Sabtu, 25 Februari 2012

Memoar Condoleezza Rice: SBY Contoh Didikan AS yang Berhasil

Tim Global Future Institute

(((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((())))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))

((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((()))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))

Rupanya sinyalemen selama ini benar. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, merupakan jaringan Amerika yang berbasis di Partai Republik dan dekat dengan klik politiknya George W. Bush. Bukannya Jaringan Presiden Barrack Obama dan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton.


Mau bukti? Anehnya, justru jaringan mantan Presiden George W Bush lah yang membuka kedok SBY.  Betapa ketaatan SBY pada Amerika bukan sekadar pertimbangan strategi dan taktik, melainkan karena dari sananya SBY memang sudah pengagum dan penyuka Amerika.

Presiden SBY mendapat pujian dari tokoh Amerika Serikat. Kali ini pujian itu datang dari mantan menteri luar negeri AS semasa presiden George W Bush, Condoleeza Rice.

Pujian itu Rice dituangkan dalam buku otobiografi terbarunya yang berjudul No Higher Honor: A Memoir of My Years in Washington. Buku ini baru terbit 1 November lalu. Rice adalah menlu perempuan kulit hitam pertama AS.

Apa yang dipuji Rice atas SBY? 

Banyak hal rupanya. Pertama, Rice mengatakan Pilpres 2004 yang dimenangkan Susilo Bambang Yudhoyono (Rice tak satu katapun menyebut mantan wapres Jusuf Kalla), membawa era baru bagi Indonesia.

"Terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden Indonesia membawa era baru stabilitas demokrasi di negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia itu," kata Rice dalam bukunya.

Kedua, Rice memuji wawasan SBY. 

Menurut dia SBY adalah tokoh yang irit bicara namun dapat membawa stabilitas dan kompetensi ke lembaga presiden Indonesia. "SBY adalah tokoh yang tangguh. Kebijakannya pada antiterorisme sangat baik. Dia adalah mitra yang sangat baik dalam program kontra-terorisme," kata Rice.

Ketiga, Rice menilai SBY mampu membawa Indonesia pulih dari jurang kehancuran pascakrisis ekonomi dan krisis politik. Rice lantas mencermati karier militer SBY yang memang pernah disekolahkan ke Amerika.

"SBY adalah perwira militer yang pernah berlatih di AS. SBY adalah personifikasi dari keberhasilan AS mendidik perwira-perwira lewat program International Military Education and Training Program," kata dia.

Seperti diketahui dalam kariernya Presiden SBY pernah dua kali disekolahkan ke AS.

Yang pertama pada 1975 mengikuti kursus Airborne and Ranger Courses di Fort Benning. Kedua pada awal 1980an hingga 1983. SBY disekolahkan ke sekolah Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning dan berlatih bersama denganDivisi 82nd Airborne.  Lainnya, SBY juga sempat sekolah gerilya hutan di Panama.

Jaringan Obama-Clinton Bermaksud Lengserkan SBY Pada 2012?

Dari fakta yang dibeberkan mantan Menteri Luar Negeri Condoleeza Rice, sekarang bisa dimegerti jika incumbent Presiden Barrack Obama selalu menghindar jika SBY bermaksud menjalin kedekatan yang lebih intim secara pribadi. Obama selalu mencoba sekadar menjalin kedekatan di tingkat hubungan kenegaraan atau karena adanya momentum pertemuan regional semacam KTT ASEAN Plus atau KTT APEC.

Sementara Menlu Hillary Clinton dan jaringan Partai Demokrat yang sejak 1998 sudah menjalin kedekatan pribadi dengna Mantan Presiden Megawati Sukarnoputri, sewaktu kunjungan ke Indonesia baru baru ini, menurut kabar Menlu Clinton malah sempat adakan kunjungan non-formal dengan beberapa DUKUN POLITIK di Jawa Tengah.

Apakah Amerika melalui Jaringan Obama-Clinton sedang bersiap-siap membantu berbagai elemen strategis untuk menggusur SBY dan para kroninya pada 2012 mendatang?

Karena menurut selentingan kabar yang berhasil diserap dan dihimpun oleh Tim Riset Global Future Institute, berbagai elemen yang hendaki SBY lengser, punya perhitungan  bahwa gerakan berskala nasional harus tercipta di 2012 atau tidak sama sekali.

Karena lewat 2012, gerakan semacam ini akan tidak popular di mata rakyat karena momentum persiapan pemilu 2014. Sehingga gerakan demonstrasi berskala massif maupun nasional dengan tema Lengserkan SBY, akan dipandang sebagai bagian dari gerakan untuk menggagalkan pemilu, dan karenanya dianggap bermaksud merusak demokrasi.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar