Jumat, 09 Maret 2012

AS Sedang Menyulut Api Kerusuhan (Lagi) di Indonesia



 


Hal ini berdasarkan hasil pertemuan diskusi identifikasi wilayah rawan konflik, inventarisasi program penanggulangan konfik sosial dan pembangunan perdamaian berkelanjutan oleh Kemenko Kesra RI bekerja sama dengan Conflict and Development Program Bank Dunia.


Pada tanggal 7 Februari 2012 Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengeluarkan Surat Telegram (ST) dengan Nomor ST/ 120/ 2012 tentang mengantisipasi terjadinya konflik sosial yang lebih besar dan meluas. 
Dan ditekankan kembali pada tanggal 24 Februari 2012, melalui Surat Telegram (ST) Nomor ST/ 195/ 2012 yang ditujukan kepada para Pangdam, Pangarmabar, Pangarmatim, Pangkoopsau I dan Pangkoopsau II. Penekanan itu terkait penanggulangan konflik dan pembangunan perdamaian berkelanjutan. 
Hal ini berdasarkan hasil pertemuan diskusi identifikasi wilayah rawan konflik, inventarisasi program penanggulangan konfik sosial dan pembangunan perdamaian berkelanjutan oleh Kemenko Kesra RI bekerja sama dengan Conflict and Development Program Bank Dunia. Kebijakan penanganan konflik daerah diarahkan pada sistem peringatan dini, identifikasi permasalahan, pemetaan konflik dan optimalisasi pranata sosial. 
Adapun instruksi yang ditekankan itu adalah:
Pertama, dalam membantu penanggulangan konflik sosial yang terjadi di daerahnya agar mengedepankan aparat Pemerintah Daerah (Pemda) sesuai tugas dan fungsinya. 
Kedua, untuk aparat Komando Kewilayahan (Kowil) TNI di daerah perlu meningkatkan Pembinaan Teritorial (Binter), khususnya Kegiatan Komunikasi Sosial (Giat Komsos) dengan pejabat Pemda, tokoh masyarakat, pemuda dan masyarakat, melalui kegiatan tersebut diharapkan dapat mendeteksi awal dan mengantisipasi kemungkinan potensi konflik di wilayahnya. 
Ketiga, memanfaatkan badan atau forum yang sudah ada (sudah dibentuk) oleh Pemda secara efektif dengan melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda dan masyarakat. 
Sinyalamen konflik dan rusuh juga sempat disampaikan Menteri Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Djoko Suyanto, terutama makar terkait rencana kenaikan BBM dan sempat disinggung pula oleh politisi PD Ramadhan Pohan.
Dalam sebuah wawancara di laman inilah.com Senin (5/3/2012). Pengamat Intelejen Wawan H Purwanto juga tidak menampik tentang sinyalemen upaya makar yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk menciptakan instabilitas pemerintah. 
Menurutnya ada upaya membuat instabilitas nasional dan direncanakan sampai Juni. Gerakan-gerakan ini tidak hanya di Jakarta, tapi juga di daerah-daerah, mereka punya target gerakan politik yang kontra pemerintah.
Meskipun tidak menyebutkan secara langsung, siapa saja yang terlibat karena alasan tidak etis dan menurutnya makar adalah hal biasa dalam bahasa politik, pengamat ini hanya menyebutkan bahwa mereka berasal dari sipil dan mantan militer. 
Menurutnya gerakan ini masih under control, dan tidak lantas menjadi bola liar.“Insya Allah bisa diupayakan diplomasi yang cakap, mereka juga bisa diajak ngomong, mereka juga bisa diajak dari hati ke hati.” Imbuh wawan.
Yang mungkin lebih harus dicermati tulisannya Hendrajit, Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI) tentang Robert F. Godec Mantan Dubes AS di Tunisia.
Ada kabar yang beredar, mantan Duta Besar AS di di Tunisia, akan berkunjung ke Indonesia. Meskipun tidak menyebutkan nama secara langsung, Hendrajit menuliskan sepak terjang Robert F. Godec ini.
“Di tengah semakin menurunnya legitimasi SBY di mata masyarakat, kita harus mencermati betul setiap manuver Amerika dalam memanfaatkan situasi yang keruh. Salah satunya, adalah sosok yang satu ini”. Tulisnya. 
Hendrajit menyebutkan beberapa keterlibatan penting Robert F Godec di beberapa tempat selain Tunisia, diantaranya Irak, Kenya, Birma dan Thailand. 
Yang tidak kalah penting, menurut Hendrajit, dia pernah menjabat direktur urusan Asia Tenggara pada kantor Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat.
AS banyak menyulut api kerusuhan di belahan dunia. Dan juga di Indonesia! 


islamtimes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar