soekarno itu benar-benar tidak terlibat dan tidak tahu apa-apa tentang G 30 S tersebut.
Tuan Suharto.
Dengan mengetahui tentang hal-hal di atas maka lalu timbul pertanyaan saya: apakah kiranya jawaban Tuan ada seluruh rakyat Indonesia yang menduga bahwa dengan adanya tindakan cepat dari Tuan untuk membentuk kekuasaan "orde baru" dalam situasi yang kacau balau itu bukankah justru sebenarnya Tuanlah yang mempunyai semua rencana dan melaksanakan rencana "dewan jenderal"
Bukti-bukti kemudian menunjukkan bahwa dalam situasi yang kacau di Indonesia itu, Tuan telah membangun tentara yang berorientasi ke kanan, bergandengan tangan dengan sementara mahasiswa-mahasiswa (yang tidak puas) yang kemudian didorong dan bekerja sama dengan pimpinan-pimpinan partai islam serta politisi yang kanan untuk menghancurkan PKI. Yang selanjutnya terjadilah pembunuhan dan pertumpahan darah yang terencana. Bagaimana hal ini sampai terjadi bahwa sikap ABRI malah lebih dekat dengan Pentagon (markas Besar Departemen Pertahanan Amerika Serikat) dimana hampir semua kegiatan militer didunia dikendalikan dari sana? Apakah dalam situasi demikian itu orang bisa mengharapkan lain kecuali PKI itu menjadi hancur beranakan karenanya dan hubungan dengan RRC dengan sendirinya putus.
Presiden Soekarno telah berulang kali mengatakan bahwa tidak benar untuk hanya menyalahkan PKI. Beliau berkata: ”Kita jangan melemparkan semua kesalahan itu kepada PKI saja. Tapi persoalannya terletak pada hal-hal lain."
Saya sangat menghargai akan sikap Bung Karno yang begitu tegas itu meskipun beliau harus mengorbankan nasibnya sendiri. Beliau telah menolak untuk tunduk pada tekanan pihak ABRI untuk menyatakan PKI itu dilarang dan di luar hukum. Ideenya meskipun telah mengalami tekanan yang berat dari pihak ABRI. Andaikata Bung Karno itu tidak bersikap teguh sedemikian rupa, barangkali situasi dan posisi beliau tidak akan seburuk seperti sekarang, apalagi kalau beliau melakukan langkah-langkah kompromis. Tapi beliau tidak demikian dan tetap berpegang teguh pada kebenaran dan keadilan.
Adam Malik, Menteri Luar Negri Republik Indonesia pada tahun 1966 telah berbicara di depan mahasiswa-mahasiswa di Tokyo dengan penuh kebohongan dan kebodohan. la menerangkan bahwa Soekarnolah yang bertanggung jawab atas terjadinya pembunuhan massal terhadap kaum komunis di Indonesia itu. Andaikata Soekarno tepat pada waktunya menentukan sikapnya terhadap PKI maka pembunuhan massal itu dapat dihindari.
Dengan pidatonya Adam Malik itu maka orang-orang yang tidak tahu tentang apa sebenarnya yang telah terjadi di Indonesia itu akan menanggapinya dengan benar. Sementara itu Bung Karno masih terus secara terbuka berbicara dan menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya tentang PKI itu. Hal ini pun telah ditafsirkan oleh sementara mereka itu, bahwa Presiden Soekarno telah merestui tindakan-tindakan lebih lanjut dari PKI yang ternyata kemudian berakibat terjadinya pembunuhan yang lebih kejam.
Seperti kata pepatah Latin "Cui Bono" yang artinya: yang penting bukan siapa yang benar akan tetapi siapa yang memperoleh keuntungan. Bukankah kemudian ternyata terbukti, bahwa Amerika Serikatlah yang memperoleh keuntungan dengan peristiwa G 30 S itu. Kini terbukti bahwa Jakarta telah dibanjiri oleh Investor-Investor asing (penanam modal) yaitu Amerika Serikat. Tentang inipun tidak menjadi soal andaikan dengan kegiatan-kegiatan ekonomi itu Indonesia dan rakyatnya yang pertama-tama memperoleh keuntungan. Bung Karno sejak semula sebenarnya selalu menolak untuk dibuatkan patung untuk dirinya. Baru setelah 22 tahun kemudian beliau mengabdi kepada Revolusi Indonesia dengan enggan beliau baru menerima untuk dituliskan autobiografinya (riwayat hidupnya).
Akan tetapi bagi Tuan Suharto sendiri segera setelah tidak lama memegang kekuasaan telah dibuatkan buku riwayat hidup Tuan dengan memakai judul "The Smiling General" (Jenderal yang suka senyum). Selain itu Tuan telah mengabadikan potret Tuan pada uang kertas Republik Indonesia yang sudah tentu agar Tuan cepat dikenal. Semua itu tentunya dengan advis (pertimbangan) para pembantu yang mengelilingi Tuan.
Tetapi sebaliknya - Tuan sama sekali telah meniadakan foto-foto Bung Karno pada kedutaan-kedutaan di Luar Negeri yang mempunyai kebiasaan memancangkan foto tokoh-tokoh dari bangsa di Dunia. Dalam hal ini tidak satu gambar Presiden Soekarno nampak.
Tuan Suharto.
Tuan yang pernah mengkritik tentang kediktatoran Presiden Soekarno dan bahkan Tuan telah berjanji akan memulihkan demokrasi di Indonesia, ternyata sekarang Tuan telah berbuat melebih apa yang diperbuat oleh Bung Karno. Langkah pertama yang seharusnya Tuan lakukan untuk men demokratisir keadaan/ situasi antara lain tentang pemilihan Presiden. Temyata tentang halin inipun oleh Tuan selalu ditunda-tunda. Selain itu Tuan telah melarang untuk mencantumkan nama Bung Karno dalam buku-buku sejarah Indonesia yang harus diterbitkan. Sementara itu Tuan telah menahan Bung Karno dengan dalih untuk melindungi keselamatannya yang hakekatnya Tuan telah mengisolir beliau dari dunia luar. Tindakan Tuan yang tidak benar dan tidak adil inilah yang menyebabkan Bung Karno itu menjadi sakit. Beliau tidak mendapat perawatan sebagaimana mestinya. Dokter-dokter yang disediakan hanya proforma saja. Malah dokter gigi yang sangat diperlukan oleh beliau Tuan tidak berikannya. Bahkan pernah ada orang yang mengingatkannya agar Bung Karno itu jangan selalu diberi obat-obat injeksi sebab ada kemungkinan obat-obat in justru membahayakan kesehatannya.
Disamping itu saya juga berharap mudah-mudahan makanan yang dibuat dan dikirm oleh Putra/Putri Bung Soekarno itu benar-benar akan sampai ke tangan beliau selama beliau dalam isolas dalam tahanan benar-benar dalam keadaan sangat berat dalam hidupnya. Bahkan hak-hak ke manusiannya yang paling azasipun beliau tidak memperolehnya. Satu-satunya kesempatan yang diberikan kepada beliau selama beliau untuk meninggalkan isolasinya ialah ketika menghadir-perkawinan salah satu putrinya. Untuk itu mobil Bung Karno dikawal dengan ketat dengan kendaraan panser dan tidak boleh didekati oleh siapapun. Ketika beliau berdiri dan mendekati putrinya yang sedang menjadi temanten guna memberikan ciuman selamat dari seorang ayah pada anaknya inipun teiah dicegah oleh Polisi Militer yang mengawalnya dan beliau didorong secara kasar sehingga terjatuh duduk di atas sofa. Selain itu wajah beliau ditutupi dan dihalang-halangi agar tidak dapat diambil fotonya.
Andaikata saya yang mendapat perlakuan demikian mungkin pasti jiwa saya akan terpukul keras. Akan tetapi karena Bung Soekarno itu mempunyai jiwa yang besar dan mentalnya kuat perlakuan demikian itu dianggapnya sebagai pengorbanan yang harus dideritanya. Saya benar-benar sangat khawatir bahwa mungkin perlakuan alat-alat kekuasaan Tuan kepada Bung Karno itu kalau sedang sendirian lebih kasar karena di depan umum pun alat-alat kekuasaan Tuan itu sampai berani berbuat demikian terhadap beliau. Tuan dapat saja menghancurkan jasmani Bung Karno tetapi Tuan tak akan pernah berhasil menghancurkan semangat dan jiwanya dalam membela keadilan dan kebenaran Jiwa dan semangat Bung Karno itu tak akan pernah mati!
Bung Karno telah berjasa membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda yang 350 tahun lamanya. Setelalh 13 tahun di penjara dan dibuang pemerintah Belanda dan memimpin perjuangan bersenjata untuk kemerdekaan Indonesia selama tahun 1945 sampai tahun 1949. Bung Karno itu pasti tahu apa yang harus diperbuat untuk mengisi kemerdekaan negerinya.
Tanpa kepemimpinan Bung Soekarno Tuan pasti tidak akan punya kedudukan sebagai Presiden seperti sekarang ini. Bung Soekarno itu telah meletakkan Undang-undang dasar yang demokratis untuk Indonesia dan telah mendirikan "Lingua Franca".
Dibidang seni dan budaya beliau adalah promotor. Beliaulah orangnya yang telah meletakkan dasar untuk pembangunan Bangsa Indonesia. Apakah dengan jasa-jasanya itu tidakkah pantas beliau mendapatkan imbalan?!.
Andaikan Bung Soekarno tahu bahwa akan terjadi suatu pengkhianatan yang berakibat pembunuhan antar sesama Bangsa seperti peristiwa G 30 S itu pasti beliau tidak akan menyetujuinya. Dan sayapun tidak akan tinggal diam apabila sampai suami saya terlibat dalam tindakan kekerasan itu. Didepan mata saya Bung Karno itu sangat terpuji dengan sifat-sifatnya yang luhur! Saya sangat yakin bahwa kalau ada seseorang yang berbuat dengan cara sadar dan sistematis membunuh sesama manusia maka perbuatan itu adalah yang paling keji dan tak beradab. Saya kenal pepatah Jepang yang berbunyi "mencekek seseorang dengan kain sutra: Sehubungan dengan inilah Tuan Suharto. Tuan telah memperkenankan Bung Karno itu diperlakukan sedemikian rupa tersiksa baik lahir maupun batinnya.
Selama ini saya belum pernah mengeluarkan suara atau pernyataan apa-apa karena saya sadar bahwa Tuan sedang menghadapi persoalan-persoalan yang cukup gawat. Tapi kali ini saya harus berbicara secara terbuka kepada Tuan karena: pertama-pertama untuk menjaga keselarnatan dan nama baik Presiden Soekarno.
Ketika Presiden Soekarno menyerahkan wewenangnya kepada Tuan sebagai pejabat Presiden pada tanggal 7 Märet 1967 telah diberikan 3 syarat oleh beliau kepada Tuan. Salah satu diantaranya yalah: bahwa Tuan harus menjaga keselamatan keluarga Presiden Soekarno. Ternyata Tuan tidak memperhatikan permintaan beliau itu.
Sewaktu Tuan diwawancarai oleh wartawan Jepang tentang banyaknya korupsi di Indonesia dewasa ini. Tuan telah memberikan keterangan sebagai berikut: "Tentang masalah korupsi itu saya kira selamanya akan ada. Dan soal korupsi ini sebenarnya adalah sisa-sisa dari pemerintah Soekarno dulu. Sementara ini akan tetap demikian karena memang sedemikian sejak semula".
Kalau ucapan Tuan itu benar maka ucapan Tuan itu seakan-akan ucapan seorang yang üdak bertanggung jawab. Sikap Tuan itu adalah licik dan tidak jantan karena Tuan ternyata berlindung dibelakang nama Soekarno tentang apa yang sekarang terjadi. Ketika Tuan berbicara demikian didepan wartawan itu maka habislah segala rasa hormat saya pada Tuan sampai yang terakhirpun!
Memang selama masih disebut manusia biasanya siapa yang menang akan selalu menganggap dirinya benar dan sebaliknya mereka yang kalah pasti segala sesuatunya akan ditimpakan kepadanya. Apabila Tuan memang bersedia dan benar-benar mau menyelidiki serta memberantas korupsi sebagai seorang warga negara Indonesia saya sepenuhnya bersedia untuk menjadi saksi dan hadir pada setiap sidang-sidang pengadilan yang dilakukan secara terbuka. Sudah tentu pelaksanaanya harus sesuai dengan norma-norma dan hukum yang berlaku dan tidak ditutup-tutup serta tidak boleh (…?? Sambungan kalimat tidak jelas, oleh penyebar, Enje)
Bung Karno adalah Pahlawan Revolusi Indonesia. Dengan kerendahan hati ingin saya katakan bahwa beliau memang belum tentu bisa menjadi pemimpin diwaktu damai. Akan tetapi saya kira andaikata Bung Karno itu sewaktu menjadi mahasiswa sempat belajar di luar negeri beliau pasti akan lebih banyak mengenal masalah-masalah ekonomi yang akan melengkapi kepemimpinanya. Saya katakan demikian karena mungkin "Nasionalisasi" perusahaan - perusahaan asing di Indonesia yang telah dilakukanya itu sebagai suatu kekhilafan.
Selain itu Bung Karno itu sebenarnya tak pernah mengalami dan berada dalam kehidupan keluarga yang stabil. (Sebagai seorang pejuang pasti tidak mungkin ! penyalin). Andaikata beliau lebih lama mengenal kehidupan rumah-tangga yang harmonis seperti halnya kebanyakan orang mungkin beliau ini akan menjadi Presiden yang lebih baik dalam suatu pemerintahan yang terpimpin dan sosiaiis dinegeri ini. Sayangnya tidak memungkinkan sehingga beliau itu lebih cenderung pada sifat-sifat seorang kaisar. Dan beliau jadi korban dari kekuasaan yang dikuasainya sendirian secara-penuh.
Saya dapat mengatakan demikian kepada Tuan karena saya memang menganggap dan menghomati Soekarno itu sebagai orang besar. Akan tetapi kiranya Tuan tahu, bahwa saya tidak selalu menyetujui setiap pendapatnya.
Sebagai misal terhadap Pancasila yang beliau gali dan ciptakan itu, menunrt pendapat saya adalah sepenuhnya terlalu idealistis. Meskipun idealisme itu perlu akan tetapi dalam abad ke 21 ini tidak sepenuhnya idealisme itu dapat dilaksanakan dalam praktek.
Indonesia sebenarnya belum matang untuk dibawa pada sistem demokrasi ala barat. Oleh karena itulah maka Bung Karno memberikan konsep pemikiran: "Demokrasi Terpirnpin". Lebih-lebih karena Rakyat Indonesia kebanyakan masih banyak yang buta humf dan taraf pendidikan maupun kemampuan ekonominya tidak sama. Dalam hal ini saya sependapat dengan Bung Karno.
Akan tetapi dipihak lain beliau itu telah meletakan dasar politik yang terlalu tinggi dan terlalu ideal. Karena itu dapatlah dimengerti kalau beliau mendapat kritik yang begitu keras terutama dengan cita-citanya untuk mengadakan perbaikan atas nasib seluruh rakyat Indonesia secara rnasal dan serentak. Beliau sebetulnya harus lebih realistis dengan ide-idenya itu. Pada saat-saat beliau mempunyai posisi yang cukup kuat sebagai penguasa tertinggi mestinya bliau akan mendapatkan dukungan dari pembantu-pembantunya atas ide-idenya tersebut. Akan tetapi kebanyakan dari Rakyat Indonesia itu hanya mengharapkan perubahan-perubahn dalam kebutuhan hidup sehari-harinya. Rakyat hanya menginginkan pemenuhan material yang nyata dan mereka sudah mulai jenuh dengan idealisme yang sering dipidatokan. Bung Karno itu mengemukakan bahwa dunia ini dikuasai oleh 2 blok kekuasaan adi kuasa. Dan ide beliau ingin membentuk kekuatan ke 3 sebagai imbangan. Dalam perjuangan mewujudkan cita-cita ini Indonesia dapat mempengaruhi dan menggerakkan dunia ke 3 seperti negara- negar di Asia, Afrika dan Amerika Latin. Ini berarti bahwa Indonesia sekaligus harus bisa berdikari disegala bidang. Demikian yang dicita-citakan oleh Bung Karno.
Kalau kemerdekan penuh dapat diberikan kepada semua negeri dan bangsa-bangsa yang terjajah. Akan sikap politik Indonesia yang mengisolasi diri itu menyebabkan Indonesia menarik diri dari keanggotaan P.B.B, dari Bank Dunia tidak ikut dalam Olympiade di Tokyo. Hal ini terjadi dalam rangka ketegangan dan perjuangan pembebasan Irian Barat dan konfrontasi dengan Malaysia.
Bung Karno berpendapat bahwa P.B.B telah bersikap tidak adil terhadap anggota-anggotanya. Indonesia yang belum pernah mendapat pinjaman dari Bank Dunia (Yang dikuasai oleh Amerika Serikat) telah menolak bantuan itu, kalau memakai syarat-syarat politik. Sebelum olympiade Tokyo dimulai Indonesia telah dituduh mempolitisir olah-raga seluruh bangsa-bangsa Asia-Afrika di Jakarta (Ganefo). Karena Indonesia lalu ditolak untuk ikut dalam Olympiade Tokyo itu. Dalam hal ini Bung Karno menolak tuduhan tersebut kerena ternyata pertandingan-pertandingan Olympiade selama inipun juga tidak mengikut sertakan semua negeri khususnya negara-negara komunis.
Tuan Suharto.
Apabila Tuan juga mencoba memikirkan tentang hari depan Indonesia pada hari-hari yang gawat itu tuan pun akan pasti mempunyai pendapat-pendapat lain mengenai ide-ide Bung Karno itu, yang mempunyai akibat tantangan angin taufan. Saya sendiripun ikut prihatin dengan hati yang berdebar-debar memperhatikan bahwa diplomasi Indonesia itu makin hari makin bergeser kekiri.
Memang tak ada orang yang sempurna! Begitu juga dengan diri Bung Karno menurut saya apa yang dikerjakan oleh beliau itu sama sekali tidak terselip untuk keuntungan diri sendiri tetapi sepenuhnya segala sesuatunya itu diabdikan pada Indonesia dan rakyatnya satu-satunya yang dicintainya dan hendak diabdinya. Dalam perjalanan hidupnya Bung Karno itu selalu berusaha untuk mencegah dan menghindari ada pertentangan dalam negeri yang bisa berakibat adanya korban-korban.
Dibanding dengan sikap Tuan dan pembantu-pembantu Tuan ternyata jauh berbeda dimana Tuan atau pembantu-pembantu Tuan telah memerintah Indonesia dengan perampokan dan pertum-pahan darah. Tuan dan pembantu-pembantu Tuan kelak akan dituntut dengan tuduhan telah melaksanakan pembunuhan yang disengaja terhadap ratusan ribu orang PKI yang tidak bersalah, dengan dalih "penumpasan PKI sampai ke akar-akarnya"
Siapa dapat percaya bahwa Tuan percaya kepada Tuhan ? Dalam hal ini Indonesia seharusnya tidak memerlukan Presiden dimana tangannya penuh berlumuran darah.
Tuan Suharto.
Bung Karno itu saya tahu benar-benar sangat mencintai Indonesia dengan Rakyatnya. Sebagai bukti bahwa meskipun ada lawannya yang berkali-kali hendak menteror beliau beliau pun masih mau memberikan pengampunan kalau yang bersangkutan itu mau mengakui kesalahannya. Dibanding dengan Bung Karno maka dibalik senyuman Tuan itu, Tuan mempunyai hati yang kejam. Tuan telah membiarkan ratusan ribu orang orang PKI dibantai. Kalau saya boleh bertanya : apakah Tuan tidak mampu dan tidak berkuasa untuk mencegah dan melindungi mereka agar tidak terjadi pertumpahan darah?
Mungkin Tuan kelupaan bahwa ketika peristiwa tahun 1965 itu berlangsung Bung Karno tidak juga Tuan suruh bunuh pula. Tuan pasti mudah amat untuk mempersalahkan dan menuduh PKI itu bersalah sehingga terjadinya tragedi tersebut. Kalau Tuan mau berbuat demikian maka pasti rakyat banyak yang menjadi pengagum dan menganut Bung Karno itu akan tetap hidup tenang. Tidak seperti sekarang dimana mereka tidak dapat berbuat apa-apa sementara mereka tidak tahu bagai-mana nasib pemimpinnya.
Semestinya Tuan tidak perlu memperlakukan Bung Karno itu sedemikian rupa, yang rnungkin karena perasaan kerdil Tuan. Sebenarnya Tuan akan lebih terhormat apabila Bung Karno itu sebagai Pemimpin Besar Revolusi dapat meninggal secara wajar bukan karena tersiksa dalam tahanan. Adalah suatu kerugian besar sekali bagi Indonesia bahwa Bung Karno itu telah mendapat perilakuan yang tidak wajar seperti itu setelah beliau mengabdi selama hidupnya untuk Negara Indo-nesia dan bangsanya.
Pada akhir surat terbuka ini saya akan tutup surat ini dengan mengenang kembali akan kecintaan dan kemesraan saya terhadap Bung Karno dengan seruan!!!
Paris tgl 16-4-1970 
Tertanda
Ratna Sari Dewi Soekarno

Senin, 17 September 2012

PLOT ZIONIS ANTI-ISLAM DAN "INNOCENCE OF MUSLIMS"



Bulan September ini kita menyaksikan sebuah upaya global sistematis mendeskreditkan Islam. Selain film "Innocence of Muslims" yang dirilis di Amerika, di Inggris muncul film dokumenter "Islam: The Untold Story" yang juga banyak mendeskreditkan Islam. Meski yang pertama-lah yang banyak menarik perhatian dan menimbulkan aksi-aksi protes di seluruh negara Islam, film "Islam: The Untold Story" yang ditayangkan di televisi "Channel 4" perlu mendapat perhatian lebih serius. Jika "Innocence of MuslIms" adalah film fiksi yang "sembrono" dan dibuat oleh para amatir dan pelaku pornografi, "The Untold Story" lebih serius karena dibuat dalam format film dokumenter, meski tetap saja jauh dari standar ilmiah.

Sutradara "The Untold Story", Tom Holland, misalnya, mengklaim bahwa tidak ada sumber-sumber tertulis yang otentik tentang sejarah Nabi Muhammad dan awal Islam. Hal ini membuktikan pengetahuan Holland yang sangat dangkal tentang sejarah Islam. Tidak ada sumber-sumber sejarah tentang seorang manusia yang lebih lengkap dan mendetil sebagaimana Nabi Muhammad, dan tidak ada sumber-sumber sejarah sebuah kebudayaan yang lebih lengkap dan mendetil selain Islam.

Sejarah Nabi telah ditulis dan dibukukan orang antara abad pertama dan kedua Hijriah. Demikian juga catatan tentang tindakan-tindakan dan ucapan beliau yang dikenal sebagai hadits. Dan kitab-kitab itu masih menjadi referensi hingga sekarang. Tanpa bermaksud melebih-lebihnya, semuanya itu bisa dikatakan sebagai sebuah keajaiban yang diberikan Tuhan untuk mensucikan Islam dari segala fitnah, mengingat bahwa bangsa Arab adalah bangsa yang terbelakang dalam budaya tulis menulis. Dari ini saja klaim Tom Holland dan orang-orang sejenisnya, terbantahkan dengan telak.
Dalam filmnya Tom Holland menyertakan Patricia Crone, seorang "ahli" tentang Islam dari "Institute for Advanced Study in Princeton" yang sudah banyak mengekspresikan sentimen anti-Islam. Salah satunya adalah buku berjudul "Hagarism: The Making of the Islamic World" yang ditulisnya bersama Michael Cook. Crone mengklaim bahwa Al Qur'an ditulis pertama kali di Syria dan Irak lebih dari 50 tahun setelah kematian Rosulullah. Selanjutnya Al Qur'an ditulis lagi dengan versi baru oleh khalifah Dinasti Abassiah, Abdul Malik (685-705), demi melegitimasi kekuasaannya. Lagi-lagi klaim-klaim tanpa dasar karena memang tidak ada referensinya sama sekali kecuali adalah sangkaan-sangkaan negatif belaka.

Tentang itu saya (blogger) teringat dengan klaim seorang non-Islam yang mengklaim sebagai "ahli" tentang Islam, bahwa Al Qur'an dibukukan oleh Khalifah Usman, 300 tahun setelah kematian Rosulullah. Padahal Usman adalah sahabat Rosul yang usianya tidak berbeda jauh dengan Rosul. Bagaimana ia bisa hidup lebih dari 300 tahun?

Crone menyebut Islam sebagai "Hagarisme", diambil dari nama Hagar, istri kedua Nabi Ibrahim yang menurunkan Nabi Ismail dan Nabi Muhammad. Adapun Yahudi dan Kristen berasal dari keturunan Nabi Ibrahim dengan istri pertamanya, Sarah.

Film "The Untold Story" tentu saja mendapat kecaman dari kalangan muslim. "Channel 14" setidaknya telah menerima 1.000 pernyataan protes, dan regulator televisi Inggris, Ofcom, menerima 200 pernyataan protes. Namun hingga saat ini Ofcom tidak mengambil tindakan apapun.

Di Inggris saat ini terdapat satu partai yang didanai oleh zionis yahudi dan Inggris, yang secara aktif menyebarkan kebencian terhadap Islam, bernama English Defense League (EDL). Kelompok ini dalam beberapa tahun terakhir menyebar ke seluruh Eropa dan membentuk kelompok-kelompok sejenis. Dan salah satu aktifis kelompok semacam ini adalah Anders Behring, pelaku pembantaian massal yang menewaskan 77 warga Norwegia simpatisan perjuangan rakyat Palestina. Ia memiliki ratusan "teman" jejaring sosial "Facebook" yang berasal dari EDL. Baik EDL maupun Norwegian Defence League (NDL) adalah kelompok yang sama hanya beda nama dan tempat operasi. Sekali-sekali anggota-anggota NDL mendapat pelatihan di markas EDL.

Pada bulan Oktober 2010 pemimpin yahudi Amerika, Rabbi Nachum Shifren berkunjung ke markas EDL yang ia sebut sebagai "satu kelompok di Inggris yang memiliki keberanian moral". Sebaliknya dalam pidatonya Rabbi menghina Islam seolah tanpa batas dimana ia menyebut orang-orang Islam sebagai "anjing-anjing yang memakan hidup-hidup satu sama lain".

"Sejarah akan mencatat, yang akan dibaca oleh anak cucu kita dalam keabadian, sebuah kelompok telah memantik api kebebasan yang membebaskan kita dari penindasan, yaitu EDL yang membebaskan Inggris dari kejahatan," tambah Rabbi dalam pidatonya.

Tentu saja upaya-upaya penyebaran kebencian terhadap Islam tidak kalah gencarnya dilakukan di Amerika. Pendeta Terry Jones adalah ikon-nya dengan aksi bakar Al Qur'an-nya. Pada tgl 11 September lalu, atau bersamaan dengan ulang tahun Tragedi WTC ke 11, Terry Jones muncul dalam video streaming internet selama 13 menit mempromosikan film "Innocence of Muslims".



PRODUSER "INNOCENCE OF MUSLIMS" JALANI PEMERIKSAAN

Seseorang yang diduga menjadi produser "Innnocence of Muslims" kini menjalani pemeriksaan aparat penyidik dengan sangkaan melanggar hak siar dengan menggunakan nama samaran.

Seseorang bernama Nakoula Basseley Nakoula (55 tahun) dari Los Angeles, mengaku bukan sebagai penulis film "Innocence of Muslims", kecuali membantu logistik awak film. Namun seorang penyidik yang tidak disebutkan namanya menyatakan kepada kantor berita Amerika, "Associated Press" bahwa Naloula, seseorang mantan narapida kasus kejahatan keuangan, adalah produser film tersebut.

Membuat film tentu saja bukan satu kejahatan di Amerika, namun apa yang dirilis Nakoula di internet melarangnya menggunakan nama samaran tanpa persetujuan pejabat berwenang.

"Kantor US Probation Office di Central District California kini tengah menyidiki kasus ini," kata Karen Redmond, jubir instansi tersebut kepada wartawan di Kantor Pengadilan Washington, DC, kemarin.

Pada tahun 2010, Nakoula dinyatakan bersalah dalam kasus kejahatan perbankan dengan menjalani hukuman salama 21 bulan di penjara dan 5 tahun dalam pengawasan pengadilan. Ia terbukti membuka kartu kredit dengan menggunakan identitas palsu. Namun sebelum habis masa tahanannya, ia dibebaskan dari penjara pada bulan Juni 2011.

Dalam kasus film "Innocence of Muslims" Nakoula yang juga disebut-sebut dengan nama Sam Bacile, mengaku mendapatkan 5 juta dollar dari komunitas yahudi Amerika untuk membuat film tersebut. 



SUTRADARA FILM PORNO

Diduga film "Innocence of Muslims" disutradarai oleh Alan Roberts (65 tahun) seorang sutradara film-film murah yang berpengalaman dalam pembuatan film-film porno. Di antara film-film panas buatannya adalah "The Sexpert" dan  "The Happy Hooker Goes to Hollywood."

Nama Alan Robert muncul dalam daftar casting film "Innocence of Muslims" sejak pertengahan 2011 lalu kala film ini masih diberi judul "Desert Warriors." Namun nama Robert sebenarnya adalah Robert Brownell, yang namanya muncul dalam beberapa chek pembayaran yang dilakukan pada masa pre-produksi.

Setelah kerusuhan-kerusuhan merebak menyembunyikan diri dan menutup teleponnya. Diduga Alan Roberts menjadi korban penipuan yang dilakukan oleh produser film yang mengaku sebagai Sam Bacile. Sebagaimana awak film lainnya, mereka semua terpedaya oleh pernyataan Bacile (Nakoula Basseley Nakoula) yang mengatakan kepada semua awak film bahwa mereka tengah membuat film tentang kehidupan orang-orang Mesir kuno, jauh sebelum lahirnya Nabi Muhammad.




Ref:
"Sinister September: Zionist anti-Islam plot simmering"; Ismail Salami; Press TV; 12 September 2012

"Suspected anti-Islam movie's producer may land in prison for probation violation"; Press TV; 15 September 2012

Minggu, 16 September 2012

Wali Kota Termuda Usia 15 Tahun Terinspirasi Soekarno


Bashaer Othman menjadi satu-satunya Wali Kota termuda dunia. Di usianya yang masih 15 tahun, pelajar yang masih duduk di kelas 1 SMA Palestina ini sudah diberi jabatan publik sebagai Walikota Allar, Tulkarm, Tepi Barat, Palestina.


Bashaer diberi kesempatan mempimpin Kota Allar selama dua bulan, di bawah bimbingan Sufian Shadid, Wali Kota Allar sebenarnya, setelah ia terpilih dalam program pemberdayaan kaum muda Pemerintah Palestina.
Tentu unik sebuah kota dipimpin oleh perempuan yang masih berusia dibawah 17 tahun. Apalagi Bashaer harus memikul sejumlah tanggung jawab berat mengatasi semua hal terkait Kota Allar, termasuk mengawasi karyawan dan menandatangani semua dokumen resmi, kecuali dokumen keuangan.
Bertempat di kantor Kedutaan Besar Palestina untuk Indonesia di Jl Pangeran Diponegoro, Jakarta, Rabu (12/9) siang, Tribun mendapat kesempatan mewawancarai perempuan jelita ini dengan nuansa santai namun obrolan serius.
Basher menerima Tribun dengan senyuman manis. Sapaan dengan menggunakan bahasa Arab makin menambah keakraban. Di sela-sela obrolan Bashaer bahkan sempat bercanda bertanya-tanya tentang merk handphone yang Tribun pakai. Apa saja pengalaman Basheer menjadi walikota termuda dunia.
Berikut petikan wawancaranya:
Selamat siang, selamat datang di Indonesia. Bisakah Anda bercerita bagaimana Anda jadi walikota di usia
Anda yang masih muda?
Selamat siang juga senang bisa berada di Indonesia. Pada awalnya saya mengikuti program pemerintah Palestina untuk pemberdayaan kaum muda. Saya lalu bersaing dengan ribuan anak muda yang mengikuti seleksi program tersebut, walikota seperti saya dipilih tidak melalui proses pemilihan umum yang dilakukan masyarakat tapi dipilih oleh walikota sebenarnya berdasarkan atas kompetensi atau kemampuan dalam berbagai hal.
Apa pertimbangan terbesar Anda terpilih?
Saya dinilai memiliki kemampuan individual diantaranya wawasan tentang kenegaraan, politik, sosial, ekonomi. Saya juga memiliki kemampuan leadership. Sebelum ini saya telah memimpin sebuah organisasi kepemudaan di sekolah. Saya juga punya visi dan misi yang jelas untuk kemajuan rakyat Palestina.
Anda sudah menjabat dua bulan, apa yang Anda lakukan selama periode itu?
Saya berusaha memecahkan berbagai masalah rakyat, salah satunya adalah ketersediaan lapangan pekerjaan. Beberapa waktu lalu saya keliling ke beberapa negara luar dan sepulang dari sana saya mengajak para investor serta meyakinkan mereka agar mau berinvestasi di Palestina. Hasilnya lumayan, ada tiga proyek yang saya dapatkan dan saya pikir itu akan membuka lapangan kerja baru.
Ceritakan masalah tersulit yang Anda hadapi selama jadi walikota?
Melayani rakyat Palestina terutama dalam masalah hukum. Sebenarnya mereka sudah tahu hukum tapi biasanya mereka tidak puas jika tidak langsung bertanya kepada walikota, jadi saya harus sabar melayani mereka. Kesultian yang saya alami adalah bisa memuaskan seluruh rakyat, juga saat membuat rakyat menjalani ketentuan Dewan Kota. Beruntungnya saya punya kemampuan komunikasi yang bagus sehingga bisa mudah menjawab pertanyaan dari mereka.
Palestina identik dengan daerah konflik, tidakkah Anda takut dengan keselamatan jiwa Anda?
Daerah Tepi Barat yang saya pimpin relatif aman, tidak ada kontak senjata disana. Pertumbuhan ekonominya juga bagus, penghasilan rakyatnya di atas rata-rata. Jadi saya tidak pernah merasa takut untuk memimpin, ini semua untuk kemaslahatan umat.
Apa yang Anda pikirkan tentang konflik dengan Israel?
Saya datang kesini tidak untuk membahas konflik dengan Israel, itu sudah ada bagiannya tersendiri. Saya hanya ingin menjadi inspirasi generasi muda Palestina bahwa konflik bisa melahirkan pemimpin- pemimpin handal. Saya ingin pemuda Palestina punya sikap dan membangun peradaban mereka.
Apa perubahan yang Anda rasakan dalam diri Anda setelah menjadi walikota?
Tentu ada yang berubah dari kepribadian saya. Sekarang, saya lebih memikirkan kepentingan umat.
Bisakan Anda ceritakan kehidupan keluarga Anda?
Saya lahir dalam keluarga yang hangat, saya hidup dengan Ayah, Ibu dan lima orang saudara, saya anak keempat. Kami hidup dalam satu rumah dan kakak-kakak saya masih belajar di perguruan tinggi. Saat jadi walikota saya mendapat dukungan penuh dari keluarga, mereka sangat mensupport karier politik yang sedang saya jalani. Kami hidup dalam keluarga yang harmonis dan bahagia.
Apa reaksi kawan-kawan Anda setelah jadi Wali Kota?
Mereka sangat apresiatif dan mendukung, kami tetap berhubungan bahkan mereka sering memberikan masukan dan berkomunikasi dengan saya melalui internet. Kami chating setiap hari dan berdiskusi banyak hal untuk kemajuan Palestina.
Apakah Anda punya pacar?
Tidak, Islam tidak memperbolehkan hubungan laki-laki dan perempuan tanpa status pernikahan apapun bentuk hubungan itu. Dan generasi muda Islam tidak seharusnya memikirkan hal itu. Generasi muda Islam harus cerdas membangun peradaban dan kemajuan bangsanya. Terus terang saya tidak punya akun facebook sebab kadang itu mengganggu aktifitas saya dalam berpikir tapi saya tetap mengikuti perkembangan global lewat internet.
Bagaimana Anda melihat masa depan pemuda Palestina?
Saya optimistis kami punya masa depan lebih bagus. Saat ini memang ada banyak pemuda Palestina yang berusaha keluar ke negara lain misalnya ke Saudi Arabia, Mesir atau negara Timur Tengah lainnya untuk mencari pekerjaan dan mencari wilayah aman. Tapi mereka semua punya komitmen besar untuk tetap jadi warga negara Palestina, artinya mereka akan kembali lagi. Kami juga meyakini bahwa Palestina suatu saat akan merdeka dan berdaulat.
Di Indonesia sering ada demonstrasi dukungan terhadap Palestina biasanya memakai tagline "Save Palestina". Apa tanggapan Anda?
Saya sangat mengapresiasi perhatian Indonesia terhadap negara kami. Indonesia adalah saudara setia kami sejak tempo dulu. Saya pribadi sangat terinspirasi dengan Ahmad Soekarno (Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno). Sebab beliau adalah tokoh yang pertama kali bersuara Palestina adalah negara berdaulat tanpa peduli dengan negara lain yang tidak mengakui kami.
Apakah Indonesia terkenal di negara Anda?
Iya terutama dengan tokoh Ahmad Soekarno Soekarno), kami memanggil Ahmad Soekarno sebab orang Palestina mengenalnya dengan nama itu. Indonesia juga negara muslim terbesar dunia, dukungan dan suara dari Indonesia sangat memberi kami kepercayaan diri. Kami mendapatkan energi lebih ketika Indonesia bersuara lantang dan membela Palestina.
Apa pesan terakhir Anda untuk pemuda Indonesia?
Pemuda Indonesia harus terus maju kedepan. Maju Palestina!Maju Indonesia

Sumber :www.tribunnews.com

Sabtu, 15 September 2012

Innocence of Muslims vs Innocence of Zionist



Ada banyak analisis yang bisa ditulis terkait aksi terbaru kelompok Islamophobi yang membuat film nista berjudul Innocence Muslim. Saya ingin membahasnya dari sisi ini: “siapa yang memulainya pertama?” 


Banyak yang mengecam aksi kekerasan di Libya. Sebagian orang Islam sendiri langsung ‘setuju’ dengan citra yang disebarluaskan oleh media Barat: bahwa aksi pembunuhan terhadap para diplomat AS di Libya adalah ‘balas dendam’ atas pembuatan film Innocence of Muslims. Lalu lagi-lagi, muslim disalahkan dan dicitrakan sebagai penganut agama kekerasan. Sebagian muslim pun malah saling menasehati, “Marah boleh, tapi jangan membunuh dong!” atau, “Rasulullah saja kalau masih hidup pasti akan memaafkan; beliau tidak akan setuju kalau kita berbuat biadab.” Pertanyaannya, siapa ‘kita’ yang dimaksud? Siapa yang membunuh Dubes AS? 
Bila dirunut lagi, aksi penyerangan itu diawali dengan datangnya massa ke gedung konsulat AS di kota Benghazi. Mereka melakukan demo menyuarakan protes mereka atas pembuatan film yang menghina Nabi Muhammad. Lalu,  tiba-tiba sekitar 20 militan datang dengan membawa RPG7 dan membardir gedung konsulat sehingga menewaskan Dubes AS beserta 3 stafnya. Penyerangan seperti ini jelas memerlukan persiapan. Ini bukanlah proses ‘alami’ : ada demo, lalu situasi memanas, dan terjadilah aksi anarkhi. Bahkan sumber dari AS sendiri menyatakan bahwa penyerangan itu terlihat sudah direncanakan dan menjadi aksi demo sebagai pengalihan perhatian (CNN 13/9).
Lalu, siapa militan yang membawa RPG7 itu? Memang belum bisa dipastikan.Tapi, Clinton sendiri sudah menyatakan, “Mereka adalah kelompok kecil yang bengis, bukan rakyat atau pemerintah Libya.” Dan bila dilihat dari ‘sejarah’-nya, Konsulat AS di Benghazi sebelumnya (7 Juni 2012) juga pernah dibom  leh teroris yang memiliki link dengan Al Qaida, yaitu kelompok Omar Abdul Rahman. Para pengebom meninggalkan leaflet yang berisi pernyataan bahwa serangan itu sebagai  balasan atas tewasnya salah satu pimpinan mereka, Abu Yahya al Libi. Mereka juga menjanjikan akan melakukan serangan lagi terhadap AS. Tidak ada korban tewas dalam aksi terorisme bulan Juni itu. 
Di satu sisi, kenyataan ini terasa ironis. AS telah memimpin perang melawan terorisme di Afghanistan dan Irak, dengan dalih memburu Al Qaida dan Usama bin Laden. Tapi di Suriah, AS justru bekerja sama dengan Al Qaida untuk menggulingkan Assad. Bahkan lebih ironis lagi, Al Qaida didirikan dan didanai oleh AS (ini bukan teori konspirasi, Hillary Clinton sendiri sudah terang-terangan mengakuinya, rekamannya bisa didapatkan di youtube).
Atas dasar uraian di atas, saya berpendapat aksi kekerasan di Libya perlu dipisahkan dari aksi protes di berbagai negara muslim. Aksi demo di depan kedutaan besar AS di berbagai negara muslim hendaknya dilihat sebagai bentuk kecintaan umat Islam terhadap Nabi mereka. Dan itu adalah hak mereka, yang didukung oleh resolusi PBB. Penghinaan terhadap agama tidak bisa lagi berlindung di balik ‘kebebasan bereskpresi.” PBB pada tahun 2009 sudah mengesahkan resolusi yang menyatakan bahwa segala bentuk penghinaan terhadap agama adalah pelanggaran HAM. Sebelumnya, pada tahun 2005 PBB juga mengesahkan resolusi yang pada intinya ‘pembelaan’ terhadap Holocaust dan pelarangan segala bentuk penyangkalan dan penghinaan terhadap sejarah Holocaust. Namun, ada satu poin dalam resolusi itu yang bisa diaplikasikan secara umum, “Mengutuk tanpa kecuali segala bentuk manifestasi intoleransi agama, penghasutan, penghinaan, atau kekerasan terhadap orang-orang atau komunitas  berdasarkan etnik atau kepercayaan agama dimanapun terjadi.”
Mari kita kembali kepada pertanyaan pertama: siapa yang memulai semua ini? Mengapa muslim disalahkan bila menyuarakan protes atas penghinaan agama, sementara pihak yang pertama membuat ‘gara-gara’ (yaitu si pembuat film) diposisikan sebagai korban (sehingga harus dilindungi)? Bukankah secara internasional (melalui resolusi PBB) juga diakui kesalahan si penghina?
Presiden Obama dan Menlu Clinton telah mengeluarkan pernyataan resmi mengutuk penyerangan di Benghazi dan menyatakan "Make no mistake, justice will be done." Tapi, masalahnya, keadilan yang dimaksud Obama hanyalah keadilan untuk teroris di Libya. Dengan segera mereka mengirimkan dua kapal perang ke Libya untuk mengusut kasus ini. Tentu saja, kita pun sebagai muslim seharusnya juga mengutuk peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh teroris itu. 
Namun, ada yang lupa untuk dikutuk oleh Obama dan Clinton: yang pertama membuat masalah, yaitu si pembuat film itu. Sebagai pemimpin negara, mereka seharusnya menegakkan keadilan dari sisi pelanggaran HAM yang dilakukan si pembuat film. Seharusnya, mereka mengambil langkah hukum untuk melarang segala bentuk aksi penghinaan agama di negara mereka. Dogma kebebasan berekspresi tidak bisa dipakai untuk isu-isu agama. Bukankah Holocaust pun sedemikian mereka lindungi dan tidak boleh ada yang menyangkalnya, apalagi menghinanya? Dogma ‘kebebasan berekspresi’ memang terlihat munafik saat dihadapkan pada Holocaust. Ketika dunia muslim marah akibat pembuatan kartun Nabi Muhammad di Denmark, Barat melindungi para ‘seniman’ itu atas nama kebebasan berekspresi. Lalu, saat koran Hamshahri (Iran) melakukan aksi balasan dengan membuat Lomba Melukis Karikatur Holocaust, mereka (termasuk Sekjen PBB Kofi Annan) serempak mengecamnya.
Kejadian pembantaian kaum Yahudi oleh NAZI Jerman ini dianggap peristiwa suci yang tidak boleh dipertanyakan. Sejarawan Roger Garaudy pernah dijatuhi hukuman denda $40.000 pada tahun 1998 karena menulis buku berjudul ‘Mitos dan Politik Israel’ yang isinya mempertanyakan kebenaran Holocaust. Sejarawan-sejarawan lainnya, yang diistilahkan sebagai ‘revisionis’, juga mengalami intimidasi (dan sebagiannya dijatuhi hukuman) karena mempelajari ulang sejarah Holocaust. Padahal yang dilakukan oleh sejarawan itu adalah kegiatan akademis, bukan ‘penghinaan’. Misalnya, Frederic Toben dalam makalahnya menulis hitung-hitungan jumlah korban Holocaust. Berdasarkan data persidangan, pembakaran mayat orang Yahudi di kamp Auschwitz tidak dilakukan terus-menerus. Setiap 8-10 jam, oven pembakaran harus dimatikan. Bila diasumsikan dalam sehari oven bekerja 9 jam dan satu oven hanya bisa membakar 3 mayat, berarti dalam sehari ada 27 mayat yang dibakar. Dan bila dijumlahkan keseluruhannya, total angka yang keluar adalah, ada sekitar 480 ribu mayat yang dibakar di Auschwitz. Tetapi, anehnya, data yang dianggap valid dan tidak boleh diganggu gugat adalah: ada 4 juta Yahudi yang dibunuh Nazi di Auschwitz.
Holocaust, bagi Barat adalah peristiwa ‘innocence’ [suci, murni] yang tak boleh disangkal, apalagi dihina. Mereka menerapkan sanksi hukum untuk para penyangkal Holocaust. Tapi, Nabi Muhammad yang sangat diagungkan dan disucikan umat Islam, dianggap sah untuk dihina dan tidak ada sanksi hukum untuk para pelakunya. Sungguh sebuah kemunafikan. Padahal, pemberhalaan Holocaust telah mendatangkan tragedi kemanusiaan yang sangat besar: penjajahan Palestina, dialokasikannya anggaran dalam jumlah besar oleh negara-negara Barat untuk mendukung Israel, serta berbagai peperangan di  negara-negara muslim yang diarsiteki oleh Zionis. Ini bukan teori konspirasi. Profesor Hubungan Internasional dari Chicago University, John Mearsheimer, pernah menulis makalah tentang para lobbyist Israel yang menjadi dalang dari berbagai kebijakan luar negeri AS yang mendukung Israel; alih-alih memperjuangkan kepentingan rakyat AS sendiri. Tentu saja, Mearsheimer mendapatkan intimidasi hebat gara-gara keberaniannya menulis makalah itu. Bahkan kebebasan akademis pun tak dijunjung bila menggugat ‘kesucian’ kaum Zionis Israel.
Terakhir, sebagai instrospeksi  buat kita, kaum muslimin, saya ingin mengutip komentar seorang non-muslim di AS di sebuah situs, “Yang membuat saya heran adalah, ingatkah Anda kejadian tentara AS membunuh lebih dari selusin orang Afghanistan, termasuk anak-anak? Saat itu sama sekali tidak ada aksi protes, apalagi sampai seperti di Libya. Tapi, seandainya ada yang berani membakar Quran, itu artinya perang!”
Ya, kita memang wajib mencintai Rasulullah dan Al Quran. Saat keduanya dihina, kita harus menunjukkan sikap protes. Tapi yang lebih esensial lagi tentunya, menunjukkan kecintaan itu bukan pada saat dihina saja, melainkan setiap saat. Apalagi, penghinaan terhadap Rasulullah dan Al Quran pada hakikatnya terjadi setiap saat, dalam bentuk penjajahan di negara-negara muslim, baik itu penjajahan fisik (pendudukan militer dan pembunuhan rakyat sipil oleh tentara Barat) maupun penjajahan ekonomi. Mari tunjukkan rasa cinta itu dengan melakukan perlawanan terhadap kezaliman. Misalnya, boikot produk Zionis, rezim yang menjadi sumber segala kezaliman di muka bumi. Atau, menolak diadu domba atas nama mazhab. Ingatlah bahwa setiap kali kaum muslim bertikai, yang tertawa dan diuntungkan justru musuh-musuh Islam. Bayangkan betapa sedihnya Rasulullah melihat umatnya saling memfitnah dan bahkan membunuh, padahal sama-sama mengaku mencintai Rasulullah. 

Penulis : Dina Y. Sulaeman, M.Si 

Kamis, 13 September 2012

Maraknya Permasalahan Sosial di Indonesia, Salah Siapa?


Ada beberapa permasalahan krusial di bidang sosial budaya yang berdimensi luas ke depan yang dapat dimanfaatkan oleh “kekuatan asing” untuk melakukan infiltrasi di Indonesia. Beberapa permasalahan tersebut antara lain permasalahan yang terjadi di dunia pendidikan di Indonesia, antara lain tuntutan dari guru berstatus honorer untuk diangkat menjadi CPNS dan dugaan terjadinya komersialisasi pendidikan.


Aksi unjuk rasa kalangan guru honorer menuntut pengangkatan sebagai CPNS terjadi di beberapa daerah. Di depan Kantor Badan Kepegawaian Negara (BKN), Jakarta, sekitar 75 orang dari Komite Guru Bekasi (KGB) dipimpin Muhlis Setia Budi melakukan unjuk rasa pada akhir tahun 2011 dengan tuntutan pengangkatan 80 ribu guru honorer menjadi PNS. Sebelum membubarkan diri, massa sempat melakukan aksi blokir jalan dan melemparkan telur busuk ke depan Kantor BKN. 
Sebelumnya, di depan Kantor BKN, Jakarta, aksi serupa juga dilakukan KGB dengan tuntutan antara lain Presiden harus hati-hati dan cermat untuk menandatangani PP Tenaga Honorer yang baru, karena masih banyak permasalahan serta tuntutan agar segera diangkat menjadi PNS. Di Bandung, Jabar, Federasi Guru Honorer Jabar yang beranggotakan 300 guru honorer akan memboikot setiap Pemilu sebagai ekspresi kekecewaan terhadap pemerintah yang hanya bisa berjanji akan mengangkat mereka menjadi PNS. Aksi unjuk rasa dengan tuntutan serupa juga terjadi di beberapa Provinsi antara lain, Jateng, Yogyakarta, Jatim, NTB, Sulsel, Sultra, Sumsel, Sumbar, Kalsel, Kaltim, Kalbar, Papua dan Papua Barat.
Aksi unjuk rasa dalam rangka menolak komersialisasi pendidikan terjadi di beberapa daerah.  Pada Agustus 2011, di Bundaran SIB, Kota Medan, Sumut, sekitar 20 orang dari Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) dipimpin Ronald melakukan aksi unjuk rasa dalam rangka menyampaikan pernyataan sikap antara lain, menolak kapitalisasi/komersialisasi pendidikan, pemungutan liar di sektor pendidikan dan menilai rezim SBY-Boediono gagal mewujudkan pendidikan gratis, ilmiah dan bervisi kerakyatan.
Sebelumnya, di pertigaan UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, sekitar 20 orang aktivis PMII UIN Sunan Kalijaga dipimpin Romel melakukan aksi unjuk rasa menuntut antara lain, penghapusan komersialisasi pendidikan, pertegas Pancasila sebagai falsafah bangsa dan menilai rezim SBY-Boediono telah gagal mewujudkan pendidikan gratis. Sebelum membubarkan diri, pengunjuk rasa melakukan aksi membakar foto SBY-Boediono. Aksi unjuk rasa dengan tuntutan serupa juga terjadi di Samarinda, Kaltim dan Mataram, NTB. 
Disamping itu, permasalahan rendahnya mutu kesehatan masyarakat yang diindikasikan dengan banyaknya penderita penyakit, adanya penyakit berbahaya serta gizi buruk di beberapa daerah.
Kemudian, permasalahan krusial yang belum tertangani adalah di bidang kesehatan dimana sampai saat ini perbaikan mutu kesehatan bagi masyarakat, serta kurangnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dll. 
Sementara itu, rendahnya mutu kesehatan masyarakat yang ditandai dengan banyaknya penderita dan maraknya penyakit berbahaya masih terjadi di beberapa daerah. Di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, Kepala Dinas Kesehatan Indragiri Hulu, Zainal Arifin SKM Mkes menyatakan, hingga September 2011, penderita DBD di Indragiri Hulu mencapai 81 orang atau meningkat dibanding tahun 2011 yang hanya mencapai 25 orang. Sebelumnya, tanggal 21 Oktober 2011 di Bengkulu, Direktur Yayasan Kipas Bengkulu Merly Yuanda menyatakan, jumlah penderita HIV/AIDS di Bengkulu saat ini mencapai 467 orang, dimana sebagianbesar merupakan pekerja seks, kalangan gay dan waria serta pelanggan. Dari data tersebut menunjukan terjadi peningkatan jumlah penderita HIV/Aids di Bengkulu mencapai 24,6 persen per  tahun.
Plt Kadis Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu, Alwi Mujahit Hasibuan menyatakan, sejak tahun 2009 hingga bulan September 2011 jumlah orang yang terjangkit virus Human Immunodeficiency Virus-Acqured Immunao Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) positif mencapai 40 orang dan beberapa orang diantaranya sudah meninggal dunia. Sedangkan, tanggal 18 Oktober 2011 di Kota Malang, dr. Enny Sekar Rengganingati, Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang mengatakan, selama kurun waktu Januari hingga September 2011, tercatat ada 48 kasus difteri yang terjadi Kota Malang.
Permasalahan mutu kesehatan yang rendah di tengah masyarakat juga ditandai dengan adanya gizi buruk di beberapa daerah. Di Mamuju, Sulbar, Kepala Bidang Bina Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Mamuju dr. I Ketut Sidiarsa mengatakan, jumlah balita penderita gizi buruk di Mamuju hingga bulan Agustus tahun 2011, sebanyak 62 balita, serta kasus ibu hamil kurang energi kronis yang mencapai angka 3,1%. Sementara itu, di Kota Pontianak, Henri Hadad (Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kalbar) mengatakan, hingga Oktober 2011 ditemukan 180 kasus gizi buruk yang menimpa anak usia 0-5 tahun di wilayah Kalimantan Barat.
Persoalan krusial lainnya adalah maraknya aksi perlawanan massa sebagai ekses perselisihan industrial semakin marak terjadi di beberapa daerah, serta sebagai bentuk awal sudah mulai meluasnya "ketidakpatuhan sosial atau social disobeydience" kepada pemerintah. Kondisi ini berpotensi menghambat masuknya investasi, mengganggu perekonomian, tidak mengurangi pengangguran serta menimbulkan gangguan kamtibmas. 
Sementara itu, fakta terkait dengan aksi “perlawanan” massa sebagai dampak perselisihan industrial terjadi di beberapa daerah. Pada 9 Oktober  2011 di  PT Bapitri/PT Sokolancar, Kelurahan Cibeureum Kec. Leuwi Gajah Kota Cimahi, sekitar 50 orang melakukan aksi unjuk rasa dipimpin Dadan Supardan, Sekretaris Karang Taruna RW 08, disebabkan karena perusahaan tidak mempekerjakan warga sekitar. Disamping itu, perusahaan tersebut juga tidak menyalurkan limbah padat hasil produksi berupa benang dan majun kepada warga sekitar. Pada hari yang sama,  Di Desa Batupanga Daala, Kecamatan Luyo, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, sekitar 150 orang warga Desa Batupanga Daala Kecamatan Luyo dipimpin Darmadi melakukan unjuk rasa dengan menutup jalan yang dilalui kendaraan tambang galian C, karena dinilai merusak lingkungan dan jalan di sepanjang desa tersebut.    
Masalah penting lainnya adalah adanya aksi penolakan terhadap keberadaan dan pembangunan rumah ibadah masih terjadi di beberapa daerah, bahkan diantaranya disertai dengan aksi anarkis. Aksi terhadap keberadaan tempat ibadah ini pada umumnya dipicu oleh beberapa faktor antara lain, faktor rencana pembangunan tempat ibadah tersebut tidak mendapatkan rekomendasi dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), tidak mendapatkan izin dari masyarakat, kalaupun mendapatkan izin ternyata  salah peruntukkan, penggunaan rumah tinggal sebagai tempat ibadah dan yang paling krusial karena berpotensi menimbulkan potensi konflik SARA biasanya pembangunan tempat ibadah tersebut dilakukan di daerah yang mayoritas penduduknya tidak beragama sama dengan pemeluk agama yang membangun tempat ibadah tersebut.            
Aksi penolakan terhadap keberadaan dan pembangunan rumah ibadah (Gereja dan Vihara) dalam bentuk unjuk rasa terjadi di beberapa daerah. Pada 5 Desember 2011  di Jakarta, Theopillus Bela, Ketua umum Forum Komunikasi Kristiani Jakarta menyatakan, beberapa kelompok di Desa Ngulu Wetan, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogori, Jateng, melakukan aksi unjuk rasa menuntut pembongkaran 5 gereja di Kecamatan
Pracimantoro (Gereja Pantekosta di Indonesia, Gereja Segala Bangsa, Gereja Kristen Jawa, Gereja Bethel Tabernakel dan Gereja Kristen Nazarene). Sebelumnya, tanggal 27 November 2011, di Kota Pekanbaru, Riau, berlangsung aksi unjuk rasa menolak keberadaan rumah tinggal yang dijadikan tempat ibadah jemaat HKBP. Penolakan serupa juga terjadi diKabupaten Toli-Toli, Sulteng (Gereja Bethany), Samarinda, Kaltim (Gereja Bethel Injil), Klaten, Jateng (Gereja Pantekosta Pusat Surabaya), Bekasi, Jabar (Gereja Advent, Gereja HKBP, Gereja Pantekosta, dan Gereja Bethel Indonesia), Bogor, Jabar (GKI Taman Yasmin), dan Majalengka, Jabar (Kapel Santa Maria, Advent Tsabat Hari Ketujuh dan Sekolah Alkitab Penyebaran Injil) serta penolakan pembangunan Vihara di Kel. Simpang III Ipin, Kota Jambi. 
Sementara itu, aksi penolakan yang dilakukan dengan anarkis juga terjadi di beberapa daerah. Di Kecamatan Kalapa Nunggal, Kabupaten Sukabumi, Jabar, pada awal November 2011, sekitar 200 orang dari Forum Komunikasi Jamaah Muslim Kalapa Nunggal melakukan pembakaran Pura milik Yayasan Paramayuga. Sedangkan, Gereja Methodis Indonesia di Kecamatan Pangean, Kabupaten Kuansing, Riau dibakar massa. Pada 1 November 2011, juga terjadi pembakaran terhadap Gereja HKBP Logas dan Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) di Logas Tanah Darat, Kabupaten Kuansing. 
Berbagai permasalahan yang masih terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia, khususnya persoalan guru honorer yang meminta diangkat sebagai CPNS dan dugaan terjadinya komersialisasi pendidikan, berpotensi untuk mengganggu proses kegiatan belajar mengajar di Indonesia dan dipolitisasi kelompok tertentu dengan mengajak memboikot Pemilu/Pilkada, bahkan mendiskreditkan pemerintah dengan menilainya telah gagal mewujudkan pendidikan yang murah dan berkualitas. 
Kegiatan politisasi dalam rangka memanfaatkan berbagai permasalahan dalam dunia pendidikan di Indonesia diperkirakan masih akan terus terjadi. Penyelesaian terhadap pengangkatan guru honorer menjadi CPNS hendaklah tetap diprioritaskan, terutama mereka yang memenuhi syarat berdasarkan hasil verifikasi dan validasi data tenaga honorer serta sesuai Surat Edaran Menpan No 5 tahun 2010. Disamping itu, perlu ada transparansi dalam pengelolaan dana pendidikan. 
Rendahnya mutu kesehatan di masyarakat yang terjadi di berbagai daerah disebabkan karena pola hidup yang tidak bersih, lingkungan yang kotor, kurang perhatian keluarga terhadap kebutuhan gizi serta kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang masih memprihatinkan membuat warga sulit mencukupi gizi yang baik bagi keluarganya. Meskipun demikian, kondisi sosial seperti ini bisa dimanfaatkan atau dipolitisir oleh kelompok kepentingan tertentu untuk mendiskreditkan pemerintah bahwa baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah melanggar Bab IV tentang Tanggung Jawab Pemerintah UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan mulai dari pasal 14 sampai pasal 20. Di tengah suhu politik yang semakin memanas, pelanggaran terhadap UU ini rentan menimbulkan ancaman bagi kelangsungan dan stabilitas pemerintahan ke depan. 
Permasalahan rendahnya mutu kesehatan masyarakat berpotensi menjadi “pintu masuk” bagi terciptanya instabilitas politik dan pemerintahan. Dalam rangka menjawab tanggung jawabnya, langkah-langkah yang perlu dilakukan pemerintah antara lain perbaikan mutu kesehatan masyarakat harus segera direalisasikan dengan ketersediaan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial bagi masyarakat, ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat, ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan, memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan, ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien, dan terjangkau serta adanya pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui sistem jaminan sosial nasional bagi upaya kesehatan perorangan. 
Aksi-aksi yang dilakukan massa seperti melakukan pemblokiran jalan, menyegel dan melakukan pembakaran terhadap aset-aset perusahaan ataupun fasilitas umum dan fasilitas lainnya berpotensi menimbulkan sejumlah ancaman antara lain menimbulkan persepsi terhadap kerentanan berinvestasi di Indonesia, mengganggu perekonomian dan menciptakan gangguan kamtibmas.
Maraknya aksi “perlawanan massa” akibat hubungan industrial yang tidak sehat, melemahkan daya saing ekonomi nasional serta rentan politisasi. Perlu adanya perhatian dan kebijakan pemerintah daerah terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat. Disamping itu, aparat terkait perlu mengembangkan dialog dan penyelesaian konflik secara damai di tengah masyarakat dengan memanfaatkan lembaga formal dan informal yang ada di daerah. Sementara itu, ada kecenderungan bahwa aksi-aksi penolakan terhadap keberadaan dan pembangunan tempat ibadah di beberapa daerah akan terus berlanjut. Perkembangan situasi dan kondisi ini rawan memicu konflik bernuansa SARA, selain itu berpotensi merusak kerukunan hidup umat beragama serta berdampak pada terciptanya instabilitas keamanan. 
Potensi ancaman terjadinya gangguan keamanan di beberapa daerah sebagai ekses penolakan terhadap keberadaan dan pembangunan tempat ibadah masih cukup besar. Sebagai langkah saran dapat disampaikan antara lain, mendorong aparat keamanan untuk melakukan tindakan tegas terhadap pelaku anarkis. Perlu mengoptimalkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) serta pendekatan terhadap tokoh masyarakat dan tokoh agama agar permasalahan ini tidak berkembang ke arah konflik SARA. Disamping itu, menyarankan kepada Pemerintah Daerah untuk lebih selektif dalam mengeluarkan surat izin mendirikan rumah ibadah.