Minggu, 29 April 2012

Modus Mafia Minyak di Pertamina/Petral



Kembali mengenai kiprah mafia minyak di Pertamina/Petral, banyak teman tuips yang tanyakan modus-modusnya. Saya infokan garis besarnya untuk permudah.


Modus 1 : Tidak pernah jelas akurasi berapa sebenarnya produksi minyak mentah Indonesia setiap tahun. Pertamina hny terima laporan dari KPS
Kita tahu bhw sejak bbrp tahun yg lalu produksi minyak mentah kita tdk pernah lagi capai 1 juta barel per hari. Hny kisaran 950 ribu bph.
Penggelapan minyak mentah produksi KPS sangat rentan dilakukan karena lemahnya pengawasan Pertamina. Banyak laporan ganda yang rugikan negara.

Modus 2. Mark up terhadap cost recovery yang merupakan biaya explorasi/expolitas yang dikeluarkan KPS tapi jadi beban pemerintah.
Puluhan T/ tahun

Modus 3. Penjualan sebagian besar minyak mentah kita keluar negeri yang setelah diolah di kilang minyak di LN kita beli lagi dengan harga mahal. Jika pemerintah tidak jual minyak mentah kita dan hanya minta diolah ke kilang minyak di luar negeri, kita hanya bayar upah.

Modus 4. Pemrintah RI membeli minyak dari Petral anak perusahan pertamina yang sumber utama pasokan minyaknya broker-broker yang dimiliki mafia minyak
Harga beli minyak mintah kita yg rata2 USD 113.85/ barel sangat tidak masuk akal karena harga rata-rata minyak dunia jenis yang sama hanya USD 90

Modus 5. Harga beli minyak produk (bensin dan solar) juga sangat tidak masuk akal. Bensin USD 118 dan solar USD 123/barel.
Hrh rata2 dunia USD 105

Meski Petral menyebutkan punya 55 rekanan terseleksi, tapi faktanya yang menang tender perusahaan milik mafia minyak Reza Chalid cs.

Modus 6. Kantor pusat operasional Petral selalu di Singapore. Tidak pernah bisa dipindahkan ke RI. Jika ada pejabat yang mau pindahkan, dipecat.

Pemilihan kantor pusat
Petral di singapore sebagai anak perusahaan pertamina yang supply kebutuhan minyak RI, hanya agar luput dari pengawasan
Modus 7. Penentuan harga minyak impor RI selalu didasarkan pada MPOS, harga rata-rata acuan spore ditambah Faktor Alpha yang tak jelas dasarnya

Padahal petral tugas khususnya adalah pembelian minyak. Harusnya bisa lebih efisien dengan cermati harga dunia, pasar berjangka atau spot
Modus
8. Mafia minyak yang sangat berkuasa tersebut mampu intervensi untuk gagalkan pembangunan kilang-kilang minyak baru atau perbaikan kilang rusak
Pembangunan kilang minyak baru tersbut berbahaya bagi keuntungan para mafia minyak itu karena akan semakin banyak porsi minyak mentah diolah di RI.
200 juta barel/thn solar dan bensin yang dimpor dari luar negeri utamanya singapore oleh petral. Jika kilang minyak dibangun di RI, impor turun
Modus 8. Permainan dan mark up pd sewa kapal tanker pengangkut minyak baik utk ekspor minyak mentah ataupun impor minyak mentah & minyak produk.
Saat ini pertamina menyewa 50 kapal tanker untuk ekspor dan impor minyak ini. Mark up yang terjadi sekitar 900 milyar/tahun.
Selain Tomy Suharto, Kakak Karen Dirut Pertamina disebut-sebut sebagai pemain utama dalam penyewaan kapal ini. Jutaan dollar/thn fee masuk kantong
Modus 9. Oplosan minyak impor utamanya minyak produk. Pembelian dan pembayaran dari Petral adalah utk kualitas bagus. Ditengah jalan dioplos Pengoplosan minyak produk ini sempat diungkap oleh laporan utama majalah Tempo yang terkenal dengan kasus minyak ZATAPI. Tapi ga ada follow up Kerugian negara akibat minyak oplosan ini puluhan triliun tiap tahun.
Rakyat juga dirugikan dengan kerusakan kendaraan akibat oktan yang sangat rendah
Seperti kata wamen alm Widjajono, setiap tahun kita impor minyak produk kualitas tinggi setara pertamax plus kok di SPBU ada dijual premium?
Modus 10. Mafia pajak ini berkolusi dengan Pusat kekuasaan, Pertamina, MenESDM, dan Petral. Mereka yang atur pemerintah kita dengan suap triliunan
Direksi Pertamina yang baru dilantik adalah boneka-boneka mafia minyak. Direksi Petral yang akan diganti juga akan sama, boneka mafia minyak. Luar biasa Fakta atau realitas yang ada didepan mata kita saat ini adalah adanya kolusi jahat penguasa dan mafia minyak yang rugikan negara puluhan T/thn.
Untuk berantas mafia minyak ini, tak cukup kehadiran seorang dahlan iskan di menteri BUMN dan Mahfud MD di MK. Negara ini butuh tokoh2 lain
Saya menghimbau para ulama besar lintas agama, budayawan, ahli energi, akademisi, LSM, politisi bersih dll untuk bersatu berantas mafia minyak. Sudah puluhan tahun negara ini dirampok. Rakyat diperdaya. DPR diam tak bersuara. Ketua MK angkat bicara, eh malah diancam somasi abal-abal.
KPK dan BPK tidak bisa kita harapkan. Mandul dan rapuh terhadap intervensi dan suap. DPR hanya dagang sapi dan jadi alat bargaining untuk memeras.
Kejaksaan dan polri tak mungkin diharapkan utk usut mafia minyak. Mereka subordinate penguasa dan mafia minyak ini. Hopeless..lemesss
Mahfud MD yg teriak PERTAMINA TERKORUP ternyata tak jadi disomasi Pertamina. Tak berani karena akan semakin terbongkar di media & pengadilan. Harapan rakyat pada adalah Mahfud MD utk terus teriak terkait megakorupsi di Pertamina. Jangan mau disuap dan dilobi termasuk oleh istana. Sebagian besar pihak-pihak yang tahu tentang praktek mafia minyak dan kolusinya dengan pertamina dan istana sdh siap berikan dokumen-dokumen bukti korupsi.
Jika besok atau lusa Mahfud ternyata diam tak bersuara, patut diduga Mahfud sudah "tunduk" dengan kekuatan mafia dan istana. Semoga tidak begitu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar