Kamis, 05 April 2012

Gunter Grass: Serangan Israel ke Iran Picu Perang Dunia Ketiga



(IRIB Indonesia/RA)

Pemenang Nobel Sastra Jerman, Gunter Grass membela pernyataannya terkait rezim Zionis Israel. Dia mengatakan, serangan militer Tel Aviv terhadap Iran dapat memicu Perang Dunia III.
"Jika Israel menyerang situs nuklir Iran, mungkin dengan bom konvensional dan hulu ledak nuklir, maka dapat memicu perang dunia ketiga," kata Grass pada Kamis (5/4) sebagaimana dikutip kantor berita DPA.
Dalam sebuah puisi kontroversial berjudul "Apa yang harus dikatakan", di mana telah diterbitkan di koran Jerman, Süddeutsche Zeitung pada Rabu (4/4), Grass menyatakan keprihatinannya atas konsekuensi dari rencana Israel menyerang Iran.

"Mengapa saya mengatakan sekarang bahwa kekuatan nuklir Israel membahayakan perdamaian dunia yang sudah rapuh? Karena hal itu harus dikatakan, dan mungkin akan terlambat jika dikatakan besok, " tulis Grass.
Grass pada Kamis menambahkan, menyebut Israel dengan panggilan "tenaga nuklir" adalah hal yang tabu di Jerman tetapi saya tidak ingin lagi bergabung dalam kebungkaman umum.
Puisi tersebut telah menimbulkan kemarahan Israel. Kedutaan Besar rezim Zionis di Berlin pada Rabu (4/4) mengeluarkan pernyataan anti-Grass.
Dalam mengungkapkan simpatinya kepada Israel, Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle secara terang-terangan menuduh Iran berupaya mengejar senjata nuklir dalam aktivitas nuklir damainya dan menggambarkan negara itu sebagai ancaman bagi Israel dan seluruh wilayah.
Gunter Grass mengatakan bahwa dirinya telah menerima tumpukan pesan mendukung setelah puisinya dipublikasikan dan mengkritik media di negaranya karena mencoba untuk meluncurkan kampanye yang mencoreng nama baiknya.
Grass memenangkan Hadiah Nobel pada tahun 1999. Novel 1958-nya­­ "The Tin Drum" adalah mengisahkan sebuah surat dakwaan dari pola pikir Jerman di era Nazi.
Israel adalah satu-satunya pemilik senjata nuklir di Timur Tengah dan tidak pernah mengizinkan fasilitas nuklirnya untuk diperiksa inspektur Badan Energi Atom Internsional (IAEA) serta tidak bersedia bergabung dengan Perjanjian Non-Proliferasi (NPT).
Menurut survei pada tahun 2011 yang dilakukan oleh Yayasan Friedrich Ebert bermarkas di Berlin, lebih dari 50 persen masyarakat Eropa percaya bahwa Israel adalah ancaman paling serius terhadap keamanan global.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar