Rabu, 07 Maret 2012

Mengungkap NCMI, Unit Intelijen Kesehatan di Bawah Kendali Intelijen Militer (Pentagon)



 



Dalam tulisan kami terdahulu, terungkap adanya peran strategis dari intelijen kesehatan Amerika National Center for Medical Intelligence (NCMI). Anehnya, unit intelijen ini bukannya berada dalam rentang kendali Departemen Kesehatan, melainkan berada dalam kendali penuh Departemen Pertahanan (Pentagon). Fakta ini mengindikasikan adanya program militerisasi sektor industri farmasi untuk dipersenyawakan dengan proyek-proyek pengembangan persenjataan strategis terkait dengan Angkatan Bersenjata Amerika.

Keberadaan NCMI yang dibentuk sejak Juli 2008 lalu tersebut, sudah mengundang berbagai kecurigaan mengingat salah satu sasaran pokoknya adalah member perlindungan kesehatan pada pasukan tempur AS yang berlaga di Irak lewat Operation Enduring Freedom, dan secara aktif terlibat sebagai elemen strategis dari War on Terrorism yang dilancarkan oleh Presiden George W. Bush sejak 2001, menyusul terjadinya pemboman Gedung World Trade Center dan Gedung Pentagon.

NCMI pada awalnya sejak 1982 bernama Armed Forces Medical Intelligence Center (AFMIC), sebuah unit intelijen yang berada di bawah kendali Defense Intelligence Agency (DIA). Nah DIA itu sendiri merupakan badan intelijen angkatan bersenjata yang sepenuhnya berada dalam kendali komando dari Departemen Pertahanan. Bayangkan. Aneh bukan, sebuah badan intelijen kesehatan tapi sejak masih bernama AFMIC hingga berubah menjadi NCMI pada 2008 lalu, terkait erat dengan skema dan program pengembangan strategis Departemen Pertahanan Amerika.

Rupanya sejak awal produk-produk intelijen yang dihasilkan oleh AFMIC maupun yang kemudian berubah menjadi NCMI, memang selau menjadi bagian integral dari Skema Perang Angkatan Bersenjata Amerika. Bahkan sejak Pasca Perang Dunia II, unit intelijen kesehatan yang ada ketika itu bertugas untuk menyusun sistem adminsitrasi pemerintahan angkatan darat Amerika di negara-negara yang mereka kuasai. Kegiatan AFMIC tersebut berada di bawah program yang bernama the Surgeon General of the United States Army. 

NCMI bertumpu pada divisi Epidemiology dan Environmental Health. Epidemiology seperti juga namanya, bertugas mengidentifikasi dan menganalisis, dan akhirnya menyusun sebuah laporan berkaitan dengan potensi bahaya dari berbagai jenis penyakit yang diakibatkan oleh penyebaran infeksi virus. Dan ini penting digarisbawahi, bahwa NCMI secara spesifik mengutamakan potensi bahaya penyakit akibat wabah infeksi virus tersebut terutama untuk mencegah jangan sampai menimpa personil-personil militer Amerika yang sedang dikirim bertempur di berbagai negara. Dan yang menurut pandangan Amerika, bisa membawa implikasi buruk bagi masalah kesehatan di masa depan. Suatu tujuan yang sangat tidak jelas dan bisa mengundang berbagai tafsir yang berbeda-beda.

Mencermati divisi Environmental Health, kiranya lebih mencurigakan lagi. Karena dalam salah satu agendanya, adalah mengidentifikasi dan menganalisis daerah-daerah yang berpotensi bahaya bagi kesehatan personil militer Amerika yang bertugas di mancanegara sehingga bisa mengganggu efektifitas tempur angkatan bersenjata Amerika. Antara lain termasuk hal-hal terkait dengan penularan berbagai penyakit akibat wabah virus, penggunaan senjata mikro-biologi, senjata kimia(chemical weapon), industri toxin, radiasi kimiawi, dan bahkan aksi-aksi terrorisme dan Perang dengan memanfaatkan aspek-aspek lingkungan hidup(Environmental Terrorism and Warfare).

Lingkup kegiatan dan operasi intelijen NCMI yang seperti itu, pada perkembangannya telah mengundang kecurigaan berbagai kalangan bahwa unit intelijen yang berada di bawah kendali Pentagon tersebut telah merancang berbagai proyek rahasia terkait pembuatan aneka jenis senjata-senjata biologis.

Dan celakanya, lingkup kegiatan NCMI memang memberi ruang seluas-luasnya untuk eksperimen seperti itu. Betapa tidak. Salah satu tugas pokoknya adalah untuk menganilisis dan membuat penilaian terhadap perkembangan dari ilmu-ilmu  dasar dan ilmu terapan di negara-negara lain terkait dengan pengembangan ilmu bio-teknologi dan  bio-medis bagi kepentingan strategis bidang militer dan kesehatan Amerika.

Selain itu, NCMI secara intensif ditugaskan untuk selalu memonitor perkembangan dan kemampuan industri farmasi setiap negara, yang tentunya agar Amerika jangan sampai ketinggalan dengan adanya temuan-temuan baru di bidang industri farmasi. Sehingga Amerika tetap bisa menguasai monopoli perdagangan obat-obatan di dunia kedokteran.

Dan yang tak kalah pentingnya, dan ini yang menjadi dasar kecurigaan bahwa NCMI berperan besar dalam kegiatan Pentagon dalam pengembangan persenjataan biologis, NCMI juga bertugas membuat penilaian dan prakiraan terkait dengan perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan negara-negara lain yang ditujukan buat pengembangan persenjataan nuklir, persenjataan biologis maupun kimia. (Bio and Chemical Weapons).

Fakta-fakta ini secara terang-benderang membuktikan bahwa industri farmasi dan industri pertahanan strategis setidaknya sejak era kepresidenan George W. Bush, telah dipersenyawakan satu sama lain, sehingga Amerika tetap memegang monopoli tunggal atas sektor persenjataan strategis maupun industri farmasi yang bergerak dalam temuan-temuan baru di bidang kedokteran dan pengobatan.

Karena itu, sama sekali tidak mengejutkan ketika Pada 2008 Menteri Kesehatan Siti Fadila Supari berhasil menghentikan kerjasama antara Departemen Kesehatan RI dan Proyek NAMRU-2 AS, yang ternyata terungkap bahwa proyek yang resminya adalah untuk temuan virus-virus yang bisa dijadikan obat anti Malaria, pada perkembangannya telah digunakan sebagai markas teselubung  intelijen Angkatan Laut Amerika Serikat.

Proyek NAMRU-2 AS yang bisa diyakini oleh para pihak telah melibatkan juga peran dari NCMI, telah dijadikan sarana untuk perekrutan virus-virus yang berpotensi sebagai cikal bakal untuk pembuatan aneka jenis persenjataan biologis dan pemusnah massal, sehingga Amerika tetap di garis depan dalam temuan-temuan teknologi persenjataan strategis maupun aneka jenis-jenis pengobatan untuk mencegah dan menyembuhkan berbagai penyakit menular akibat wabah penyebaran aneka virus mematikan seperti Flu Burung yang terjadi beberapa waktu yang lalu di Indonesia, dan beberapa negara di ASEAN.   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar