Senin, 12 Maret 2012

Waspadai Provinsial Reconstruction Team (PRT), Modus Operandi Kapitalisme Global Cengkram Pengaruh Terhadap Para Komprador Kapitalis Lokal



Diskusi Michel El Qudsi Leadership Centre (MLC) yang dikemas dalam program ReHAT, Rabu (7 Maret 2012) mengangkat topik tentang “infiltrasi asing, melalui kapitalis lokal” dengan pembicara Hendrajit (Direktur Eksekutif The Global Future Institute). Diskusi yang dipandu Idil Akbar, dihadiri lebih kurang 25 orang dalam berbagai kalangan.

Dalam pemaparannya, Hendrajit, menyoroti berbagai usaha kapitalisme dalam mencaplok dunia. Kapitalisme menurut Hendrajit, menggunakan berbagai macam cara, dari yang keras berupa unjuk kekuatan militer sampai yang paling halus memberikan upeti kepada sekutu-sekutunya di pemerintahan.

Meskipun penggunaan kekuatan militer masih dilakukan, tapi cara ini mulai dikurangi. Selain efeknya yang tidak terlalu signifikan, ancaman bagi kepentingan Amerika di berbagai belahan penjuru dunia justru meningkat. Kekuatan militer telah melahirkan perlawanan. Untuk menggantinya, Amerika pada era 70-an memperkenalkan Provincial Recontruction Team (PRT). Metode ini bukan penemuan baru, tapi menghidupkan kembali pola lama dengan cara-cara yang lebih modern. PRT bergerak lewat provinsi-provinsi dalam berbagai bidang. Tujuan utamanya adalah menjerat masyarakat agar tergantung kepada suatu kaum, golongan atau sekelompok orang. Masyarakat dibentuk menjadi "parasit". Hidup menumpang tidak punya pijakan. Tidak ada jiwa juang apalagi daya lawan. Menjadi mainan segelintir orang, terang Hendrajit.

Lebih lanjut Hendrajit menjelaskan bahwa operasional PRT mensyaratkan kepemilikan modal. Atau sekurang-kurangnya sosok berpengaruh di daerah. Entah itu berdarah biru, saudagar besar, jawara, agamawan, intelektual, paranormal, organisasi massa atau terutama lembaga swadaya (LSM) dst. Yang pokok suara sosok tersebut mampu "merekat"-kan masyarakat sekitarnya.

Kapitalis lokal menurut Hendrajit tidak hanya memainkan satu peran, tapi bergerak dalam beragam lakon, dengan tujuan utama, yaitu menguasai aset-aset strategis yang bisa manfaatkan. Munculnya kasus-kasus kekerasan lokal tidak dapat dibaca sebatas konflik horizontal semata, tapi harus dilihat sebagai upaya terselubung untuk menguasai daerah tersebut. Karena itu, patut dicurigai setiap pihak yang bersebrangan dalam konflik lokal, sebab jangan-jangan mereka digerakkan oleh satu dalang.

Diakhir diskusi, menjawab pertanyaan peserta diskusi, Hendrajit berpesan, agar anak-anak muda tidak terlibat dalam mainan orang lain, sebab settingnya bukan untuk menjaga idealisme, tapi justru melestrarikan pragmatisme yang tidak pernah disadari oleh anak-anak muda sendiri. Mengapa? Karena kekuatan kekuatan kapitalisme Global yang dimainkan melalui para kompradornya di Indonesia, selalu mengelola dan memainkan tema-tema yang berobah-robah, meski tetap dalam skema dan hajatan yang sama. Mencari lahan sumberdaya alam yang sebanyak mungkin dengan mengeluarkan biaya seminimal mungkin. (TGR/MLC)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar