Senin, 09 Juli 2012

Demi Kepentingan Asing, Pemerintah dan PT Sorikmas Mining Berkolaborasi Menjarah Emas Di Mandailing Natal



Berikut saya paparkan Penjarahan emas oleh asing Di Kab. Mandailing Natal Sumut. Paparan ini diberi judul “Demi Kepentingan Asing, Pemerintah dan PT Sorikmas Mining Sedang Berkolaborasi Merancang Bencana Besar & Menjarah Emas Di Kab. Mandailing Natal, Sumut, Indonesia. Saya akan membuka paparan ini dengan mengutip Pidato Presiden Kostarika Abel Pacheco, Pada Juli 2002.


"Kami punya banyak alasan untuk MEMBATALKAN Kontrak-Kontrak Tambang itu, dan seandainya perusahaan-perusahaan tambang itu MENGGUGAT kami untuk membayar kompensasi, hal itu jauh lebih murah daripada harus membayar kerugian bangsa & lingkungan hidup negara kami”.
Pertama saya mohon maaf kepada semua kawan yang di lapangan, baik yang pro kepada keberadaan tambang PT SMM di Kab Mandailing Natal juga yang kontra. Adapun permintaan maaf ini saya rasa perlu saya sampaikan karena sekarang yang dapat saya lakukan barulah berjuang. Dengan memberikan pencerahan, menulis, dan mengajak orang berpikir melalui media ini, untuk sebuah gerakan pencerahan. Kalau Tuhan mengizinkan saya ada kesempatan, maka saya akan berada di barisan paling depan berdemonstrasi menolak keberadaan tambang asing. Serta Untuk mengusir keberadaan PT SMM di Kabupaten Madina, karena hanya memiskinkan rakyat.
Meskipun begitu saya bukanlah mau membuat kubu-kubu siapa yang bergerak di lapangan dan siapa yang bergerak di dunia maya. Yang dapat saya sampaikan adalah bahwa kedua gerakan ini sama-sama perlu dan harus saling bersinergi.
Dari info yg saya dapatkan,ada satu kesimpulan bahwa industri tambang sejenis ini, hanya merusak lingkungan,dengan cara merampok SDA kita. Seperti tambang emas, mineral dan migas hanyalah memberikan keuntungan pada segelintir orang (terutama asing, dan pejabat pemerintah). Sebaliknya mendatangkan bencana kepada masyarakat yang berdiam di sekitar sebuah area pertambangan. Banyak kasus dan bukti soal pernyataan saya ini, seperti PT. Lapindo Berantas, PT. Newmont, dan PT. Freeport dll.
Kegiatan eksplorasi emas di Kabupaten Mandailing Natal sebenarnya sudah berlangsung sejak lama, karena memang by desain asing. Dengan memanfaatkan dan mengiming imingi masyarakat sekitar dengan cara menawarkan pekerjaan, memecah masyarakat, dsb.
Beberapa waktu yang lalu saya kebetulan memiliki kesempatan berbicara dengan dua orang informan saya yang mengetahui detail tentang persoalan ini. Mereka bercerita bahwa aktivitas tambang akan dibuka di sekitar desa Tambiski/Hutabargot, Jambur Padangmatinggi, serta Huta Godang Muda. Meskipun mereka tidak tahu tahapannya seperti apa, tetapi saya membandingkan informasi lapangan dari mereka dengan informasi yang saya dapat dan yang layak dipercaya, sebab informan saya ini adalah orang dalam dari PT tersebut.
Akhirnya penelusuran tersebut membawa saya pada perusahaan SIHAYO GOLD LIMITED (SGL). Sebelumnya bernama Oropa Limited, inilah yang sekarang memegang saham 75% pada PT SMM, selain juga 25 % PT. Aneka Tambang (BUMN). Saya juga menemukan beberapa laporan perusahaan, salah satunya bertajuk Quarterly Report, yang menyatakan dan menyampaikan For the Three Months Ending 30 June 2010, Sihayo Pungkut Gold Project Indonesia (75%), PT. Aneka Tambang (BUMN) 25 %.
Selanjutnya akan disebut dokumen A, Dalam laporan empat bulanan tersebut CEO SGL, Paul Willis, menyampaikan pernyataan seperti berikut : Hasil pemboran sisipan dan model cadangan baru sangat menjanjikan, meningkat sangat berarti pada level yang layak secara ekonomi. Cadangan baru ini menjadi dasar yang kuat bagi Studi Kelayakan Defnitif yang sedang berlangsung.
Dan perusahaan sekarang sangat percaya diri untuk melanjutkan proyek ke arah produksi dan akhirnya melakukan Eksploitasi. Dan perusahaan sekarang sangat percaya diri untuk melanjutkan proyek ke arah produksi dan akhirnya melakukan Eksploitasi.
Dari pernyataan Paul Willis tersebut, maka menjadi jelas bahwa informasi yang saya dapatkan dari kedua orang yang saya temui di atas benar adanya. Hal lain yang ingin saya sampaikan adalah, ketika saya ngobrol dengan 2 orang informan yang saya ceritakan di atas, dalam sebuah kesempatan. Mereka menyatakan pernah mendengar bahwa tambang PT SMM kelak tidak akan berbahaya, karena lokasinya kecil saja.
Heeehee penipu, waktu itu saya tertawa dalam hati, karena saya tahu pasti akan dampak kehancuran alam & lingkungan akibat dampak penambangan ini. Sekarang saya kehilangan minat tertawa, begitu melihat fakta sebenarnya, karena ternyata wilayah PT SMM sangat luas, dan mengakibatkan kehancuran. Setelah mengkaji permasalahan luas area tersebut, maka selanjutnya kita akan melihat seperti apa model cebakan mineral yang diburu oleh PT SMM.
Pada salah satu keterangan di Dokumen B disebutkan bahwa unit batuan Jasperoid berada pada kedalaman ratusan meter di bawah tanah. Itu artinya, kalau PT SMM mau mengambil unit ini, mereka akan menggali sedalam ratusan meter ke dalam tanah. Alias akan muncul lobang lobang besar menganga dengan kedalaman ratusan meter, luaaar biasa ... pada luasan dengan diameter 500 meter. Singkat kata, PT SMM sebenarnya sedang menyiapkan lubang lubang raksasa, seperti "Kuburan massal" di daerah Hutabargot, Mandailing Natal.
Menurut penelitian, apa yang sedang dirancang oleh PT SMM di Kabupaten Madina, lebih mematikan dari Freeport di Papua. Karena di Papua, Freeport menggali lobang di daerah yang populasi rendah dan bukan di populasi yg tinggi. Untuk tidak mengatakan omong kosong (kita tidak usah dulu bicara lingkungan, ekologi, dan keanekaragaman hayati, bicara manusia aja dulu).
Saya juga punya data soal populasi awal di Eastberg (nama gunung yang dikeruk Freeport) sebelum Freeport masuk ke sana/Papua. Setelah diadakan diadakan sebuah penelitian, populasi di sekitar Desa Hutabargot dan Panyabungan Kab Mandailing Natal ternyata lebih tinggi apabila dibandingkan dengan populasi, baik penduduk maupun flora & fauna yang ada di sekitar Eastberg sebelum Freeport masuk.
Dan pada akhirnya lobang-lobang pun bertambah besar dan bertambah banyak di sekitar lokasi, sementara kuku-kuku asing makin kuat mencengkeram tajam. Termasuk dengan cara mengkooptasi pemimpin lokal yang mau menjual tanah tumpah darahnya hanya demi kepentingan asing dan materi buat pribadi. Melihat model yang sedang dibangun oleh PT SMM, besar kemungkinan pola di Freeport akan mereka kerjakan juga di Mandailing Natal. Apalagi PT SMM juga sudah memegang kontrak karya untuk wilayah di Kecamatan Kotanopan, Ulupungkut dan Muara Sipongi (Madina bagian selatan).
Dgn demikian, jangan heran kalau nanti mulai dari Panyabungan hingga Muarasipongi menganga lubang2 raksasa yang berserakan dimana mana. Sedangkan Emas2 hasil rampasan dari BUMI PERTIWI INDONESIA di terbangkan utk membangun "HUTAN HUTAN BETON" di luar Negeri sana, sadis. Sementara RAKYAT BUMI PERTIWI dibiarkan berkubang dengan Kemiskinan, padahal negara ini kaya raya, namun sengaja DIMELARATKAN OLEH ASING. PEMERINTAH & ASING telah berselingkuh untuk sengaja memiskinkan rakyat. Paparan ini hanyalah diagnosa awal yang dapat saya berikan.
Kalau ada data baru, saya akan dengan senang hati berdiskusi dan memberi pencerahan kepada anda sekalian. Sekian dan terima kasih, bagi yang sudah sudi menyimak kiranya agar paparan sederhana ini dapat di sosialisasikan kembali agar menjadi pembelajaran.


Sumber:  @Zorro2122

Tidak ada komentar:

Posting Komentar