Sabtu, 25 Februari 2012

Bung Karno, Charles Bywater Dan The Great Pacific War

Hendrajit, Executive Director of Global Future Institute  




(((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((())))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))

((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((())))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))


Kadang dalam bacaan seorang yang jiwanya sudah ON, walau hanya sebuah novel, seseorang bisa terinspirasi dan muncul sebuah kesadaran baru untuk membuat sejarah. Inilah yang terjadi pada diri seorang pemuda usia 20-an, Bung Karno, yang kelak menjadi Proklamator dan Presiden Pertama RI.

Ini Dia, Charles Hector Bywater, penulis novel The Great Pacific War, yang memicu kesadaran baru Bung Karno, bakal meletuskan perang Pacific dan momentum bagi Indonesia untuk merdeka.
Bywater lahir pada 1884 dan meninggal pada 1940. Wartawan Perang yang menggeluti bidang angkatan laut ini, pada usia 19 memulai debutnya di harian The New York Herald. Dan pernah meliput perang Jepang-Rusia yang meletus pada 1904 dan dimenangkan Jepang pada 1905.

Sebelum menerbitkan novelnya yang inspiratif The Great Pacific War, Bywater bekerja di London sebagai analis data dan dokumen yang ada di angkatan laut kerajaan Inggris.

The Great Pacific War itu sendiri, meski hanya sebuah novel, ternyata isinya berupa prediksi mengenai kemungkinan pecah perang antara Amerika dan Jepang. Dan seperti sejarah membuktikan, ramalan Bywater benar adanya. Dan sejak 1925, diyakini Bung Karno kebenarannya, sehingga dalam berbagai kesempatan, Bung Karno mengatakan dengan penuh keyakinan bahwa ketika pihak Imperialisme Barat berperang dengan Jepang di kawasan Pasifik, nah saat itulah Indoensia akan menyatakan diri sebagai negara merdeka.

Dan menariknya lagi, selepas perang Dunia II, baik Jepang maupun Amerika Serikat sama sama menganggap penting dan bermanfaat sekali buku The Great Pacific War sebagai sumber utama dan sebagai bahan bagi penyusunan rencana strategi militer.
Bukan main. Justru sebuah novel, dan bukan sebuah Buku Teks Ilmiah, yang memicu kesadaran baru bagi seorang tokoh sekaliber Bung Karno.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar