Senin, 27 Februari 2012

AS Dalangi Terorisme Dunia




Seorang penulis buku best seller Rusia mengatakan bahwa Amerika Serikat mendalangi serangan 11 September. Penulis prolifik ini juga menyebut Washington berada di balik berbagai aksi terorisme di dunia.
Dalam sebuah wawancara dengan majalah mingguan Rusia, Argumenti I Fakti, Nikolai Starikov mengungkapkan bahwa Amerika berada di balik semua krisis dan perang di dunia.

"Saya yakin serangan 11 September adalah konspirasi AS," tegasnya.

Starikov menyatakan bahwa tuduhan terbaru AS terhadap Tehran terkait kasus teror terhadap duta besar Arab Saudi untuk Washington adalah contoh lain dari kebijakan Washington mendestabilisasi negara lain.

"Gedung Putih mendukung hegemoni global dengan menyulut perselisihan sebanyak mungkin di negara lain," ungkap penulis Rusia itu.

Dia bertanya bagaimana orang bisa menganggap serius tuduhan kepemilikan senjata pemusnah massal di Irak tapi tidak pernah menemukannya.

Sebelumnya, Analis intelijen AS, Susan Lindauer mengatakan Badan Intelijen AS (CIA) dan Badan Intelijen Pertahanan AS mengetahui serangan 11 September sejak bulan April dan Mei 2001.

"CIA dan Badan Intelijen Pertahanan mengetahui Serangan 11 September pada bulan April dan Mei 2001. Saya mengetahuinya ketika CIA memerintahkan saya untuk mengancam kontak saya di kedutaan Irak di New York terkait perang dan Peristiwa 11 September, "kata Lindauer kepada Press TV

Lindauer, penulis buku "Extreme Prejudice: The Terrifying Story of the Patriot Act and the Cover Ups of 9/11 and Iraq" pernah memperingatkan pada bulan Agustus 2001 untuk keluar dari New York karena "serangan dianggap dekat".

Lindauer pernah dituduh melakukan kunjungan berulang kali ke perwakilan Irak di PBB di New York dari Oktober 1999 hingga Maret 2002, dan bertemu dengan sejumlah anggota IIS. Dakwaan itu mengingatkan bahwa IIS memainkan peranan dalam banyak operasi teroris, termasuk usaha pembunuhan terhadap Presiden George Bush senior.

Seorang polisi Federal AS (FBI), Ali Soufan menulis buku memoarnya dengan judul "The Black Banners: The Inside Story of 9/11 and the War Against Al-Qaeda" atau Spanduk Hitam: Cerita di Balik 11 September dan Perang Melawan Al-Qaeda.

Dalam bukunya, Soufan mengetengahkan fakta-fakta akurat mengenai ketidakpedulian CIA akan ancaman keamanan dari para pelaku peristiwa itu. "Sebelum terjadinya serangan ke gedung kembar WTC, CIA sebenarnya telah memiliki data dua orang penyandera pesawat yang tinggal di San Diego, tapi informasi ini tidak diserahkan kepada FBI,"pungkasnya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar