Senin, 21 Mei 2012

Singapore, Pengontrol Ekonomi Indonesia


Singapore adalah negara pulau kota yang sangat kecil. Hanya 713 km2 luasnya dan berpenduduk 5.1 juta orang.Only the lilte dot in Asean. Tapi ekspor Singapore tahun 2011 sudah hampir US$ 400 miliar/ tahun atau hampir 2 kali lipat ekspor RI yang US$ 203 Milyar tahun 2011 yang lalu. Singapore adalah negara yang TIDAK punya kekayaan alam. NOL ! Tapi bisa ekspor 2 kali lipat RI. Hebat kan?
Di kota singapore yang supermini itu ada 6000 perusahan AS dan Eropa, 3000 perusahan Cina, 1500 perusahaan India dan seterusnya. Membuat perusahaan di Singapore gampang banget. 2 jam selesai. Tidak seperti di Indonesia yang berbulan-bulan tak jelas, apalagi status PMA. Kekuatan Singapore terletak pada sumber daya manusianya yang unggul dan kepastian hukumnya yang hebat. Bisnis sangat kondusif disini.
Singapore adalah pusat keuangan Asia. Pusat industri manufaktur termasuk minyak, kimia, logam dan seterusnya,semua bahan baku diimpor. Bahkan air tawarpun Singapore impor dari Malaysia, sayur mayur sebagian besar dari Indonesia, kebutuhan pokok lainnya dari malaysia.
Jumlah turis ke Singapore sekitar 13.5 juta, 2 kali lipat turis yang ke Indonesia. Padahal tak ada yang bisa dilihat di Singapore kecuali shopping center yang habis dikelilingi sekitar 6-7 jam itu tidak menarik sama sekali. Tapi turis datang kesana untuk shopping, berjudi & deal bisnis.
Sebagai kota keuangan dan perdagangan, Singapore tahu prioritas utama mereka adalah SDM yang unggul dan kepastian hukum. Semua taat hukum. Ancaman terbesar Singapore : Malaysia dan Indonesia. Malaysia tidak begitu ditakuti karena ada hubungan historis. Sebelumnya Singapore bagian Malaysia. Indonesia dinilai sebagai ancaman nasional Singapore terkait dua hal : militer dan ekonomi. Untuk menghadapinya, Singapore harus bisa memperlemah RI.
Jaman soekarno, RI jadi mimpi buruk Singapore. Jaman Suharto, Singapore aman karena Suharto adalah mentor Lee Kwan Yew. Suharto Toako. Abang. Ketika Suharto jatuh dan Habibie naik, Lee Kwan Yew panik. 
Ditemui Habibie. Mau bangun komitmen. Habibie menolak. RI pasti dirugikan. Apalagi Habibie punya mimpi Sabang, Batam dan Bintan akan kalahkan Singpore. Di mata Habibie, Singapore tidak ada apa-apanya. Mudah dikalahkan. Habibie juga geram dan marah pada Singapore yangg selama ini dinilainya "menghancurkan RI" secara halus dan sistematis. Lee Kwan Yew meradang. Lee Kwan Yew dipastikan punya andil dalam kejatuhan Habibie melalui penolakan laporan pertanggungjawaban MPR. Setidaknya LKY bantu uang dan opini.
LKY senang dengan SBY karena agenda SBY adalah agenda barat yang jadi sekutu utama Singapore. SBY adalah "adik kandung" LKW. Singapore aman. Sebab itu Singapore berkepentingan SBY langgeng. Dan siapapun penggantinya harus dipastikan menguntungkan Singapore. Aburizal Bakrie pun menghadap k esana. Sekarang Bakrie dan Lee Hsien Loong sibuk bangun komitment. Salah satunya adalah Defense Cooperation Agreement dan ekstradisi. Bakrie minta dukungan Singapore.
Sistem ekonomi kita salah kaprah membuat RI mudah disetir Singapore. Teman saya yang bankir Singapore pernah bilang, untuk goyang RI mudah banget. Singapore cukup mainkan US$ 500 juta - US$ 2 milyar di pasar uang/modal, bursa RI jungkir balik. Singapore bisa "goreng-goreng" saham atau rupiah. Untukk kepentingan politik dan "insurance", Singapore memiliki cadangan rupiah triliunan yang setiap saat bisa dijadikan senjata "goyang" RI.
RI yang menuhankan sektor moneter (bukan sektor riel) dan sangat tergantung pada indeks / kurs jadi kelemahan besar bagi ketahanan nasional. 
Cadangan devisa kita memang sudah tembus US$ 100 milyar. Tapi itu hanya cukup biaya 3 1/2 bulan impor. Rentan digoyang oleh power Singapore. Ketergantungan RI terhadap barang konsumsi ex spore termasuk BBM, bikin RI seperti TV raksasa tapi Singapore sebagai remote controlnya. Singapore memang tidak secara langsung "menghancurkan" ketahanan ekonomi RI ( moneter, pangan, energy dll) tapi melalui lembaga-lembaga keuangan Internasional. 
Agenda-agenda jahat Singapore "dititipkan" melalui tangan-tangan Asian Development Bank, World Bank, IMF, dan sebagainya. LOI2 yang dititipkan di RI dengan IMF tak lepas dari kepentingan Singapore. Kebijakan-kebijakan pemerintah RI seperti kelonggaran ekspor bahan baku, pajak yang rendah atas CPO, batubara, dan seterusnya adalah agenda Singapore. Penolakan keras lokalisir judi di RI juga peran Singapore. Uang besar dan lobi-lobi Sngapore akan masuk ke RI jika RI mau setujui lokalilasi judi. Pariwisata dan judi terkait erat. Keduanya punya kontribusi 7% terhadap GDP Singapore dan akan jadi 15% pada 2020 yang akan datang. RI ancaman serius.
WNI keturunan Tionghoa, konglomerat-konglomerat termasuk yangg pribumi bahkan pejabat-pejabat tinggi kita banyak hobi judi. Sudah budaya. Mereka yang klien kasino Singapore. Singapore dengan cara yang canggih akan pertahankan kerapuhan ekonomi RI. 
Jika ekonomi lemah, militer pasti lemah. Tidak ada uang modernisasi. Singapore juga diyakini sebagai "donatur" teroris-teroris di RI, Malaysia, Filipina. 
Melalui strategi intelejen deception, uang itu mengalir ke teroris. Kontak saya, Warga Negara Singapore pernah menyebutkan bahhwa mereka tahu ada pelatihan teroris di Johor Bahru, Aceh, Solo, Poso, Mindanao dan seterunsya. 
Teroris-teroris Islam garis keras itu "diperhatikan, diamati dan dibina" oleh intelejen Singapore. Suatu saat bisa dimanfaatkan untuk kepentingan mereka. Tujuan mereka ( Singapore) hanya 1 : Timbulkan instabilitas RI jika diperlukan. Ini bagian dari pelemahan ekonomi RI. Sebab itu tidak heran, dalam jaringan terorisme Indonesia selalu ada keterlibatan "teroris" warga negara Singapore. Data-datanya kita miliki.
Sekarang RI belum jadi ancaman Singapore. Tapi jika RI mau kembangkan Batam, Bitung, Bintan, Sabang, Singapore akan bereaksi. 
Mereka hantam RI. Demikian juga jika RI mau stop ekspor bahan baku : CPO, karet, batubara, mineral dan sebagainya atau mau naikan pajak ekspornya secara ekstrim. 
Apalagi jika RI mau bubarkan petral, bangun kilang minyak dan produk turunannya, bangun storage dan seterusnya.Singapore akan bereaksi hantam RI. Singkatnya, Singapore akan gunakan segala cara agar negaranya bertahan jadi Hub, trader dan broker ekonomi dunia. Arah pembangunan Dan kebijakan RI TIDAK BOLEH membahayakan kepentingan nasional Singapore. RI harus terus jadi penyangga ekonomi Singapore.
Singapore jadi surga para koruptor RI yang buron atau yang simpan uang disana. Baik legal atau tak legal. Langsung atau via transfer pricing. Selain kekayaan para koruptor, buronan, konglomerat RI yang rata2 US$ 8 milyar masuk ke Singapre per tahun, posisi ini juga untungkan Singapore. Para koruptor buronan RI, meski sudah buron tapi tetap menjalankan bisnisnya di RI via kaki tangannya. 
Mereka diback up penuh oleh Singapore. Bahkan banyak uang haram hasil korupsi di Indonesia yang disimpan di Singapore kemudian balik lagi ke RI an. investor asing alias PMA. Agar tidak menyolok dan menimbulkan kecurigaan, PMA itu bisa saja berbaju USA, Eropa, Cina dan lain-lainl padahal itu dari Singapore. Intinya, Singapore itu punya kebijakan khusus terhadap RI demi menjaga kepentingan nasionalnya. Negara yang lebih kecil dibandingkan Jakarta.
Apakah kebijakan RI stop pasir atau tanah ke Singapore itu tepat? Bisa halangi perluasan daratan Singpore? MIMPI !!. Singapore dengan sangat mudah beli pasir/tanah melalui Malaysia, Thailand bahkan Australia. Pelarangan itu tidak ada efek, malah rugikan devisa. 
Hasil tambang kita seperti nikel, bauksit, batubara dan seterusnya, .bahkan BBM yang bersubsidi pun banyak ditampung oleh Singapore. Mereka cukongnya. Maka tak heran kenapa Singapre bisa jadi pengekspor Timah karena bauksitnya curian mereka tampung dan modali para pencurinya. Dan hebatnya lagi, Singapore seperti tahu kebutuhan koruptor RI. Mereka cetak sin $ nominal 1000 & 10.000. Agar mudah suap menyuap di RI. Padahal pecahan $ 1000 atau $ 10.000 itu langka dan jarang banget digunakan sebagai alat pembayaran di Singpore. Di RI banyak banget tersedia.
Itulah potret negera Singapore yang maju dan jadi negara termakmur ke 4 di dunia. Pemimpinnya amanah, keras dan cerdas. Tidak seperti pemimpin RI. Bapak Singapore tahu persis, negara hanya bisa maju jika tercipta budaya hukum ditengah-tengah rakyatnya. Budaya hukum timbul dari patuh hukum. Patuh hukum tercipta karena rakyatnya takut melanggar hukum. Takut langgar hukum karena sanksi hukumnya sangat keras, tegas dan adil.
Dulu Singpore adalah pulau kecil yang kumuh, jorok, sarang mafia, penjahat dan kriminal. Semua ditertibkan LKY dengan penegakan hukum yang keras. Setiap pelanggar hukum diganjar seberat2nya. Banyak yang dihukum mati. Disiarkan di media-media secara berulang-ulang, terus menerus. Rakyat takut. Rakyat Singpore menyaksikan setiap saat bagaimana penjahat dihukum. Mereka tahu akibatnya jika mereka melanggar hukum. Budaya hukum terbentuk. 
Itulah negara Singapore yang ibarat sebuah titik lalat di tubuh kita. Malaysia, Korea, Taiwan dan lain-lain, semua maju karena sukses penegakan hukum.
Sementara di Indonesia, hukumnya hancur, korup. Aparat hukumnya apalagi, sangat korup. Presidennya? Masya Allah.
Diolah oleh Tim Riset Global Future Institute

1 komentar: