Senin, 20 Februari 2012

Jaringan Soros dan Rockefeller Bantu Danai Gerakan Separatisme Baluchistan Melawan Pemerintah Pakistan dan Iran





Beberapa funding internasional seperti Soros Foundation, Ford Foundation, Carnegie Endwment for International Peace, nampaknya secara aktif sedang mengobarkan gerakan separatisme di Baluchistan, Provinsi Sebelah barat-daya Pakistan. Dan kemungkinan adanya perlawanan bersenjata suku-suku minoritas di Iran seperti Kurdi, Baluch dan Arab. Agen Soros Foundation yang diterjunkan untuk mengawal operasi siluman tersebut adalah Selig Harrison, dari Center for International Policy.


Hal ini setidaknya mencuat melalui laporan Human Right Watch yang selama ini dikenal mengandalkan bantuan dana dari George Soros Foundation. Dalam laporannya mereka telah membesar-besarkan tindak kekerasan di Baluchistan, provinsi sebelah barat daya Pakistan, sebagai bagian dari kebijakan represif Pemerintahan Pakistan. Yang menarik lagi, terungkap bahwa laporan Human Right Watch tersebut telah dipublikasikan oleh stasiun radio Free Europe, yang merupakan media corongnya Departemen Luar Negeri, dan Jurnal Foreign Policy. 
Sasaran dari propanda tindak kekerasan di provinsi Baluchistan tersebut tiada lain untuk memprovokasi emosi dari apa yang mereka sebut kaum liberal-progesif yang segaris dan sehaluan dengan kalangan LSM-LSM serta funding-funding internasional di negara-negara barat. 
Dan pada saat yang sama, media-media corong Departemen Luar Negeri Amerika tersebut telah mengklaim bahwa suku minoritas Baluchistan telah melancarkan perlawanan bersenjata sejak 2004. Bahkan media-media corong Departemen Luar Negeri tersebut mengklaim bahwa suku-suku minoritas Baluchistan tersebut juga tersebar di perbatasan Iran. Dan di Iran, suku Baluchistan tersebut telah jadi target penindasan pemerintahan Teheran. Tentu saja ini propaganda dan dis-informasi. 
Padahal menurut beberapa sumber dari Pakistan seperti diberitakan oleh http://pakistancyberforce.blogspot.com kerusuhan yang terjadi di Baluchistan maupun terhadap suku Baluchistan yang berada di perbatasan Iran, sebenarnya justru diprovokasi oleh pihak Amerika lewat stasiun radio Free Europe yang merupakan corong Amerika, baik dari segi penyusunan rencana, bantuan pendanaan maupun dukungan untuk mengangkat senjata melawan pemerintahan Pakistan maupun pemerintahan Iran. 
Menurut data yang kami himpun di Global Future Institute, pada 2009 lalu Broking Institution telah menerbitkan sebuah laporan bertajuk Which Path to Persia?. Laporan itu membahas mengenai upaya mempersenjatai kelompok minoritas Baluchistan, dan bahkan kemungkinan untuk melancarkan perlawanan bersenjata melawan Pemeritah Iran di Teheren. 
Brooking Institution merupakan sebuah think-thank yang berada dalam kendali Departemen Luar Negeri AS dan disponsori antara lain oleh Majalah Fortune 500. Agenda strategisnya adalah mendukung gerakan-gerakan separatis dari suku-suku minoritas di Pakistan, Iran dan Irak. Maka itu, tak heran jika lembaga kajian ini juga memfokuskan perhatian dan bantuannya pada suku Kurdi yang ada di Irak, Iran dan Syria. 
Karena itu tak heran jika Kelompok-kelompok Zionis seperti Soros Foundation, National Endwment for Democracy maupun Ford Foundation, kemudian menjalin kerjasama strategis dengan beberapa suku-suku minoritas yang lagi tidak puas terhadap Pemerintah Iran seperti Suku Kurdi, Baluch, dan Arab. Bahkan, jaringan-jaringan Soros dan funding-funding internasional tersebut sudah pada taraf untuk kemungkinan menyatukan suku-suku tersebut dalam satu gerakan yang terorganisir, untuk melakukan aksi destabilisasi terhadap pemerintahan Iran dan Pakistan. Setidaknya, kedua pemerintahan tersebut akan dibuat sibuk untuk mengatasi pemberontakan dan perlawanan bersenjata bertujuan separatis tersebut. 
Salah satu contoh sosok berada di balik peran Soros Foundation adalah, Selig Harrison, dari Center for International Policy. Dalam salah satu tulisannya terkait Baluchistan Merdeka pada 2009 lalu, telah mendesak untuk memberi bantuan dana sebesar 6 juta dolar AS kepada kelompok bersenjata di Baluchistan melawan pemerintahan militer Pakistan dan badan intelijennya Inter Service Intelligence (ISI). 
Selig Harrison beralasan, Pakistan telah memberi Cina sebuah pangkalan angkatan laut di Gwadar, di jantung wilayah Baluchistan. Maka, Baluchistan merdeka akan menguntungkan kepentingan strategis Amerika dalam mengimbangi pengaruh Cina. Tentunya, selain melakukan gerakan-gerakan untuk menetralisasi munculnya kekuatan-kekuatan Islam di kawasan ini. Karenanya, sebuah Baluchistan merdeka yang berlokasi di sepanjang Laut Arab, kiranya strategis untuk menangkal ancaman militer Cina yang semakin menguat di kawasan Asia Selatan dan Tengah. 
Sebagaimana sudah kita ketahui bersama, Cina memang mengincar jalur ke Gilgit dan Balistan yang bermuara di wilayah Gwadar di sepanjang Laut Arab.   
Peran Selig Harrsion ini menarik untuk disoroti. Dalam konferensi internasional Baluchistan yang digelar oleh Carnegie Endowment for International Peace, Harrison berkali-kali mendesak adanya campur tangan internasional atas nama Gerakan Oposisi Baluchistan. Lucunya, para pemain kunci gerakan Oposisi Baluchistan tersebut sebagian besar bermukim di Amerika, Inggris dan Perancis. 
Dan dalam konferensi internasional ini maupun forum-forum sejenis,  Selig Harrison selalu hadir dan selalu mengangkat tema yang sama: Baluchistan Merdeka. Menariknya lagi, dia selalu didampingi oleh Andrew Eiva, mantan anggota pasukan khusus Amerika yang pernah bertugas membantu kelompok Mujahidin ketika melawan Uni Soviet. Mereka memaparkan visi Baluchistan Merdeka ke depan yang mana Amerika bisa menikmati kekayaan alamnya seperti Minyak dan gas bumi. 
Nampaknya keikutsertaan Harrison secara aktif dalam forum-forum internasional terkait Baluchistan Merdeka, nampaknya berkat dukungan dana dari Ford Foundation dan George Soros’ Open Society Institute, terhadap Center for International Policy. Lembaga-lembaga ini punya kaitan kepentingan dengan beberapa korporasi besar milik dinasti Rockefeller seperti ExxonMobil, Chevron, British Petroleum Corporations of North America, and Shell International. Think-thank lainnya yang masuk dalam orbit kelompok ini adalah Smit Richardson Foundation.

Hendrajit- Direktur Eksekutif Global Future Institute 




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar