Sabtu, 25 Februari 2012

Jaringan Laba-Laba George Herbert Walker Bush - James Baker Jalin Hubungan Gelap Dengan Saddam Hussein


Hendrajit, Direktur Eksekutif Global Future Institute 

(((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((())))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))

((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((()))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))

Membaca Buku lama berjudul Spider WebThe Secret History of How the White House Illegally Armed Iraq, karya Alan Friedman sungguh asyik untuk dibaca. Tak ubahnya seperti thriller sebuah novel. Inti cerita, antara 1981-1991, George Herbert Walker Bush, secara diam-diam membantu rejim Saddam Hussein, untuk membendung ancaman Iran yang sejak 1979 dikuasai oleh Ayatullah Khomeini dengan kemenangan Revolusi Islam.

Menariknya, Yordania dan Itali, dalam skema Bush dan James Baker III, memainkan peran antara untuk memperlancar pengiriman senjata ke Irak, dan Itali menjadi basis perbankan melalui Bank bernama BNL, sebagai mesin uang tidak resmi dari pemerintah Amerika Serikat, untuk mendanai bantuan senjata rejim Saddam Hussein.

Tapi dasar Amerika, pada 1991, ketika Saddam diprovokasi untuk menginvasi Kuwait, Bush dan para kroninya yang semula menganak-emaskan Saddam, sontak malah berbalik arah memusuhi bekas bonekanya tersebut.

Dalam skema politik luar negeri siluman ala Amerika tersebut, modus operasi tersebut melibatkan beberapa perusahaan dan broker perdagangan senjata yang mana personilnya direkrut dari kalangan berlatarbelakang CIA dan badan intelijen Pentagon DIA.

Dalam menjalankan hubungan gelap dengan Irak di era rejim Saddam, Presiden Ronald Reagan secara teknis tersandera oleh klik Bush yang menguasai secara penuh birokrasi dan struktur kepemimpinan di Gedung Putih. Sehingga praktis Reagan adalah boneka dari George Herbert Walker Bush dan Kepala Staf Gedung Putih James Baker III.

Temuan Baru di Balik Novel Karya Frederick Forsyth, The Odessa File

Kok bisa ya sedemikian kuatnya Herbert Walker Bush dan James Baker III dalam menciptakan jaring laba-laba alias negara dalam negara di Gedung Putih, sehingga Presiden Ronald Reagan sampai tidak tahu apa-apa.

Di SMP aku pernah baca novel bagus karya Fredirich Forsight, the Odessa File, Dokumen Odesa. Ini sebuah kelompok bawah tanah yang melindungi para eks perwira militer fasis NAZI dari pangkat tinggi sampai pangkat rendah. Dan didukung oleh birokrasi dan struktur di kepolisian pemerintahan di beberapa negara Eropa, Amerika Latin, dan tentu saja di Jerman sendiri.

Sebagai komunitas rahasia, ODESA mempunyai beberapa divisi dan beberapa tujuan khusus yang intinya untuk melindungi sekaligus mengembangkan pengaruh politik para eks NAZI tersebut melalui penetrasi ke beberapa lembaga strategis di Jerman baik di kepartaian, birokrasi, kemiliteran, perbankan, bisnis, dan bahkan media massa.

Setelah membaca ulang novel ini sekarang dengan perspektif baru dan wawasan baru, saya sontak terpikir jangan-jangan komunitas ODESSA inilah yang sebenarnya merajai dan mempengaruhi kebijakan strategis politik luar negeri Amerika, Inggris, dan Eropa Barat. Bukan Lobby Yahudi seperti digembar-gemborkan selama ini.

Jangan-jangan inilah sejatinya Freemason dan Iluminati. Karena itu tidak heran, jika Amerika tiba tiba memberi angin kepada Palestina, dan mengorbankan Israel, dalam skema tata ulang kekuatan ini di kawasan Timur Tengah.

Dalam buku Alan Friedman, The Spider Web, dengan jelas terungkap betapa George Herbert Walker Bush dan James Baker III, demi menjalin persekutuannya dengan Arab Saudi, Jordania dan hubungan gelap dengan Presiden Irak Saddam Hussein, dengan santainya mengesampingkan begitu saja kepentingan-kepentingan Israel. Termasuk mengabaikan kegusaran Israel terhadap ancaman senjata nuklir Irak.

George Bush Tua dan anaknya George Walker Bush, yang menjadi presiden AS pada 2000 hingga 2008, adalah alumni Universitas Yale. Dan tergabung dalam Skull and Bone, sebuah komunitas rahasia dan ekslusif, yang diduga keras mempunyai tradisi hubungan dengan jaringan Freemason dan Iluminati.

Tidak mengherankan ketika fakta membuktikan bahwa Pada Perang Dunia II, Prescot Bush, ayah dari George Herbert Bush dan kakek dari George W Bush, tercatat pernah bekerja sama dengan beberapa pengusaha Jerman berhaluan Fasis seperti IG Farben, yang ketika itu bergerak di industri berat. Termasuk dalam industri persenjataan.

Dari sinilah seharusnya kita menelusur muasal dari Skull and Bones, para mahasiswa Universitas Yale yang direkrut untuk bergabung menjadi anggota komunitas rahasia.

Nah untuk menjelaskan kaitan jaringan Skull and Bones dengan para pemain kunci di balik politik luar negeri Amerika Serikat, kita bisa menelusur dengan memperhatikan sumbu dari mata-rantai ini, yakni Prescott Bush, yang juga merupakan alumni yang tergabung dalam Skull and Bones.

Ketika di Yale, Prescott Bush menjalin persahabatan akrab dengan beberapa tokoh kunci seperti Samuel Pryor, pemilik Remington Arms Company serta Avril Harriman, putra dari EH Harriman, pemilik dan bos kereta api. Melalui ayahnya, Avril kemudian memperoleh firma investasi bernama Harriman and Company.

EH Harriman inilah yang kemudian mengangkat George Herbert Walker, yang belakangan menjadi ayah tiri Prescot,  setelah ayahnya, George Bush Sr, meninggal untuk menjalankan firmanya.

Inilah mata rantai yang tidak pernah putus hingga dekade-1990-an. Setidaknya, Avril Harriman selalu menjadi tokoh sentral dalam setiap proses pembuatan kebijakan luar negeri AS. Pada 1922, Harriman and Co kemudian meluaskan sayap bisnisnya di Berlin, Jerman. Saat itulah Herbert Walker menjalin kongsi bisnis dengan Fritz Thyssen, putra August Thyssen, pemilik Thyssen and Co, pemasok senjata utama kepada pemerintahan fasisme Jerman, yang waktu itu dipimpin Adolf Hitler.

Pada tataran ini. Sata fakta penting mencuat dan tak terbantahkan. Bahwa dinasti Bush terbukti telah merintis kerjasama strategis dengan jaringan fasisme internasional yang berbasis di Jerman sejak 1922, jauh-jauh hari sebelum meletusnya Perang Dunia II.

Karena Thyssen terbukti merupakan pemain kunci dari jaringan kelompok fasisme Jerman dan bekerjasama dengan Hitler. Maka itu tak heran ketika Perang Dunia II usai dan rejim fasisme Jerman berhasil dikalahkan, Prescott Bush dan Dinasti Bush memberi perlindungan terhadap nasib keluarga Thyssen dan beberapa industrialis lainnya yang berkolaborasi dengan Hitler, dari jeratan hukum sebagai penjahat perang.

Membaca ulang Novel Frederick Forsyth yang menyorot Odesa sebagai komunitas rahasia yang bertujuan melindungi para eks perwira militer NAZI maupun tokoh-tokoh sipilnya dari berbagai tingkatan, muncul satu kesadaran baru di benak saya.

Jangan-jangan bukan Lobby Yahudi yang harus jadi jadi pusat perhatian kita, melainkan jaringan laba-laba yang bertumpu pada Dinasti Bush dan Harriman, yang pada perkembangannya merupakan kelompok inti yang secara terus menerus menghidupkan komunitas rahasia berskala global, yang selama ini santer terdenger dengan sebutan Freemason dan Ilumninati.
                                               -----------
Catatan Akhir Penulis:
Dalam seri tulisan selanjutnya, akan dibedah anatomi beberapa perusahaan persenjataan yang terlibat dalam pengiriman senjata secara ilegal kepada Saddam Hussein atas arahan dari Jaringan Laba Laba George Herbert Walker Bush dan James Baker III.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar