Jumat, 09 Maret 2012

Negeri Serba Ironis


Indonesia sungguh indah dan alamnya kaya raya. Rakyatnya murah senyum, kata orang-orang mancanegara. Tapi inilah pula negeri yang menumpuk dan terus memproduksi banyak ironi.
Inilah negeri dengan lautan yang amat luas dengan kekayaan laut yang melimpah-ruah. Tapi inilah pula negeri yang seluruh nelayannya miskin tidak ketulungan.
Inilah negeri dengan hamparan dataran sejauh mata memandang. Sawahnya yang luas bertebaran di mana-mana. Tapi inilah pula negeri yang tiap saat direpoti kekurangan beras sehingga harus rajin impor beras dari negeri tetangga.
Inilah negeri dengan tanaman yang bisa diperas minyaknya berlimpah-limpah, tapi inilah pula negeri yang sekarang kebingungan karena kehabisan minyak goreng. Minyak goreng harganya melambung di mana-mana sehingga rakyat harus antre berebutan ketika pemerintah melakukan operasi pasar minyak goreng.
Inilah satu-satunya negeri di dunia yang pernah melakukan penataran moral dengan penuh semangat. Tapi inilah pula negeri yang mengalami keropos moral yang amat parah. Kalau mau dijejer contoh kasusnya satu per satu, penuh dari Sabang sampai Merauke.
Inilah negeri yang tiap tahun tidak pernah absen masuk rangking atas negeri korup. Tapi inilah pula negeri yang koruptornya amat sedikit karena jarang tersentuh hukum.
Inilah negeri yang lembaga antikorupsinya paling banyak dan sering diubah dan ditambah, tapi koruptornya tetap merajalela, beranak-pinak dan terus tertawa terbahak-bahak.
Inilah negeri yang para pamongnya sebenarnya tidak bergaji banyak, namun kehidupannya mewah dengan segala fasilitas yang tidak mampu dibeli dengan kumpulan setahun gaji.
Inilah negeri yang koruptornya berseliweran tanpa risih pamer kemewahan tanpa perasaan bersalah dan berdosa, dan tampak amat yakin rakyat tidak mengetahui sepak-terjangnya.

Inilah negeri yang orang-orangnya semua beragama dan mengaku percaya ada Tuhan dan ada hari kemudian, tapi banyak di antaranya berbuat nekad dalam berbagai lapangan seolah-olah tidak ada Tuhan yang melihat dan tidak ada hari kemudian tempat
memperoleh akibat dari perbuatannya.
Alam lalu ikut bicara, meramaikan ironi yang digelar oleh penduduk negeri ini. Tanah dibor untuk menguras minyak, yang keluar lumpur panas. Air tak turun dari langit, ketika orang berteriak kekeringan dan kehausan air lalu turun menggelar banjir. Gunung diwaspadai akan meletus, tapi lautan yang meluap mengirim tsunami.
Akhirnya, di negeri inilah terjadi lain yang diharap lain yang datang. Itu semua terjadi karena di negeri ini manajemen untuk mengurusnya bernama Manajemen LGLG, Lain Gatal Lain Garuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar